.
.
.Pintu bercat putih itu terbuka, menampilkan sang adik, Huang Renjun yang tampak berantakan. Matanya sembab, hidungnya memerah, dan jangan lupakan tubuh nya yang bergetar membuat sang kakak, Huang Guanheng, atau biasa orang memanggil Hendery itu terkejut bukan main.
Belum sempat ia menanyakan keadaan Renjun, tubuh tingginya telah lebih dulu diterjang oleh tubuh mungil Renjun. Saking kuatnya bahkan Hendery sampai terhuyung kebelakang.
Mengerti akan situasi, Hendery langsung mengangkat tubuh Renjun ala koala, menutup pintu kamar tak lupa menguncinya kemudian mendudukkan dirinya di tepi ranjang dengan Renjun yang berada di pangkuannya.
Renjun memeluk leher sang kakak erat. Menenggelamkan wajahnya di perpotongan leher sang kakak sambil menumpahkan air matanya kembali.
Hendery memeluk tubuh mungil itu tak kalah erat, membiarkan Renjun puas menangis di dekapan nya sebelum ia menanyakan penyebab sang adik menangis.
Adiknya ini adalah orang yang sangat ceria dan selalu mendatangkan kebahagiaan bagi orang lain. Dan melihat sang adik menangis seperti ini membuat hati Hendery berdenyut sakit.
Siapa yang berani melukai sang adik?
Memikirkan hal itu membuat rahang Hendery mengeras.
Disaat ia rela mengorbankan segalanya bagi sang adik, bisa-bisanya orang itu membuat sang adik menangis kesakitan seperti sekarang.
"Siapa?" tanya Hendery datar.
Mengerti maksud sang kakak, Renjun semakin memeluk Hendery erat sebelum berkata,
"J-jeno" lirih Renjun dengan badan yang masih bergetar.
Mendengar nama itu membuat rahang Hendery semakin mengeras. Lee Jeno, kekasih Huang Renjun. Apa yang ia lakukan sampai membuat adik tercintanya menangis seperti ini?
"Apa yang dia lakukan padamu?" tanya Hendery lagi masih mempertahankan nada datar nya.
"Hiks d-dia mengkhianati ku Hendery, hiks dia bermain di belakang ku, bahkan dia mengasariku hiks."
Hendery menghela nafas kasar.
Ternyata melepaskan sang adik untuk Lee Jeno adalah hal yang salah. Memang sejak awal firasat nya sudah tidak enak tentang pemuda bernama Lee Jeno itu, tapi mau bagaimana lagi, sang adik bilang bahwa ia sangat mencintai pemuda Lee itu, jadi Hendery pikir sang adik akan bahagia.
Namun pemikirannya salah, ternyata Lee Jeno tak lain adalah satu dari miliyaran orang brengsek di dunia ini.
Menegakkan badan Renjun untuk melihat keadaannya sekarang, Hendery dibuat terkejut saat mendapati sudut bibir sang adik yang tampak sobek.
Mungkin karena efek terkejut tadi Hendery jadi tidak menyadarinya.
Mengelus luka itu pelan sebelum menatap sang adik intens,
"Apa Jeno yang melakukannya?" tanya Hendery kini dengan tatapan mengintimidasi.
Renjun semakin menangis, dan itu membuat Hendery tambah sakit.
Sepertinya Hendery tak akan pernah melepaskan sang adik kepada siapapun lagi. Hendery tak akan membiarkan adik tercintanya tersakiti lagi. Hendery akan membahagiakan sang adik, hanya dia yang akan membahagiakan Huang Renjun.
"Aku akan membalas semua perbuatan Jeno kepada mu Injun-ah" ucap Hendery sambil mengelus pipi gembil sang adik.
Renjun menatap sang kakak intens, sebelum akhirnya tersenyum manis meski wajahnya berlinang air mata.
"Aku menyayangimu Hendery..." ucap Renjun tulus.
"Aku lebih menyayangimu, dan aku tak akan pernah melepaskan mu untuk siapapun lagi Huang Renjun." balas Hendery.
Netra serupa rubah itu terpejam saat merasakan bibir sang kakak menempel pada bibir tipisnya. Hendery melumat bibir tipis itu lembut, menghantarkan perasaan yang tidak bisa di deskripsikan menggunakan kata-kata.
Renjun membalasnya, mengalungkan tangannya pada leher sang kakak, ikut menghantarkan perasaan yang sama. Perasaan yang mungkin tak seharusnya hadir antara keduanya.
+++
Setelah kejadian itu, Renjun mengalami demam, sehingga hampir seminggu ia tak masuk kuliah. Dan hari ini ia mulai masuk kuliah lagi.
Namun hari ini ada yang berbeda, kenapa orang-orang menatapnya dengan pandangan aneh? Seperti iba? Memangnya apa yang salah, keluarganya tidak ada yang berduka. Tak ingin ambil pusing, Renjun langsung melangkahkan kaki jenjang nya menuju kelas, tak ingin terlambat karena hari ini dosen akan mengadakan kuis.
Baru saja ia masuk kedalam kelas, ia langsung disambut tatapan khawatir dari sang sahabat, Lee Haechan.
"Astaga. Renjun-ah, aku turut berduka cita atas kematian Jeno." ucap Haechan sambil menggenggam tangan Renjun.
Tunggu. Lee Jeno? Kematian?
"Maksudmu? Kematian Jeno?" tanya Renjun bingung.
"Kau tidak tahu? Bukankah tiga hari lalu kekasihmu itu meninggal dunia karena dibunuh orang tak dikenal?" Tanya Haechan cukup terkejut dengan jawaban Renjun.
Bukankah Renjun kekasih Jeno? Kenapa Renjun tidak tahu?
Oh Lee Haechan, tidak tahu saja kau bahwa Jeno itu sudah bukan kekasih Huang Renjun lagi.
Sedangkan Renjun yang masih terkejut dibuat berpikir keras.
Lee Jeno dibunuh?
End.
KAMU SEDANG MEMBACA
RELATIONSHIP || ALL×RENJUN
Ficção AdolescenteBerbagai kisah tentang Huang Renjun dan orang-orang yang berbeda. -BXB -Renjun × All -Renjun Bottom -Oneshoot/Twoshoot/Threeshoot Jangan sampai salah lapak^^