Bag 20: Teman Baru

104 15 16
                                    

Titik putih di atas tanah lembab menghias latar toko bunga Hyesu. Dari balik jendela yang luas terlihat  kesibukan para pekerja toko yang berlalu-lalang membawa bunga. Pakaian-pakaian mereka tidak setebal minggu lalu saat salju masih memenuhi kota. Penghujung bulan februari memancarkan semburat sinar matahari hangat. Ujung ranting cokelat tepi jalan mencuat dari balik titik salju.

Diantara halaman lapang itu terparkir satu mobil hitam mewah sejak lima menit yang lalu. Sang empunya sibuk memilah tangkai bunga Hidrangea biru yang segar. Sedikit melirik dari ujung mata, pandangannya menangkap Hyesu yang berdiri di depan rak mencatat sesuatu.

Senyum tersungging dari bibirnya, mendekat lebih jauh untuk melihat sosoknya.

"Apa kamu pemilik toko ini?" gadis itu, Aeri, memiringkan kepala bertanya.

"Bukan, saya hanya pengurus." Hyesu tersenyum ramah.

"Kamu, Park Hyesu 'kan?"

Hyesu menutup buku di tangannya, "ya, saya Hyesu."

Aeri tersenyum lebih lebar, tangan kanannya terulur menyentuh ujung rambut hitam panjang Hyesu.

"Kamu cantik."

Wajah Hyesu menjadi memerah. "ah, terima kasih atas pujiannya."

"Itu bukan pujian," Aeri menjawab cepat, "itu benar, kamu memang cantik. Jadi, kamu mau jadi temanku?"

Ini terlalu tiba-tiba. Menjadi teman secepat ini? Bahkan dia tidak tau siapa gadis yang saat ini tersenyum menunggu jawaban.

"Kenapa tiba-tiba?"

Aeri mengendikan bahu, "entahlah, mungkin karena aku sudah tertarik padamu sejak awal?"

Hyesu merasa ini aneh. Tapi tidak masalah bukan jika keduanya mulai berteman? Mungkin saja dia bisa menemukan sesuatu yang baru dalam hidupnya.

"Senang bisa berkenalan denganmu ..."

"Aeri."

"Baik, Aeri."

Keduanya kini saling menjabat tangan. Mereka setuju memulai hubungan yang entah bagaimana kedepannya.

Aeri tersenyum, isi kepalanya mulai meyusun puzzle yang telah dia siapkan. Satu demi satu potongan itu akan menyatu membentuk sesuatu yang telah dia rencanakan.

"Bukankan cuaca hari ini lebih hangat? Apa kamu mau pergi bersma untuk sarapan? Kebetulan aku tau restoran enak dekat sini," Aeri duduk berhadapan dengan Hyesu, tidak lagi tertarik dengan bunga segar disekitar.

Manik mata cokelat itu beralih pada jendela. Semburat jingga mulai terpancar dari balik gedung tinggi seberang. Rupanya benar kata Aeri, hari ini mulai hangat seiring berganti musim menuju semi. Hyesu menimbang tawaran Aeri untuk pergi. Melihat susunan jadwal yang tidak padat sepertinya tidak masalah jika dia pergi sebentar.

"Baiklah, ayo kita pergi." Hyesu bangkit merapikan meja kerja dan meraih mantel. Keduanya pergi bersama dengan mobil hitam mewah Aeri yang sejak tadi terparkir.

$

Keduanya sampai tujuan dalam waktu sepuluh menit. Rupanya restoran yang Aeri maksud adalah tempat yang biasa Hyesu kunjungi bersama Namjoon. Hal itu membuatnya sedikit gugup dan bernostalgia tentang kebersamaan keduanya. Sebuah kebetulan yang sangat pas mengingat gadis itu tak lepas dari bayang-bayang Kim Namjoon yang bahkan dia sendiri tidak tahu perasaannya.

Sementara itu Aeri melirik diam-diam kala keduanya sudah duduk berhadapan seraya melihat menu. Aeri sedikit kesal, karena dia tahu restoran pilihannya adalah tempat kencan istimewa Namjoon dengan gadis di hadapannya. Dengan berat hati tentunya Aeri memilih supaya semua rencana yang dia susun terlaksana.

Aeri menutup buku menu dan menyunggingkan senyuman, "Apa kamu suka tempat ini?"

Hyesu menatapnya, "Ya, makanan disini termasuk yang terbaik,"

"Sungguh? Itu berarti kamu sering datang kesini,"

"Tidak sering, tapi beberapa kali aku makan disini,"

Senyum Aeri sedikit memudar, kekesalan dalam hatinya semakin naik, "Kamu datang sendiri?"

Hyesu menggeleng, "Aku datang bersama teman yang belum lama aku kenal."

Dibalik meja bundar mewah itu, tangan Aeri mengepal, dia sudah pada batas kekesalannya.

Tentu dia tahu, tentu dia tidak bodoh untuk mengetahui siapa teman yang gadis itu maksud. Kim Namjoon, cinta pertama sejak Aeri memasuki jenjang kuliah. Senior baik hati yang menolongnya dan menjadi pahlawan hati bagi Aeri. Tidak, Aeri tidak suka jika semua yang telah dia tandai menjadi milik orang lain.

"Aku dengar restoran ini lebih banyak didatangi pasangan kekasih. Aku yakin dia pasti orang yang istimewa untukmu,"

Wajah Hyesu terlihat sedikit terkejut. Aeri tidak salah menebak.

"Tidak se-istimewa yang kamu pikir, hubungan kami tidak sejauh itu. Bahkan jika kami saling menyukai, aku tidak mungkin bisa menerimanya karena status sosial kami yang berbeda jauh."

Tentu saja, bagi Aeri dia harus sadar siapa dirinya berani bersanding dengan Namjoon. Bohong jika gadis itu mengatakan tidak istimewa. Nyatanya Aeri tahu mereka saling mencintai. Dan alasan Aeri datang kepadanya tentu saja tidak tanpa alasan.

Kini Aeri memilih untuk tersenyum, menekan ego dalam dirinya yang ingin menyingkirkan gadis itu. Belum waktunya untuk memulai semua itu, semua masih dalam tahap permulaan.

"Aku pergi ke belakang dulu."

Aeri pamit pergi dari hadapannya. Langkah kakinya semakin cepat saat mendekati toilet perempuan.

Setelah memastikan toilet itu sepi Aeri mengeluarkan ponselnya, mengetik sesuatu dan mendekatkan ke telinga.

"Selidiki gadis itu, jangan sampai ada satupun informasi terlewat."

-Bersambung

Cr. Juli 2022

Halo temen-temen, makasih banyak buat semua yang masih stay sama JRM. Makasih banyak buat kalian yang setia, makasih banyak yang nunggu sampe jamuran atau bahkan jadi fosil (?), makasih udah sabar banget sama author satu ini yang hobi ngilang 😭😭😭😭💕 big love buat kalian yang masih suport cerita ini 💕💕💕💕💕💕

Maaf banget karena partnya jadi makin pendek, karena sekarang ngetiknya di hp, lptpku lagi gak sama aku 😭😭😭

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 14, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Just Remember Me || Kim NamjoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang