11 - Story

1.9K 123 20
                                    

Haii ketemu lagi dengan aku!!! Jangan lupa untuk vote dan komen di setiap paragraf nya💞

"Happy reading"

***

  Selesai makan bersama dan jalan-jalan sebentar. Raven langsung mengantarkan Starla untuk pulang. Sesampainya di depan rumah Starla, Raven pun menghentikan mobil nya.

  "Makasih Raven." Kata Starla setelah Raven membukakan pintu untuk nya.

  Raven mengangguk dan tersenyum menanggapi ucapan Starla.

  "Enggak mau mampir dulu?" Tanya Starla.

  "Lain kali aja. Sekarang aku mau jemput mama dulu di butik, tadi udah nelpon."

  "Oh, ya udah kalau gitu. Salam ya sama mama," kata Starla mengingat ia belum pernah bertemu kembali dengan ibu Raven.

  "Iya nanti aku salamin. Kalau gitu aku pergi dulu yaa?"

  "Iya, Raven hati-hati di jalan. Makasih udah nganterin Queen." Kata Starla.

  Setelah Raven pergi, Starla membalikkan tubuh nya. Masuk ke dalam saat gerbang telah di buka oleh pak Udin.

  "Makasih pak!" Ujar Starla saat melewati pak Udin yang tersenyum kearah nya.

  "Sama-sama non,"

  Starla berjalan dengan begitu santai, senyuman nya tak luntur dari wajah cantik nya itu. Membayangkan perlakuan Raven terhadap nya membuat Starla selalu tersenyum.

  Namun, senyuman itu seketika luntur saat melihat seorang pria bertubuh jangkung sedang berdiri dan bersedekap dada memandang datar kearah nya.

  "Dari mana aja kamu?" Tanya Kenzie pada sang adik.

  "Kenapa?" Bukan nya memberikan jawaban, namun Starla malah balik bertanya pada Kenzie.

  "Dari mana La?" Kenzie kembali bertanya, ingin tau adik nya itu dari mana saja. Sebab sekarang sudah menunjukkan pukul empat sore, sedangkan jam sekolah pulang pukul tiga sore.

  "Kepo banget sih abang, bukan urusan abang ya Lala darimana aja." Starla berujar berjalan melewati Kenzie namun dengan cepat ditahan oleh pria itu.

  "Abang belum selesai ngomong Starla!" Tekan Kenzie, semakin menatap tajam sang adik.

  Starla menghela nafas, jika Kenzie sudah memanggilnya dengan nama asli nya tanpa embel-embel Lala lagi. Sudah dipastikan pria itu tak ingin di bantah.

  "Kenapa abang ku yang ganteng, baik, pinter, rajin menabung dan tidak sombong. Mau bicara apa, hm? Kita bicara di dalam ya? Nggak mungkin kita bicara disini, nggak capek apa berdiri mulu?" Starla berbicara dengan lemah lembut, berusaha sabar walaupun hati nya sudah merasa begitu kesal.

  Tanpa mengeluarkan sepatah kata, Kenzie melepaskan genggaman nya dari Starla dan berjalan melewati gadis itu. Starla yang melihat hal itu menghela nafas, berjalan menyusul sang abang.

  "Duduk situ." Kata Kenzie menunjuk sofa saat mereka sudah berada di ruang tamu.

  Dengan sabar Starla menuruti ucapan saudara nya itu. Duduk berada tak jauh dari Kenzie.

RAQUEENZA || REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang