8.NOT A COINCIDENCE || MARKREN

2K 190 2
                                    

.
.
.

Mark menghela nafas lelah. Terpikir akan perkataan orang tuanya tadi pagi yang mengatakan bahwa ia akan dijodohkan dengan anak teman lama orang tuanya. Oh ayolah! Ini sudah zaman modern, dan Mark bisa mencari pasangan hidupnya sendiri.

Memikirkan tugas kuliah saja sudah membuatnya pusing, dan sekarang ditambah lagi dengan acara perjodohan yang membuat kepalanya seakan mau meledak.

Berjalan lunglai, kini tujuan utamanya adalah perpustakaan kampus. Bukan, Mark bukan ingin membaca buku, bahkan ia sangat malas jika harus membaca sederet kalimat yang tercetak pada lembaran-lembaran kertas itu.

Lalu kenapa ia ke perpustakaan?

Jawabannya adalah mencari ketenangan. Dan perpustakaan merupakan pilihan yang tepat mengingat tak banyak mahasiswa yang berkunjung ke tempat itu.

Melangkahkan kakinya masuk, Mark langsung disambut Mr. Moon selaku penjaga perpustakaan.  Ia mulai mendudukkan dirinya di kursi paling pojok dekat jendela, tempat paling nyaman untuk sekedar menyejukkan pikiran.

Mengedarkan pandangannya, matanya langsung disuguhkan siluet pemuda yang menarik perhatiannya beberapa minggu terakhir ini tengah fokus membaca buku dimeja yang agak jauh dari yang ia tempati saat ini.

Tubuhnya yang mungil, wajahnya yang tampan dan cantik secara bersamaan, apalagi kacamata yang bertengger manis di hidung nya semakin menambah kesan manis pada pemuda itu.

Mark selalu melihatnya, setiap ia datang ke perpustakaan, maka ia pasti akan melihat pemuda itu, entah sedang membaca buku, mengerjakan tugas, atau bahkan hanya sekedar bersantai seperti Mark saat ini. Hingga tanpa sadar Mark selalu memperhatikannya, memperhatikan setiap hal yang dilakukan pemuda manis itu dalam diam.

Sebenarnya ia ingin sekali menghampiri pemuda itu dan berniat mengajaknya berkenalan, tapi entahlah, ia tak memiliki cukup keberanian untuk mengajak seseorang menjalin hubungan baru meski itu hanya sekedar pertemanan. Mark bukanlah sosok yang friendly dan mudah bergaul, bahkan temannya saja masih bisa dihitung menggunakan jari.

Mungkin itu juga alasan kenapa sang orang tua ingin menjodohkannya. Karena mereka tahu betul bahwa putra tampan mereka adalah orang yang kurang berpengalaman dalam memulai sebuah hubungan. Apalagi sebentar lagi putra mereka akan menjadi CEO dan mengurus perusahaan, pasti tidak akan ada waktu untuk sekedar mencari seorang kekasih. Mereka hanya khawatir anak kesayangan mereka ini akan melajang hingga tua, ah itu bukanlah hal yang baik.

Mengingat tentang perjodohan, Mark menghela nafas lagi. Sebenarnya bukan masalah jika ia akan dijodohkan, hanya saja ia belum siap dengan segala kemungkinan yang ada nantinya.

Memandang kembali wajah pemuda manis itu. Hah, bahkan Mark belum mengetahui namanya.

Melirik kearah jam dipergelangan tangannya, pukul 16.00, dan 3 jam lagi ia harus menghadiri acara perjodohannya. Ya, mungkin tak ada salahnya jika ia mencoba berkenalan dulu dengan calon pasangannya itu, lagipula mereka tidak akan langsung menikah kan?

+++

Kini Mark tengah berada disebuah restoran ternama bersama orang tuanya. Tengah menunggu teman orang tuanya dan anak mereka.

Mark menunduk sambil memainkan ponselnya guna menghilangkan rasa gugup, jujur ia belum pernah segugup ini sebelumnya.

Pintu restoran terbuka, namun Mark masih belum mengalihkan pandangannya. Hingga sebuah tepukan mendarat di bahu nya, Mark mendongak. Sedetik kemudian tubuhnya membeku saat mendapati seorang pemuda manis tengah tersenyum kearahnya, ia tahu pemuda ini, pemuda yang sering ia perhatikan diam-diam saat berada di perpustakaan. Kenapa pemuda ini ada disini?

Mengalihkan pandangannya, sang ayah mulai membuka suara.

"Nah Mark, ini adalah teman ayah, Nyonya Huang dan Tuan Huang…" ucap Tuan Lee, ayah Mark sambil menunjuk sepasang suami istri di sebrang meja mereka.

"…dan ini adalah anak mereka, Huang Renjun. Dan Huang Renjun adalah orang yang akan dijodohkan denganmu." lanjut Tuan Lee sambil menunjuk pemuda manis, bernama Huang Renjun itu.

"Salam kenal Mark Hyung" ucap Renjun sambil mengulurkan tangannya, tak lupa dengan senyum manis yang mana semakin membuat Mark terpesona.

Mark masih terkejut, tak menyangka jika ia akan dijodohkan dengan orang yang selama ini ia kagumi secara diam-diam. Jika tahu begini ia tak akan pusing mengenai siapa dan seperti apa orang yang akan dijodohkan dengannya. Karena nyatanya ia akan dijodohkan dengan orang yang ia sukai.

"Ah, salam kenal Huang Renjun" membalas jabatan itu dengan senyum tampannya,

Mark percaya, bahwa apa yang terjadi hari ini bukanlah suatu kebetulan, namun takdir yang terikat antara mereka.












End.

RELATIONSHIP || ALL×RENJUNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang