Last day of Ramadhan 2021
Katakanlah gue setengah ngarang waktu ngajakin Inez lebaran di rumah gue.
Enggak deng, itu mah ngarang banget.
Jelas ajakan itu ditolak mentah-mentah sama Inez. Dia bilang, "Lah? Siapa gue gitu lebaran di rumah orang?" sambil tertawa kecil.
Gue balas pake kalimat, "Dih, gue juga ngasal aja kali, ngajakin elo,"
Tapi begitu tahu jadwalnya kosong di libur lebaran ini, dan juga cerita dari veteran BGI yang bilang kalo komplek ini selalu sepi di hari lebaran, gue langsung ambil tindakan. Nggak pake lama, gue telpon Ibu buat minta izin memboyong tetangga depan rumah ini, yang untung aja diiyakan. Ibu juga ikut ngebujuk Inez karena tu anak nggak semudah itu untuk diajakin bertamu kerumah orang lain.
Dan akhirnya dia mau.
"Duh, gue jadi sering banget nggak sih, ngintilin elo kemana-mana," ucap Inez di pertigaan terakhir sebelum sampai di rumah Ibu. Angka pada jam digital di dashboard mobil menampilkan 18:34. Anak satu ini tadi minta additional stop di sebuah toko kue, biar datang ke rumah nggak bertangan kosong. Alhasil perjalanannya agak molor dan bikin kami kehilangan kesempatan buka bersama terakhir bareng keluarga gue.
"Baru sadar?"
"Elo yang maksa ya anjir,"
"Astaghfirullah ukhti. Sekarang udah 1 syawal loh, masa lebaran udah ngumpat aja sih?"
Gue menyengir lebar kala ia mendecak, dibarengi dengan matanya yang memutar malas. "Udah terlanjur basah juga. Sekalian nyebur aja," balas gue ke kalimatnya tadi.
"Satu hal aja, ini serius. Beneran serius," lanjut gue. "Jangan panggil Ayah di depan keluarga gue,"
"MANA BISAA?!"
"YA MAKANYA DICOBA!"
"Heh, dari awal kita kenal, lo tuh udah dipanggil ayah-ayah gitu ya terus lo bakal expect gue bisa ngerubah panggilan dalam semalam? Jangan ngimpi!"
Astaga, tau gitu gue biarin aja anak ini membusuk di kompleks pas hari lebaran.
🏘🏘🏘
"Oh, jadi ini toh kamarnya seorang Sahya Januarga?"
Samar-samar di luar suara headphone, gue mendengar suara lain dari jarak agak jauh. Bener aja, setelah ditengok, ada Inez di depan pintu. Kepalanya doang yang masuk, celingak-celinguk mengamati pemandangan sekitar.
Pas baru sampai tadi, Inez udah heboh diperlakuin layaknya tamu jauh. Ditawarin makan segala macem, diajak house tour, diliatin koleksi bunga anggreknya Ibu, nggak lupa diajakin main sama dua anaknya Mbak Rani. Gue? Ya langsung masuk kamar lah.
Dan baru ini kita ketemu lagi.
"Hmm? Kenapa?"
"Dipanggil Ibuk tuh, dari tadi. Lo dipanggilin nggak nyaut,"
"Oh sorry, nggak denger. Gue matiin PC dulu,"
Kembali menatap ke arah layar, gue jadi nggak sadar kalau Inez sudah masuk lebih dalam. Nggak tau liatin apa, karena barang gue kebanyakan udah dipindah ke rumah yang onoh.
"Buset, gue baru tau lo suka jeketi ya dulu?"
"Dulu lo ketua himpunan? Bentukan lo begini?"

KAMU SEDANG MEMBACA
TETANGGA - SUNGJIN DAY6
FanfictionMapan, Tampan, Rumah Cicilan. Nggak papa, yang penting atas nama sendiri. - Sahya, 28thn Keseharian Sahya setelah ajuan KPRnya dikabulkan. Sekarang sedang berusaha menyesuaikan diri di lingkungan perumahan. Bismillah, semoga tetangganya nggak suka m...