"Kak bangun woyyy, udah siang ini" suara gedoran pintu terdengar begitu keras, entah sudah berapa kali Gracio menggedor pintuk kamar kakanya itu.
Sedangkan yang berada di dalam masih terlelap tanpa sedikitpun terganggu dengan suara berisik yang di hasilkan oleh adiknya itu
"Miiii kak Shanju gak mau bangun nihh" teriakan Gracio menggelegar sampai ke telinga Vera yang tengah membersihkan dapur setelah acara memasaknya
Dengan tengan yang masih basah itu dia berjalan menuju lantai atas dimana kamar sang anak sulungnya itu berada, tak lupa membawa kunci cadangan yang tersimpan di tempat khusus penyimpanan kunci
"Gamau bangun tuh Mi marahin aja, sampe sakit nih tangan Gege gedornya" kompor Gracio saat melihat Mama nya itu memutar kunci kamar Shania
"SHANIA JUNIANATHA!! BANGUN SENDIRI ATAU MAU MAMI SIRAM KAMU" teriakan Mama nya itu membuat Shania terbangun dengan wajah panik dan dengan kecepatan seribu langkah dia berlari menuju ke kamar mandi
"Hahah syukurin lo kak, jadi cewek kok kebo banget heran" Gracio berjalan meninggalkan kamar kakaknya itu, menurunin tangga menuju kearah meja makan yang ternyata sudah ada Harlan yang tengah membaca koran dengan secangkir kopi yang masih mengepul
"Kakak kamu udah bangun Gre" matanya tak lepas dari koran yang tengah dibacanya, menyesap kopi itu
"Udah Pi, udah dimarahin juga tuh sama Mami" kegiatan Gracio yang tengah mengambil lauk pauk terhenti sebentar untuk menjawab pertanyaan sang Papa
Suasana kembali hening kedua lelaki itu sama-sama sibuk dengan kegiatannya masing-masing, tidak ada bincang basa-basi sekalipun.
Hari ini adalah hari minggu, hari libur yang sebagian orang memanfaatkannya untuk berkumpul dengan keluarga tercintanya. Berlibur ke luar kota atau hanya sekedar makan di restoran guna menjaga keharmonisan keluarga.
"Pagi Papi" sapa Shania yang baru saja duduk di kursinya tangannya terulur menggapai beberapa makanan yang ada di hadapannya
"Pagi juga sayang"
"Hari ini kita jadi ketempat Oma kan Pi?" Vera yang tengah mengambilkan makanan untuk suaminya itu bertanya tanpa menghentikan kegiatannya
"Iya jadi, Mama udah nelponin aku dari pagi nih"
"Loh kok Papi sama Mami gak bilang dulu sih Shani hari ini ada janji sama Boby"
"Mami udah bilang ya kak sama kamu dari hari kamis, masa kamu lupa"
"Ngga loh Mami gaada bilang sama Shania" Shania mendengus kesal karna dia yakin acaranya dengan kekasihnya itu sudah dipastikan akan gagal
"Yaudah sih kak, kamu ajak aja Boby nya" ucap Harlan melerai
"Ge juga ada latian band hari ini" ucap Gracio enteng dengan masih fokus pada makanannya tanpa melihat ketiga orang yang tengah menatapnya tajam
"Ini lagi ikut-ikutan, Nggak yah gaada keluar keluar, kalian gak kasian apa sama Oma kalian yang udah kangen banget sama kalian pengen liat cucu-cucu nya" nada tegas Harlan membuat Shania dan Gracio langsung mengangguk pasrah
Gracio terlihat berlari disebuah lorong sepi, sesekali dia melihat kearah jam tangannya memastikan tidak telat masuk kelas. Keringat mengucur didahi dan pelipisnya saat Gracio sudah sampai di depan kelasnya, XII IPA 1.
Menormalkan detak jantungnya dan sedikit merapikan penampilannya, sebelum akhirnya mengetuk pintu perlahan
"Ahh elah gue kira udah guru" decakan terdengar dari mulutnya ekspresi tegang yang tadi terlihat kini berganti menjadi datar. Sia-sia saja dia berlari
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello!! It's Me Gracio (End)
RomanceMenyembunyikan perasaan bukan lah hal mudah bagi kebanyakan orang. Begitupula dengan Gracio yang ternyata sangat pandai merahasiakan perasaan suka pada sahabat kakaknya yaitu Shani. Bukan karena Gracio tidak berani menyatakan perasaannya, tapi dia l...