Bag6 #Patah karena Singgah

347 48 0
                                    

[Hyesu]


“Sekarang aku kerja jadi sekertaris di Perusahaan.”

Pagi ini begitu sejuk oleh udara yang menyapa juga hangat oleh sinar surya yang belum terlalu menyengat. Ini adalah hari pertamaku kembali bekerja di Toko Bunga Sungkyung setelah hampir dua bulan lamanya aku meminta cuti untuk pergi ke Jeju. Tidak, aku tidak pergi liburan, melainkan untuk mendatangi salah satu Rumah Sakit untuk melakukan kegiatan Bakti Sosial. Kegiatan resmi dari kampus yang tidak bisa aku tinggalkan begitu saja. Dan ketika aku  kembali ke Seoul aku mendapat kabar yang begitu mengejutkan.

“Kamu kerja di perusahaan? Terus Toko Bunga ini siapa yang mau jaga?” aku menatap tidak percaya dengan apa yang barusan gadis itu katakan.

“Aku udah musyawarah sama Ayah kalo Toko ini tetap ada di bawah kendaliku, tapi kamu nanti aku angkat jadi orang kepercayaan buat urus Toko ini. Jadi, kamu gak perlu capek-capek antar bunga setiap hari ke sana-sini. Kamu cukup mantau perkembangan Toko ini dan bikin laporan buat dikirim ke aku, lewat E-mail aja.”

Aku mendesah kasar, ini berarti aku harus kerja ekstra dan waktu tidurku akan berkurang. Aku harus melakukan pemeriksaan rutin setiap akhir pekan untuk memantau perkembangan Toko ini. lebih terdengar seperti bos tapi hanya sebagai tangan kanan. Aku tahu Tuan Kim memang sudah percaya penuh kepadaku, tapi bukan berarti tugas seperti ini bisa dia serahkan dengan mudahnya kepadaku. “Kenapa kamu harus jadi sekertaris? sudah bagus jadi bos di sini.”

“Aku pengen kerja kantoran, Hye. Lagi pula, alasan aku kerja di perusahaan itu karena ada pacarku.”
Itulah Sungkyung, Si Budak Cinta akut.

“Ck, kamu nyebelin, Kyung.”

“Hye, bidangku sekertaris, bukan dunia bisnis. Jadi akan sia-sia kalo aku gak gunain keahlianku itu,”

“Ayolah Kyung, kenapa juga kamu harus ambil yang rumit, sih? Kamu tahu ‘kan kalo aku juga harus kerja di Kedainya Paman Hanse?”

“Kalo gitu gak perlu lagi kamu kerja di sana, Hye. Gajimu aku naikkin karena posisi kamu juga naik,”

“Kyung ini bukan soal ga—“

“Aku gak mau dengar penolakan, Hye, keputusan aku udah bulat. Kamu ... “ Sungkyung menyentuh kedua bahuku, “jadi tangan kananku. Sekarang mending kamu duduk di ruanganku terus mulai kerja, laporannya udah sampai kemarin, kamu tinggal lanjutin buat laporan hari ini sampai seterusnya, karena hari ini aku udah mulai kerja, bye sayang.” Sungkyung meraih tasnya, melangkah keluar tanpa merasa berdosa.

“KIM SUNGKYUNG!”

Aku meneriaki namanya, namun percuma karena gadis itu enggan mendengarku dan memilih melambai tangan dengan senyuman sebelum masuk taksi dan meninggalkan pekarangan Toko ini.

“Hye, kenapa teriak-teriak?” gadis dengan rambut panjang itu datang menghampiri, menatap pintu kaca yang menampakkan jalanan ramai kendaraan.

“Bora, kenapa Bos kamu itu nyebelin banget?”

Gadis dengan nama lengkap Choi Bora itu mengernyit, “Sungkyung maksudmu, Hye?”

“iya, siapa lagi manusia paling nyebelin sedunia kalau bukan dia?”

“Sungkyung bilang apa?”

Aku memutar bola mata jengah, “dia minta aku jadi tangan kanannya buat ngurus toko ini dan gak perlu antar bunga lagi, nyebelin banget ‘kan?”

Gadis itu ber-oh ria, “Sungkyung udah bilang dari bulan lalu, waktu kamu masih di Jeju buat Bakti Sosial dia bilang bakal jarang ke Toko, dan Tokonya diserahin sama kamu semua. Dia cukup terima laporan dan ngasih masukan aja, gitu.”

Just Remember Me || Kim NamjoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang