*
Hari-hari terus berjalan dengan masalah-masalah yang selalu saja ada dihubungan Shani, pertengkaran-pertengkaran kecil yang terjadi kadang membuat Shani lelah menjalaninya ditambah dengan keberadaan Vino yang sering menghilang tanpa kabar
Siang itu Vino berjanji akan menjemput Shani yang sedang berada di perpustakaan pusat, namun dia seakan dibuat menunggu hampir 3 jam karena Vino sulit untuk dihubungi
"Shan ngomong dong jangan diem aja, aku kan udah minta maaf sama kamu" Vino terus membujuk Shani yang melakukan aksi diamnya itu
Saat ini mereka tengah berada didalam mobil dengan Shani yang memasang mode silent sejak masuk kedalam mobil Vino
"Maafin aku, tadi aku lupa ngabarin kamu kalo aku ada meeting dadakan" Tangannya berusaha meraih tangan Shani namun dengan cepat di tepis dengan kasar, melihat itu Vino pun menepi kan mobilnya
"Kok kamu jadi kasar gini sih Shan? Aku udah minta dari tadi loh sama kamu" Nada suara Vino mulai meninggi karena kesal sedari tadi ucapannya tidak pernah ditanggapi oleh Shani
"Kamu pikir pake otak kamu, aku nunggu 2 jam lebih disana Vin apa susahnya sih kamu ngabarin kalo gak bisa jemput aku"
Shani akhirnya bersuara dengan tatapan tajamnya dia menatap Vino yang tengah menggusar rambutnya, mungkin merasa dirinya salah karena tidak mengabari Shani. Vino pikir Shani akan langsung pulang
"Kamu sadar gak sih akhir-akhir ini tuh berubah?"
"Berubah gimana sih maksud kamu?" Bukannya menjawab Vino malah balik bertanya pada Shani yang langsung menaikkan sebelah alisnya tidak habis pikir dengan pertanyaan Vino
"Kamu pikir aja sendiri, aku capek sama kamu" Setelah mengatakan itu Shani langsung keluar dengan menutup kencang pintu mobil, melihat itu Vino pun langsung keluar mengejar Shani
"Shan tunggu, kamu gak bisa dong seenaknya main pergi kaya gini"
"Lepas" Shani terus berusaha melepas cengkraman Vino dipergelangan tangannya
"Jangan kayak anak kecil kaya gitu bisa gak? Cepet masuk mobil"
"Aku bilang aku gamau, lepasin Vin" Cengkraman pada pergelangannya yang semakin kuat itu membuat Shani meringis kesakitan matanya mulai berkaca-kaca
"Kalo dia udah bilang gamau, lo gausah maksa" Sebuah suara yang sangat Shani kenali tiba-tiba muncul dan menghentikan aksi Vino yang berusaha menariknya masuk kedalam mobil
Vino yang memang sebelumnya sedang emosipun memukul Gracio cukup keras setelah tersulut perkataan Gracio yang menyebutnya berlaku kasar pada wanita.
Perkelahian pun tak bisa di hindarkan, tempat yang tidak banyak orang lewat menyebabkan tidak ada nya yang memisahkan
Pukulan demi pukulan yang diterima oleh Vino membuat Shani histeris karena tidak biasa melihat orang berkelahi seperti itu, tangisnya semakin pecah berusaha minta tolong juga percuma karena daerah itu cukup sepi
Akhirnya dia berusah menghentikannya dan teriakannya berhasil menghentikan gerakan tangan Gracio yang ingin meninju wajah Vino. Mereka berdua melihat kearah Shani yang tengah terisak
Shani semakin menunduk tangisnya tak mau berhenti, dia mendengar langkah kaki yang diseret mendekat lalu memeluknya dengan erat berusaha menenangkannya. Bukan, bukan pelukkan ini yang sebenarnya ia harapkan
Shani mengharapkan pelukkan dari Gracio bukan Vino untuk saat ini entah mengapa hatinya menginginkan Gracio yang berada di dekapannya. Dengan berat hati Shani membalas pelukkan Vino setelah Vino meminta maaf atas perlakuan kasarnya
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello!! It's Me Gracio (End)
RomanceMenyembunyikan perasaan bukan lah hal mudah bagi kebanyakan orang. Begitupula dengan Gracio yang ternyata sangat pandai merahasiakan perasaan suka pada sahabat kakaknya yaitu Shani. Bukan karena Gracio tidak berani menyatakan perasaannya, tapi dia l...