"Hyesu, kamu ingat 'kan?"
Hyesu menganggukkan kepala ketika Namhyun dengan antusias menceritakan bagaimana mereka dulu sering datang ke tempat itu bersama. Caffe yang didominasi warna pastel hangat yang begitu elegan. Tempat yang dulu menjadi kesukaan Hyesu karena di sanalah kisah tentang mereka tertulis takdir. Ruangan yang dulu dihindari Hyesu setelah kabar pertunangan Namhyun dengan gadis selain dirinya, hari ini dia datang dengan keadaan baik-baik saja. Walaupun tidak sepenuhnya.
Tapi hal itu menjadi bukti bahwa dia tidak lagi terpuruk seperti dulu dan kini semua tentang Namhyun terasa biasa saja. Di sela-sela waktu mereka bersama, seperti saat ini, gadis itu bertanya-tanya. Kemana perasaan berdebar yang dulu pernah dia rasakan saat bersama Namhyun? kemana juga wajah bersemu yang sengaja dia sembunyikan saat Namhyun memperlakukan dia manis?
sepertinya semua sudah hilang bersama terpaan angin musim gugur lalu.
"Hye,"
"Hmm?"
"Minggu depan kamu mau ikut?"
Hyesu memandang heran, "kemana memang?"
"Aku ada rencana ke Hangang, kamu ikut?"
Hyesu menimbang ajakan Namhyun. Kira-kira minggu depan nanti apa Namjoon akan menemuinya seperti hari-hari lalu?
"Kalo kamu gak mau, enggak apa-apa, aku gak akan maksa,"
Ucapan itu membuatnya tersenyum, lantas dia menganggukkan kepala yang membuat Namhyun girang sendiri. Sepertinya tidak ada yang salah jika dia sedikit menghabiskan waktu untuk liburan.
Satu jam berlalu, keduanya memutuskan untuk beranjak dari Caffe yang mereka singgahi. melihat kota Seoul yang semakin larut keduanya memutuskan untuk pulang. Namhyun memaksa untuk mengantar Hyesu sampai rumahnya dengan alasan bahwa Seoul cukup berbahaya di malam hari. Mau tidak mau Hyesu menyetuji tawaran Namhyun.
Sampai di rumah Hyesu mendapati tempat itu kosong seperti tidak berpenghuni. Melirik jam, gadis itu menghela nafas. Hari yang terasa begitu panjang, mungkin Subin sudah terlelap di kamar dan bermimpi indah dengan gadis yang di sukainya. Berbeda dengan dirinya yang masih membuka mata dan berdiam diri di ruang tamu.
Ia hendak melangkah menuju dapur sebelum atensinya menangkap satu ruangan dengan pintu terbuka dan lampu yang menyala. Itu adalah kamar Ayah dulu yang sekarang tidak lagi digunakan. Hyesu bertanya-tanya kenapa ruangan itu tiba-tiba saja terbuka. Merasa penasaran dia mendekat dan masuk kedalam. Kosong, tidak ada siapapun yang beraktivitas.
Kamar itu tidak mengalami perubahan besar. Hanya kasurnya saja yang ditiadakan sejak ayah pergi. Dia di bawa nostalgia pada masa-masa Ayahnya masih ada dan menghiburnya saat lelah. Langkah kakinya memijak seluruh lantai pualam yang bersih, memutar ingatan-ingatan pendek layaknya kaset rusak dalam kepalanya. Dia tidak memiliki banyak kenangan dengan Ayahnya.
Sampai di hadapan lemari kayu cokelat tua, Hyesu menghentikkan langkahnya. Tangan itu terulur membuka pintu lemari dimana pakaian ayahnya di simpan. Namun bukan pakaian yang dia dapati melainkan satu kotak yang begitu usang dan berdebu. Seakan kotak itu telah lama tidak terjamah tangan manusia.
Sebelumnya dia tidak pernah melihat kotak itu, lalu apa yang tersimpan di dalamnya?
Semakin penasaran, Hyesu meraih kotak itu dan membersihkan debu yang mengotori tutup kotak. Menaruhnya di atas meja dan kemudian membuka seraya menerka-nerka apa isinya.
Gadis itu menganga tak percaya, ketika satu set seragam SMA dengan warna marun yang sudah pudar, tersimpan di dalam sana. Hyesu, bertanya-tanya milik siapa seragam itu karena setahunya, tidak ada orang yang bersekolah dengan seragam seperti itu di keluarganya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Remember Me || Kim Namjoon
FanfictionHyesu yang dinyatakan tewas dalam kecelakaan delapan tahun lalu. Takdir pertemuannya dengan Seokjin membawanya pada sang kekasih yang masih mencari keberadaannya, membuatnya membuka kembali kasus kecelakaan itu secara diam-diam untuk membawa kembali...