Gemericik hujan terus terdengar seiring waktu yang terus berjalan tanpa henti, jam dinding sudah menunjukan pukul 16:00 tepat. Terlihat seorang pemuda sedang duduk sendiri disalah satu sudut caffe di pinggiran kota yang terkenal dengan julukan kota kembang ini.
Berkutat dengan laptop yang ada di hadapannya sesekali ia menyesap kopi panas yang mulai menghangat karna dinginnya cuaca diluar.
*criing
suara lonceng dipintu caffe terbuka dan memperlihatkan seorang gadis masuk dengan keadaan bajunya yan sedikit basah akibat terkena air hujan. Matanya melirik kesetiap sudut ruangan mencari seseorang.
"sorry yaa.. lama banget pasti"
"eh iya gapapa kok santai aja" ucap seoran pemuda yang terlihat kaget akan kedatangan gadis yang sekarang tengah duduk dihadapannya.
"Gracio yah? Adeknya Shanju?" gadis dihadapan pemuda itu bertanya lagi dan hanya diangguki oleh gracio pemuda yang sedari tadi fokus pada laptopnya.
"ini" Gracio memberikan paperbag pada gadis itu
"kak Shanju dateng telat dia lagi disuruh kekantor sama papi, jadi dia nyuruh gue ngasih ini ke kak shani" lanjutnya. Gadis yang ternyata bernama Shani itupun meraih paperbag itu.
"makasih yaa ee..." ucap Shani tertahan
"Gracio" sela Gracio dengan nada santai dan menyesap kembali kopinya. Seketika keadaan menjadi hening, keduanya sibuk dengan dunianya masin masing.
Gracio dengan laptopnya yang ternyata sedang mengerjakan tugas sekolahnya dengan shani yang berada di hadapannya memandang keluar yang memperlihatkan hujan yang mulai mereda.
20 menit berlalu tanpa adanya pembicaraan diantara dua mahluk ini, hingga akhirnya Gracio mulai merentangkan kedua tangannya keatas guna meregangkan otot ototnya tugasnya sudah selesai dan sudah ia kirim ke guru sejarahnya.
Shani yang melihat Gracio pun hanya melirik sekilas enggan memulai pembicaraan, dia terlihat mengecheck handphonenya yang tergeletak di meja.
"sekolah dimana Gracio?" akhirnya Shani memecah keheningan. Sebenarnya shani sedikit canggung dengan keadaan antara mereka.
Ini kali pertama Shani bertemu dengan Gracio yang merupakan adik dari sahabatnya di kampus, sempat ia merutuki sahabatnya itu yang tak datang-datang
"di SMA 3 kak" Shani mengangguk paham irit banget nih bocah ngomongnya dari tadi batin Shani merutuki setiap jawaban Gracio yang memang dari tadi terlihat irit.
Entahlah ada apa dengan Gracio hari ini yang terlihat lebih kalem dari biasanya, yaa sosok seorang Samuel Gracio Harlan yang setiap harinya selalu dengan tingkah pecicilan, jail dan manja itu seakan hilang ditelan kebumi entah kemana.
Atau mungkin sikapnya kali ini disebabkan oleh sosok gadis berparas cantik didepannya ini? Entahlah hanya gracio yang tau.
Shani Indira Natio gadis berparas cantik yang sedikit terlihat oriental itu kini sedang menatap seorang lelaki yang tengah duduk menyesap kopi dihadapannya, sesekali ia tersenyum tipis melihat gracio yang menurutnya terlihat tampan dari manapun dilihatnya, terutama side profile miliknya yang sangat shani sukai itu.
Keheningan diantara keduanya pun akhirnya terpecahkan oleh seseorang yang dengan tiba tiba duduk, keduanya pun menoleh bersamaan melihat orang itu yang ternyata adalah Shania Junianatha Harlan
"sorry ya beb gue lama" ujarnya sambil meminum minuman Shani
"lo gak di jailin kan sama ni bocah tengil" lanjutnya setelah menghabiskan minuman Shani dan mendapat tatapan tajam dari Shani
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello!! It's Me Gracio (End)
RomanceMenyembunyikan perasaan bukan lah hal mudah bagi kebanyakan orang. Begitupula dengan Gracio yang ternyata sangat pandai merahasiakan perasaan suka pada sahabat kakaknya yaitu Shani. Bukan karena Gracio tidak berani menyatakan perasaannya, tapi dia l...