.
.
.Entah sudah berapa lama Jisung berdiam diri disini. Di taman kota yang sudah nampak sepi karena hari yang juga semakin malam. Tak ada niat untuk beranjak. Tak memperdulikan dinginnya udara malam yang mampu membuatnya terkena demam, Jisung lebih memilih memikirkan cara untuk menghalau rasa sesak yang seakan menghantam dadanya.
Mengadah keatas, matanya disuguhkan oleh pemandangan cantik langit berbintang yang mengingatkannya pada mata indah sang kakak. Mata yang mampu memporak-porandakan hati seorang Park Jisung.
Jisung terkekeh miris menyadari perasaan konyol nya. Perasaan yang tak seharusnya datang ditengah hubungan persaudaraan. Perasaan menyenangkan yang juga menyesakkan secara bersamaan.
Satu fakta menyakitkan yang selalu coba Jisung sangkal, bahwa Jisung mencintai kakaknya, Park Renjun.
Bukan cinta kepada seorang saudara, namun cinta dalam artian yang berbeda.
Sejak menginjak usia 15 tahun, pandangan Jisung terhadap Park Renjun mulai berbeda.
Jisung mulai memandang sang kakak sebagai seorang pemuda, bukan sebagai seorang kakak.
Rasanya menyenangkan namun juga menyakitkan. Jisung terpaksa harus memendam perasaannya itu, karena Jisung tahu bahwa apa yang ia rasakan tidaklah benar. Jisung tak mau merusak hubungan persaudaraan mereka. Jisung tak mau Renjun menjauhinya.
Seiring berjalannya waktu, perasaan itu semakin hari semakin bertambah besar. Dan tentu saja hasrat untuk memiliki sang kakak juga turut tumbuh dalam dirinya.
Dan Jisung sangat menyesali itu. Menyesali dirinya yang tak bisa mengendali kan tubuhnya sendiri.
Jisung menyesali kecerobohannya yang nekat mencium bibir Renjun ketika mereka sedang tidur dikamar Renjun.
Jisung tak hanya mencium namun juga melumat bibir mungil itu kasar dan menuntut.
Renjun tentu saja terkejut dengan perlakuan Jisung. Renjun kecewa.
"Kenapa kau melakukan ini Jisung-ah?" tanya Renjun lirih, bahkan matanya sudah berkaca-kaca.
"Maaf hyung. Aku sudah tak bisa menahannya lagi" ucap Jisung penuh sesal.
"Kenapa?" lirih Renjun lagi.
"Karena aku mencintaimu hyung!
Dan kau tahu? Aku membenci fakta bahwa aku adalah adikmu!
Aku ingin memilikimu hyung!" jawab Jisung tegas.
Kepalanya yang semula menunduk terangkat sehingga matanya langsung bertemu dengan mata Renjun.
Mata yang terlihat berkaca-kaca itu membola. Renjun terlalu terkejut mengetahui fakta bahwa sang adik mencintainya. Mencintai dalam artian yang berbeda.
Renjun berjalan mundur. Menggeleng pelan.
"Aku kecewa padamu Jisung-ah. Kau tidak boleh seperti ini! Aku tak bisa menyalahkan siapapun termasuk dirimu. Termasuk kau dan perasaanmu itu. Tapi kumohon..kumohon cintai aku seperti yang seharusnya Jisung-ah."
Kata-kata Renjun yang bahkan masih Jisung ingat jelas di memori nya.
Apakah hati Jisung sakit?
Tentu saja.
Jisung berada dalam keadaan dimana perasaannya tidak dapat ia perjuangkan.
Karena ia mencintai kakaknya.
Dimana hal itu saja sudah sangat salah.
Dan hal yang paling menyesakkan adalah mengetahui bahwa sang kakak tak memiliki perasaan yang sama terhadapnya. Sang kakak mencintai orang lain.
Seharusnya Jisung tidak terkejut dengan fakta ini karena Jisung sudah menyiapkan hatinya jika saat itu tiba. Namun tetap saja rasanya akan sangat menyakitkan saat hal itu benar-benar terjadi.
Dan berakhirlah ia disini. Di taman ini sendirian.
Sudah 5 tahun sejak mengungkapkan perasaannya tidak ada yang berubah. Masih tetap sama. Jisung dengan perasaan terlarangnya dan Renjun yang tetap menyayangi adiknya.
Setidaknya Jisung masih bisa bersyukur karena Renjun tak menjauhinya.
Meski begitu rasa sesak di dadanya tetap ada.
Dan sekarang adalah puncaknya. Puncak dari segala rasa sakit yang ia rasakan. Akhir dari kisah cinta sepihaknya.
Karena tepat besok, kakak kesayangannya itu akan menikah dengan pemuda bernama Na Jaemin yang tak lain adalah teman masa kecil mereka.
Hati Jisung tentu saja sakit. Tapi ia bisa apa? Ia tidak bisa berbuat apa-apa. Yang ia bisa hanya lah berdoa untuk kebahagiaan kakaknya.
Setidaknya Jisung sedikit lega karena orang yang akan menikah dengan kakaknya adalah orang yang tepat. Orang yang mampu membahagiakan kakaknya.
Tak apa jika memang hatinya harus terluka.
Jika kakaknya bahagia, maka Jisung juga akan turut bahagia atas dasar sang kakak.
Jisung hanya berharap,
Di kehidupan selanjutnya ia akan dipertemukan kembali dengan sang kakak dalam keadaan yang berbeda.
Sebagai seorang pemuda yang dicintai oleh Park Renjun, bukan adik kesayangan dari seorang Park Renjun.
End.
KAMU SEDANG MEMBACA
RELATIONSHIP || ALL×RENJUN
Genç KurguBerbagai kisah tentang Huang Renjun dan orang-orang yang berbeda. -BXB -Renjun × All -Renjun Bottom -Oneshoot/Twoshoot/Threeshoot Jangan sampai salah lapak^^