14.NOT THE END || DOREN

1.8K 173 2
                                    

.
.
.

"Hyung."

Panggil Renjun pada kekasihnya, Kim Doyoung yang saat ini tengah sibuk dengan laptopnya, mengerjakan tugas mungkin?

Renjun menghela nafas saat tak ada respon dari sang kekasih.

Sudah berjam-jam Renjun berada di apartemen kekasihnya, namun sedari tadi kekasihnya itu hanya sibuk dengan laptopnya. Dan berakhirlah Renjun yang hanya berguling-guling tidak jelas di ranjang sang kekasih.

Renjun memperhatikan wajah sang kekasih lamat-lamat. Kekasihnya ini terlihat sangat tampan jika dilihat dari samping, apalagi wajah serius dengan kacamata yang bertengger apik membuat kekasihnya ini berkali-kali lipat lebih tampan.

Namun sedetik kemudian Renjun tersenyum sendu, ia pasti akan segera merindukan kekasih serupa kelincinya ini.

"Hyung." panggilnya sekali lagi.

Namun masih sama, belum ada jawaban.

Yah, salah satu hal yang menyebalkan bagi Renjun, jika sudah menyangkut tugas, Doyoung akan melupakan sekitarnya, bahkan sang kekasih sekalipun. Tapi meski begitu, Renjun tidak pernah marah pada Doyoung. Karena ia tahu, Doyoung tengah mengejar impiannya, menjadi seorang dokter. Apalagi posisi Doyoung sebagai anak tunggal di keluarganya membuat Doyoung mau tak mau harus meneruskan perusahaan keluarganya di usia muda. Jadi yah, berakhirlah Doyoung yang harus selalu di sibukkan oleh tumpukan kertas entah itu tugas maupun dokumen perusahaan.

Renjun menghela nafas lelah, sebenarnya ia tak masalah jika terus diabaikan, walaupun agak jengkel. Tapi yang menjadi masalah utama adalah sang kekasih yang dari tadi belum berpaling dari laptopnya. Apakah kekasihnya ini sudah makan? Pasalnya saat Renjun bertanya, Doyoung hanya menjawab dengan deheman yang bahkan Renjun tidak bisa mengartikannya.

Hah jika begini, tekadnya untuk pergi dan mengakhiri hubungan mereka semakin menciut.

Apakah sang kekasih akan baik-baik saja tanpa dirinya?

Mengingat sang kekasih sangat acuh terhadap kesehatannya sendiri. Hah, sungguh tidak mencerminkan sikap calon dokter sama sekali.

Renjun berjalan kearah sang kekasih, menarik jemari itu dari laptopnya. Kemudian mendudukkan diri di pangkuan Doyoung, membuat tubuh mungil itu berada diantara meja dan badan Doyoung, sebelum memeluk tubuh kekasihnya itu erat, tak lupa menenggelamkan wajahnya di perpotongan leher sang kekasih.

Doyoung yang mendapat perlakuan seperti itupun terkejut, namun sedetik kemudian ia tersenyum sedih, merasa bersalah karena telah mengabaikan sang kekasih.

Tangan panjang itu ia bawa untuk menutup laptop dihadapannya, sepertinya ia terlalu bekerja keras mengerjakan hingga melupakan sang kekasih, padahal deadline tugasnya masih seminggu lagi.

Tangan itu kemudian beralih memeluk pinggang pemuda mungil di pangkuannya, ikut menenggelamkan wajahnya di bahu sempit sang kekasih.

Ini yang paling Doyoung suka dari Renjun. Daripada perkataan, Renjun lebih suka memberikan perhatian melalui sebuah tindakan. Disaat ia sedang sibuk dengan kertas-kertas dan laptop dihadapannya, Renjun tidak pernah banyak protes. Renjun hanya akan memeluknya seperti sekarang saat dirasa Doyoung telah terlalu lama berkutat dengan tugas-tugasnya. Dan Doyoung sangat menyukai bentuk perhatian Renjun itu.

"Kau harus beristirahat Hyung." lirih Renjun.

Doyoung tersenyum, begitupun dengan Renjun yang merasakan pelukan Doyoung semakin mengerat.

Terdiam lama dengan posisi itu sebelum Renjun menjauhkan wajahnya, begitu pula dengan Doyoung.

Kedua anak adam itu saling berhadapan.

RELATIONSHIP || ALL×RENJUNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang