CANDALA (Lee Seung Gi x Bae Suzy)

14 - Konfrontasi

Bae Suzy

Can we call ourselves lovers now?
Will people who see us flutter too?
Should I just turn back all our times together?
How can I love you more?
Why am I like this?

(SUZY – Why Am I Like This)

---

Urusan perceraianku masih belum menemukan titik terang.

Aku mengira, gerak-gerikku dan Seung Gi sudah terlihat sangat wajar di hadapan Yong Seok, pengacara yang akan membantu urusan perceraianku dengan Dae Shin. Ternyata, di detik-detik terakhir saat aku dan Seung Gi akan pergi, Yong Seok meluncurkan satu pertanyaan yang membuat kami membeku seketika. Akhirnya, aku dan Seung Gi setuju untuk menceritakan yang sebenarnya, berharap Yong Seok bisa membantu kami.

Perceraian di Korea Selatan mengikuti model perceraian berdasarkan rasa bersalah, artinya pihak yang melakukan kesalahan sama sekali tak memiliki hak untuk menggugat cerai. Dalam kasus pernikahanku dan Dae Shin, kami sama-sama membuat kesalahan yang merusak pernikahan kami. Dae Shin melakukan kekerasan kepadaku dan aku berselingkuh dengan pria lain hingga hamil. Artinya, aku dan Dae Shin sama-sama tidak bisa menggugat cerai. Satu-satunya jalan agar kami bisa bercerai yaitu kami harus mencapai kata sepakat untuk melakukannya.

Yong Seok menyarankan padaku untuk mencari cara agar Dae Shin mau sepakat bercerai. Salah satu cara yang ditawarkannya adalah dengan mengakui hubunganku dengan Seung Gi pada Dae Shin, termasuk soal kehamilanku. Walaupun Yong Seok tidak bisa memastikan bahwa cara tersebut bisa membuat Dae Shin sepakat bercerai denganku, tetapi, aku setuju dengan sarannya. Kuputuskan untuk merencanakan pengakuan di hadapan Dae Shin sekaligus ibunya. Seandainya Dae Shin tidak mau bercerai, setidaknya kehadiran ibunya bisa mendesaknya agar setuju melakukannya. Ibunya pasti tidak mau tetap memiliki menantu yang telah berkhianat dengan pria lain sepertiku.

Aku yakin, keputusanku untuk mengaku di hadapan mereka akan mendatangkan badai dalam hidupku. Namun, aku tidak takut. Ada Seung Gi bersamaku. Sekuat apapun badai yang nantinya akan menderaku, aku hanya butuh satu orang yang bisa percaya kepadaku sepenuhnya, dan Lee Seung Gi orangnya.

Kupikir, pelik ini tak akan semakin mencekik. Rupanya, aku salah. Aku dan Seung Gi harus bermain petak umpet gara-gara kehadiran seseorang yang mendadak menjadi tetangga kami.

Kepindahan Eun Jun ke sebelah apartemen Seung Gi selaksa bom yang dilemparkan tanpa permisi ke markas amanku dan Seung Gi. Detikannya terus berjalan mundur, siap meledak kapan saja. Kini, aku dan Seung Gi masih mencari cara yang tepat agar bom itu bisa dijinakkan, atau setidaknya melambatkan detik mundurnya agar meledak di saat yang tepat.

Aku tak yakin apakah Eun Jun sempat melihatku saat ia memberikan tteok pada Seung Gi beberapa hari lalu. Suaranya langsung bisa kukenali begitu ia menyapa Seung Gi. Sebenarnya, aku bisa saja langsung bersembunyi, tetapi, aku takut pergerakanku justru membuat kehadiranku disadari olehnya. Aku memilih untuk tetap diam di tempatku dan mengalihkan wajahku dari arah pintu sambil harap-harap cemas perempuan itu tak melihatku dan mengenaliku.

Apartemen ini semakin tidak aman bagiku dan Seung Gi.

Kami memang akan segera mengakhiri semua drama sembunyi-sembunyi ini dengan melakukan pengakuan di hadapan Dae Shin dan ibunya. Tetapi, kehadiran Eun Jun sangat potensial merusak semua yang telah aku dan Seung Gi rencanakan. Seandainya aku dan Seung Gi ketahuan lebih dulu olehnya, bukan tidak mungkin kabar perselingkuhanku akan segera menyebar di kantor sebelum kami mengaku pada Dae Shin dan ibunya. Atau ... Bisa juga Eun Jun malah mendahuluiku membeberkan hubunganku dan Seung Gi kepada Dae Shin.

Jangan sampai hal itu terjadi.

Hari pertama sejak kepindahan Eun Jun ke sebelah apartemen, mau tak mau aku harus mencari cara agar bisa keluar dari unit Seung Gi tanpa ketahuan oleh perempuan itu. Aku memilih turun lewat tangga darurat. Menggunakan lift akan sangat berisiko karena untuk menuju lift aku harus melewati depan unit apartemen Eun Jun.