10 - Meneguhkan Hati

291 40 77
                                    

Bae Suzy

Don't say it isn't fair
You clearly weren't aware that you made me miserable
So if you really wanna know
When I'm away from you
I'm happier than ever
Wish I could explain it better

(Billie Eilish – Happier Than Ever)

---

Seung Gi benar-benar menang telak. Harus kuakui untuk urusan ranjang dia jauh lebih baik daripada Dae Shin.

Aku tak pernah merasakan ini sebelumnya. Satu setengah tahun menikah dengan Dae Shin, tak pernah aku terus mengingat sentuhan pria itu kepadaku. Tetapi, Seung Gi berhasil membuatku mabuk kepayang di kali pertama ia melakukannya. Entah memang Seung Gi lebih baik atau karena aku sudah sangat lama tidak diperlakukan semanis itu. Sisa-sisa sentuhan Seung Gi semalam masih terbayang jelas dalam ingatanku. Bagaimana pria itu melakukannya tanpa terburu, bagaimana ia meramu rayu memuji tubuhku, bagaimana ia memastikan aku merasa nyaman dan mendapat kepuasanku, semuanya benar-benar melekat. Apalagi, sebelum kami berangkat bekerja, kami sempat melakukannya lagi, membuat pikiranku hanya dipenuhi oleh pria berlesung pipi itu.

Sekelebat, aku teringat Seo Ra, mantan istri Seung Gi. Beruntung sekali wanita itu. Ia pasti tak hanya sekali mendapat perlakuan serupa dari Seung Gi. Sayang sekali, ia malah memilih berselingkuh dengan pria lain. Mungkinkah Seung Gi tak melakukannya dengan rasa cinta hingga Seo Ra merasa tak cukup dengannya?

Ah, untuk apa memikirkannya? Dia hanya mantan istri Seung Gi. Seung Gi sudah tak ingin menemuinya lagi, bahkan merasa muak hanya karena mendengar namanya. Tak ada yang perlu kuriasukan karena Seung Gi sepenuhnya menjadi milikku.

Aku meraup wajahku dan kembali memeriksa naskah-naskah yang telah diedit oleh anggota timku. Mungkin, seharusnya aku tidak ke kantor hari ini. Aku tidak bisa fokus bekerja sepenuhnya. Seung Gi benar-benar menguasai pikiranku lebih dari biasanya. Baru beberapa menit membaca naskah di layar, aku kembali terbayang ciumannya yang membuatku lupa segalanya. Saat fokusku kembali datang, bulu romaku meremang teringat sentuhan Seung Gi pada bagian sensitif dari tubuhku. Kala aku memantapkan diri untuk segera mengecek naskah lainnya, secara tiba-tiba, sekelebat bayangan Seung Gi yang berkeringat saat menindih tubuhku muncul tanpa permisi. Rasanya, aku ingin hari ini segera berakhir sehingga aku bisa bertemu dengannya lagi.

Sexual afterglow, akhirnya kini aku merasakannya. Katanya, hubungan intim yang berkualitas akan menimbulkan kesan bahkan hingga 48 jam setelahnya. Berdasarkan penelitian, lamanya afterglow juga memengaruhi tingkat kebahagiaan suatu hubungan. Aku sempat meragukan itu karena selama bersama Dae Shin, tak ada yang berkesan kecuali rasa sakit saat pertama kali melakukannya. Sekarang, aku mempercayainya. Rupanya, efek ini membuatku menggila.

Pikiranku semakin tak menentu. Kutinggalkan ruanganku dan segera menuju ke kamar mandi. Terhitung sudah tiga kali aku ke kamar mandi untuk membasuh wajahku, berharap dengan mencuci muka, bayang-bayang Seung Gi akan memudar. Namun, ini tidak berpengaruh sama sekali. Mau aku membasuh wajahku hingga riasan di wajahku luntur seluruhnya, pria itu masih tetap melekat erat dalam pikiranku.

Aku masuk kembali ke ruangan kerjaku yang cukup luas. Mejaku berada di balik dinding kaca yang ada di sisi lain ruangan ini, terpisah dengan meja rekan-rekanku yang lain. Posisiku sebagai ketua tim editor membuatku memiliki ruang pribadi meskipun berada satu ruangan dengan yang lain. Setidaknya, dengan memiliki ruang pribadi seperti itu, mereka tidak melihat betapa wajahku memerah berulang kali karena pikiran liarku yang terus mengusik.

"Suzy-ah, dari mana kau? Apa terjadi sesuatu?"

Cha Eun Jun, perempuan berkacamata yang sebaya denganku itu tampaknya menyadari aku yang belingsatan keluar-masuk ruangan sedari tadi. Aku tersenyum tipis.

CANDALA (Lee Seung Gi x Bae Suzy)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang