CANDALA (Lee Seung Gi x Bae Suzy)

EXTRA PART - 2: Liburan

Extra part ini sekitar 12 ribu kata lebih, sekitar 3 part fanfict bersambungku. Selamat menikmati :D

---

Lee Seung Gi

Kalian pasti masih ingat bagaimana aku dan Suzy sempat ribut sebentar gara-gara anak kami, Lee Jee Yeon, mulai tumbuh gigi kan? Peristiwa itu memang belum lama terjadi, tapi begitu lucu saat diingat kembali. Bagaimana tidak? Hanya karena kesalahpahaman kecil, ditambah istriku yang membaca komentar-komentar dari komunitas ibu yang diikutinya, ia sampai begitu marah kepadaku. Beruntungnya, kemarahannya tepat di hari ulang tahunnya, sehingga rencanaku untuk memberinya kejutan bisa sekaligus menjadi sarana untuk kembali meluluhkan hatinya. Kami langsung berbaikan di hari ulang tahunnya.

Menjalani kehidupan rumah tangga bukan hal baru bagiku. Kemarahan Suzy kala itu tidak ada apa-apanya jika dibandingkan mantan istriku dulu. Setidaknya, ada sedikit keuntungan aku menikahi Seo Ra selama dua tahun. Aku jadi punya berbagai cara untuk meredam kemarahan wanita. Menurutku, kemarahan Suzy bisa reda dengan sendirinya kalau aku memberinya waktu untuk menenangkan dirinya dulu. Setelah dirasa kemarahannya mereda, barulah aku akan mendekatinya kembali dan meluruskan permasalahan di antara kami. Tidak butuh waktu lama bagi kami untuk akhirnya saling memaafkan dan menjalani hari-hari seperti biasanya.

Ya begitulah. Pernikahan memang urusan saling memahami, dan sejauh ini, aku merasa kami bisa saling memahami dengan baik. Kuharap, kami bisa seterusnya begini.

Beberapa minggu ke depan, aku mendapatkan jatah libur akhir tahun. Kesempatan ini kugunakan untuk mengirim Suzy liburan selama empat hari. Benar, hanya Suzy. Lebih tepatnya, Suzy bersama Song Ji Hwa, tetangga sebelah rumah. Rencana ini bermula saat aku dan Shin Hyun Jae, suami dari Ji Hwa, mengobrol panjang lebar di luar sebuah minimarket, membicarakan bagaimana kehidupan rumah tangga kami berjalan. Mereka adalah pasangan muda yang juga baru dikaruniai seoang anak laki-laki bernama Shin Soo Mun. Anak mereka hanya terpaut sekitar tiga bulan lebih muda dari Jee Yeon. Ji Hwa juga sama seperti Suzy yang memfokuskan diri mengurus anak di rumah, sementara Hyun Jae berprofesi sebagai seorang guru.

"Bagaimana kalau kita merencanakan liburan untuk istri kita?" ucapnya tiba-tiba setelah menyesap bir kalengan miliknya.

"Liburan? Untuk istri kita? Berarti kita tidak ikut?" tanyaku waktu itu.

"Benar. Biarkan mereka berlibur di daerah pegunungan yang menenangkan dan kita menggantikan pekerjaan mereka, mulai dari mengurus rumah sampai mengurus anak. Mereka sudah menghabiskan banyak waktu sepanjang tahun untuk melakukan itu. Ada kalanya mereka harus beristirahat dari rutinitas mereka dan kita sebagai suami menggantikan pekerjaan mereka."

"Ah, bukankah akan lebih menyenangkan kalau liburan sekeluarga sekalian?"

"Mungkin bagimu menyenangkan. Tapi, bayangkan, sekalipun kita liburan sekeluarga, istri kita akan tetap jadi yang paing repot karena harus memikirkan kepentingan anak kita. Mereka tidak benar-benar liburan, karena di tempat tujuan pun pasti akan sibuk memikirkan soal anak," ucap Hyun Jae.

Aku meraih kaleng birku dan kembali menyesap isinya. Benar juga. Seandainya aku, Suzy, dan Jee Yeon liburan, Suzy tetap jadi yang paling lelah karena harus memikirkan segala hal tentang Jee Yeon. Sekalipun aku membantu, tetapi, bisa jadi aku malah akan semakin menyulitkannya karena tidak semua hal tentang mengurus anak kukuasai sekalipun aku telah banyak belajar.

Pria di hadapanku itu mengeluarkan bungkusan rokok dan mengambil sebatang. Ditawarkannya rokok itu kepadaku, tetapi aku menolaknya. Hyun Jae menyimpan kembali bungkusan rokoknya sebelum akhirnya menyulut ujung benda putih yang terselip di antara kedua bibirnya itu.

"Maaf, Hyung, tujuan awalku ke sini memang untuk merokok karena aku tidak bisa melakukannya di rumah," ucap Hyun Jae.

"Tidak apa, santai saja," jawabku tenang. Aku tidak pernah merokok sejak dulu meskipun banyak orang di sekitarku yang merokok. Mereka bilang dengan merokok bisa mengurangi stres, tapi, kurasa lebih baik aku mencari jalan lain untuk mengurangi stres selain merokok.