Weekend hari ini tidak ada yang istimewa. Felix hanya menghabiskan waktunya untuk membaca komik, menonton televisi atau membuat brownies kesukaannya. Ya, dia memang tidak boleh kemana-mana tanpa seizin kakaknya. Kakaknya itu sangat galak, sifatnya yang dingin dan tatapan matanya yang sangat tajam sering kali membuat banyak orang menganggap jika kakaknya adalah orang yang tidak berperasaan dan selalu memperlakukan orang lain semena-mena. Padahal kenyataannya tidak seperti itu, ia tau jika kakaknya adalah orang yang lembut. Hanya saja dia tidak tau bagaimana cara untuk mengungkapkannya.
Sekarang sudah pukul tiga sore, dan Felix sudah selesai membaca dua buku komik miliknya. Bagus, sekarang Felix mulai merasa bosan. Ia ingin sekali pergi ke taman, tapi sayangnya saat ini kakaknya sedang ada urusan di kantor dan dia tidak mau mengganggunya. Alhasil ia hanya merebahkan dirinya di sofa sambil memainkan ponselnya.
☆☆☆☆☆
21.00 WIB
Cklek..
Pintu utama terbuka memperlihatkan seorang pemuda berjas rapi yang terlihat kelelahan. Dia adalah Minho - Lee Minho, kakak kandung Felix.
Minho berjalan masuk dan saat hendak menaiki tangga, ia melihat adiknya yang tertidur di sofa ruang tengah. Ia mengurungkan niatnya untuk segera membersihkan diri dan berbalik menghampiri adik kecilnya.
Ia menatap lekat wajah manis adiknya sambil sesekali mengelus surainya lembut agar tidak membangunkannya. Dengan hati-hati ia menggendong Felix dan memindahkannya ke dalam kamar sang adik.
Setelah memastikan adiknya tidur dengan nyaman ia bergegas keluar untuk segera membersihkan diri.01.00 WIB
Felix mengerjapkan matanya guna menyesuaikan cahaya redup di sekitar yang memasuki indra penglihatannya.
Felix terbangun karena rasa lapar yang mengganggunya. Ia melihat kearah jam, jam menunjuk pukul satu dini hari."Lapar sekali" gumamnya
Padahal tadi sore ia berniat memasak sembari menunggu kakaknya pulang. Namun ia justru malah ketiduran. Tidak perlu bertanya siapa yang memindahkannya ke kamar, tentu saja Felix tau siapa pelakunya.
Felix segera turun ke bawah dan memeriksa apakah masih ada makanan yang bisa ia makan karena sedari tadi perutnya terus meronta-ronta minta diisi.
Felix membuka pintu kulkas, memperhatikan seisi kulkas sambil memikirkan apa yang akan ia masak. Tapi karena terlalu malas ia menutup kembali kulkasnya dan beralih mengambil satu bungkus mie instan. Ya, ia akan makan mie instan saja.
Baru saja ia akan memasak mie tersebut sebelum suara kakaknya yang mengagetkannya
"Mie instan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
About Lee
Fanfiction"Apa aku telah melakukan kesalahan besar?" "Kenapa harus dia?" Pemuda berparas tampan tersebut menatap kosong kearah gedung-gedung pencakar langit dihadapannya, pikirannya melayang entah kemana. Ini terlalu cepat, dia belum siap menerima semuanya [A...