.
.
.Disebuah taman rumah sakit, tampak dua orang pemuda yang tengah menikmati semilir angin dengan ditemani oleh bunyi gesekan dedaunan. Yang mana semakin memberikan kesan menenangkan bagi keduanya. Tidak ada yang berbicara. Sama-sama menikmati kesunyian yang tercipta diantara keduanya. Hingga pemuda yang memiliki tubuh lebih mungil mulai membuka suaranya.
"Hahh, kenapa waktu terasa begitu cepat?"
Pemuda mungil itu, Huang Renjun, terkekeh. Menyandarkan kepalanya pada bahu pemuda disebelahnya. Kembali menikmati angin yang menerpa wajah pucat namun tetap terlihat manis itu.
Pemuda disebelahnya, Na Jaemin, terdiam. Tak tahu harus menjawab apa. Alih-alih menjawab, kini pikirannya malah berkelana ke masa dimana ia mulai mengenal pemuda mungil disebelahnya ini.
+++
Pertama kali mengenal si mungil ini adalah ketika ia mulai memasuki bangku SMP. Dulu ia adalah orang yang sangat pendiam dan kurang bersosialisasi. Hingga waktu itu datanglah pemuda manis bernama Huang Renjun yang mengajaknya untuk berteman. Dan kebetulan juga mereka satu kelas.
Huang Renjun adalah sosok yang baik, ramah dan sangat periang. Renjun selalu mengajaknya berbicara dan bercerita tentang banyak hal. Sejak saat itu kepribadian Jaemin mulai berubah. Yang dulunya pendiam menjadi lebih cerewet. Yang dulunya kurang bersosialisasi menjadi mudah bergaul dan memiliki banyak teman.
Pertemanan mereka bertahan sangat lama bahkan hingga mereka memasuki bangku SMA. Dan sejak saat itu pula Jaemin mulai menyadari adanya perasaan terlarang yang tumbuh didalam lubuk hatinya. Perasaan yang tak seharusnya tumbuh ditengah sebuah hubungan persahabatan . Perasaan menyenangkan yang juga bisa menghancurkan segalanya saat itu juga.
Berulang kali Jaemin meyakinkan dirinya sendiri bahwa apa yang ia rasakan hanyalah sebatas perasaan sayang pada sahabat mungil nya itu. Tapi semakin ia mencoba meyakinkan, maka semakin jelas pula hal yang selama ini ia takutkan benar-benar terjadi.
Mencintai sahabatnya sendiri.
Iya, Jaemin mencintai Huang Renjun. Jaemin mulai menyadari itu saat ia selalu merasakan dadanya berdebar ketika sedang bersama sang sahabat. Saat awal-awal Jaemin mengira kalau itu adalah suatu bentuk kekaguman kepada seseorang. Namun lama-kelamaan semuanya mulai terasa ganjal.
Jaemin tak hanya merasa dadanya berdebar, namun juga merasakan hal lain seperti perasaan nyaman, hati yang menghangat, dan perasaan bahagia setiap bersama sang sahabat.
Jaemin juga sangat senang saat melihat senyuman sahabat mungil nya itu. Tapi ia juga merasa sesak dan marah saat senyuman itu bukan karenanya, saat senyuman itu bukan ditujukan untuknya, melainkan orang lain.
Namun Jaemin tak bisa apa-apa. Ia terlalu takut untuk mengungkapkan perasaannya. Ia takut sahabatnya itu akan menjauhinya setelah mengetahui bahwa ia memiliki perasaan yang lebih dari sekedar sahabat.
Lama Jaemin memendam perasaannya itu hingga mereka lulus SMA dan masuk Universitas. Dari situ Jaemin mulai menunjukkan perhatiannya yang lebih. Jaemin bahkan tak segan-segan bersikap posesif jika itu telah menyangkut Huang Renjun.
Karena Jaemin sudah tak tahan, sungguh. Memendam perasaan dalam jangka waktu yang lama bukanlah hal yang mudah. Rasanya sangat sesak dan menyakitkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
RELATIONSHIP || ALL×RENJUN
Teen FictionBerbagai kisah tentang Huang Renjun dan orang-orang yang berbeda. -BXB -Renjun × All -Renjun Bottom -Oneshoot/Twoshoot/Threeshoot Jangan sampai salah lapak^^