19 - Tak Tergoyahkan

202 32 55
                                    

Lee Seung Gi

Things are going so well
Didn't know it'd be like this
I think I'll be fine
Even if you see someone else
But actually you're crying
And I'm thinking about something else
Actually, I'm busy right now So I have to go...

(Heize - Things Are Going Well)

---

Hari ini adalah hari ketiga aku mengambil cuti sebelum mengurus pemindahtugasanku ke Gangneung. Luka-luka di wajahku sudah mulai membaik. Ada retakan kecil di hidungku, tetapi, dokter sudah meresepkan obat sekaligus memberikan saran perawatan di rumah. Beruntung, retakannya tidak terlalu parah sehingga aku tidak perlu menjalani operasi.

Bicara soal pemindahtugasanku, pimpinan redaksiku sudha menunjuk Gangneung sebagai tujuan. Awalnya, aku masih ingin meminta Suzy untuk mempertimbangkan Gangneung sebagai kota pilihan kami untuk pindah setelah semua urusan di Seoul selesai. Tetapi, setelah mendapat keputusan dari pimpinan redaksi bahwa aku akan ditugaskan ke Gangneung, kami sama-sama memantapkan hati untuk pindah ke sana. Rencana kami akhir pekan ini yang awalnya hanya akan melihat-lihat daerah Gangneung berubah menjadi mulai mencari rumah yang bisa kami sewa atau beli untuk kami tinggal nantinya.

Suzy pulang lebih cepat setelah mengajukan surat pengunduran dirinya pagi ini. Permintaannya dikabulkan usai negosiasi yang cukup alot. Dalam kesempatan itu, Suzy mengusulkan untuk mengangkat Eun Jun sebagai penggantinya, sesuai dengan kesepakatannya dengan Eun Jun beberapa waktu lalu. Direkturnya setuju. Besok, Suzy akan mengemasi barang-barang di kantornya dan meninggalkan tempat itu sepenuhnya.

"Jadi direkturmu langsung setuju menjadikan Eun Jun sebagai penggantimu?" tanyaku. Saat ini, kami tengah duduk di karpet ruang utama sambil mengobrol santai dan membicarakan rencana kami akhir pekan nanti.

"Hm. Sejak awal memang kami kandidat kuat untuk jadi ketua tim editor, tapi aku dinilai lebih unggul dari Eun Jun, jadilah aku yang terpilih. Padahal Eun Jun yang sangat berambisi mendapatkan posisi itu," cerita Suzy. "Aku dan Eun Jun tidak terlalu dekat karena masalah itu juga. Eun Jun selalu merasa dirinya lebih pantas menempati posisiku sekarang. Makanya, saat dia tahu soal hubungan kita, dia sangat ingin membongkarnya sampai mengumpulkan banyak bukti."

"Tapi, bagaimana kalau direkturmu tahu tentang sifat asli Eun Jun? Apakah kau tidak akan disalahkan?" tanyaku.

"Tentu saja tidak. Aku kan berpura-pura tidak tahu," ucap Suzy. "Lagi pula itu bukan urusanku. Aku memang tahu soal sifat asli Eun Jun yang mengerikan, tapi rasanya memberitahukannya kepada direkturku bukanlah kapasitasku. Biarlah kedoknya terbongkar sendiri. Aku ingin pergi dari Seoul tanpa meninggalkan masalah sedikitpun."

Ah, betapa bangganya aku memiliki wanita ini. Ia bisa saja membalas perlakuan Eun Jun yang seringkali menyulitkannya dengan membongkar sifat buruk Eun Jun di hadapan direkturnya. Tetapi, Suzy memilih untuk tidak melakukannya.

"Kau benar. Kalau kau membongkarnya, kau akan sama saja seperti Eun Jun," ucapku. Suzy mengangguk dengan bibinya yang membentuk satu garis lurus.

"Hm. Aku berusaha untuk tidak berbuat jahat, takut kalau anak kita justru menanggung akibatnya," ucap Suzy sembari menunduk dan mengusap perutnya yang masih datar. "Aigoo, aku merasa kasihan kepadamu, Nak. Kau mengalami banyak hal berat bahkan sejak kaehadiranmu di rahimku. Semoga saat kau lahir nanti, kehidupan kita sudah jauh lebih tenang. Bertahanlah, Sayang, sekitar tujuh bulan lagi kita akan bertemu."

Hatiku menghangat melihat Suzy yang berbicara dengan janin di kandungannya. Aku senang karena Suzy menerima kehamilannya dan menjaganya dengan sangat baik. Tidak semua wanita bisa menerima kehamilan dengan tulus, lebih-lebih kehamilan dalam kondisi seperti Suzy sekarang. Kepercayaanku bahwa Suzy bisa menjadi ibu yang baik bagi anak kami sudah berada di level tertinggi.

CANDALA (Lee Seung Gi x Bae Suzy)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang