15

690 74 2
                                    

"Seungmin memberi saran agar Felix diberi penjagaan ekstra. maksudku semacam bodyguard. Bagaimana?"

"Kita sudah pernah membahas ini."

"Coba pikirkan lagi, Ho. Ini juga demi kebaikan adikmu."

"Bagaimana jika orang asing itu melukai Felix?"

"Tidak akan. Aku bisa menjamin hal itu."

Minho terdiam. Memikirkan saran yang diberikan oleh Chan.

"Kau tau Kak Yuta?"

"Om Yuta?" Minho menoleh kearah Chan.

"Ya, aku sudah menghubunginya beberapa hari yang lalu. Dan dia bersedia membantu." Chan menjeda ucapannya. "Kau sudah tau bukan seberapa dekat persahabatan Ayahmu dengannya. dia juga berjanji akan mengirim orang-orang terbaiknya kesini."

"Aku masih terlalu takut membiarkan Felix dikelilingi orang-orang asing."

Chan menghela nafas. Bossnya ini memang sangat keras kepala.

"Kau tidak selalu berada disekitar Adikmu, dan bahaya bisa datang kapan saja. Apa kau tidak memikirkan itu? Jika kita memberinya pengawalan, setidaknya Felix akan lebih aman."

"Aku akan memikirkannya."

"Sampai kapan? Sebelum semuanya terlambat, Ho. Apalagi kau sudah berjanji pada Felix untuk membiarkannya bersekolah. Bukankah disekolah nanti akan lebih banyak orang asing? Apa kau tidak memikirkan resikonya jika dia dibiarkan tanpa penjagaan?"

Minho terlihat ragu. Tapi apa yang dikatakan oleh Chan ada benarnya. Dia tidak mungkin bisa mengawasi Felix saat disekolah nanti.

"Baiklah kalau begitu. Aku setuju."

"Apa delapan orang cukup?"

Minho agak kaget, apa tadi katanya? Delapan orang?

"Itu terlalu banyak Kak. Aku tidak ingin Felix merasa terganggu dengan orang-orang itu. Dan jika bisa, aku ingin Felix tidak tahu tentang ini."

"Maksudmu?"

"Aku tau kau mengerti maksudku, Kak."

Chan mengangguk. "Akan ku urus semuanya, kau tenang saja." Ucapan Chan ditanggapi senyum tipis oleh Minho.

Suasana kembali hening hingga mobil yang mereka tumpangi sampai dirumah sakit.

Minho turun lebih dulu dan langsung menuju ke ruangan Felix dengan sedikit berlari, meninggalkan Chan yang sedang memarkirkan mobil.

Sekarang sedang hujan. meski sepertinya tidak akan ada petir, tetap saja Minho tidak tenang jika membiarkan adiknya sendirian saat hujan seperti ini.

*****

Cklek..

"Fel?"

Felix menurunkan selimutnya, melihat siapa yang datang. Ternyata itu kakaknya. Ia menarik kembali selimutnya hingga menutupi seluruh tubuhnya .

"Kau marah?"

Felix diam. Sebenarnya Felix tidak marah, ia hanya sedikit kesal pada kakaknya karena tidak mau membelikannya puding.

Minho duduk disebelah ranjang adiknya, mengelus pelan surai berwarna blonde itu.

"Buka selimutnya, lihat ini."

Felix menurutinya. Ia menurunkan selimutnya, hanya sebatas hidung. Kemudian matanya langsung tertuju kearah dua papper bag berlogo salah satu toko dessert kesukaannya.

Dengan cepat Felix membuang asal selimutnya, ia tersenyum lebar membuat siapa saja yang melihatnya pasti akan ikut tersenyum juga.

"Buat aku?" Tanya Felix

Minho mengangguk lalu menyerahkan dua papper bag berisi puding itu ke adiknya.

Felix menerimanya dengan senang hati, dia mengambil satu cup dan menyodorkan pada kakaknya.

"Untukku?"

"Bukan. Tolong buka tutupnya, hihi."

Minho menatapnya datar, namun tetap membukakan tutup cup tersebut.

Ia memperhatikan Felix yang tengah memakan puding. Melihat adiknya makan dengan lahap adalah salah satu hal favoritnya.

*****

"Lama banget si Changbin."

"Rumahnya pindah ke mars kali."

"Telfon gih."

"Dih, males amat. Lu aja sono."

"Ga ada pulsa gue, sini pinjem HP lu."

"Anak orang kaya tapi ga sanggup beli pulsa."

"Bicit bingit." Hyunjin merebut ponsel Mark lalu segera menelpon Changbin.

Mark hanya menyimak percakapan dua orang itu hingga telepon dimatikan. "Dimana dia?"

"Lagi neduh katanya, dia bawa motor."

"Lah, emang dia nyampe? Orang badannya aja pendek gitu."

Hyunjin tertawa ngakak mendengar ucapan Mark. "Gue aduin Changbin, lu."

"Ga asik lu, cepu."

Keduanya tertawa ngakak dan terus berlanjut menggibahi Changbin tanpa tau jika Changbin di sana terus-terusan mengusap telinganya yang berdengung.

Tak terasa malam semakin larut. Langit semakin gelap namun terlihat cantik karena dihiasi oleh jutaan bintang yang bersinar terang.

Ya, hujan memang sudah reda sejak tadi. Tak lama setelah itu, Changbin datang dan mereka memutuskan untuk pergi ke sebuah cafe tempat biasa mereka bersantai.

Hyunjin, Changbin, dan Mark tengah berada di rooftop  cafe langganan mereka. Ketiganya sibuk dengan kegiatannya masing-masing.

Mark yang sedang berbalas pesan dengan kekasihnya, Hyunjin yang tengah bermain game diponsel, dan Changbin yang melamun sambil menatap kearah langit bertabur bintang itu.

Entah mengapa tiba-tiba saja Changbin memikirkan pria manis yang ia temui beberapa waktu lalu. Padahal itu adalah pertama kalinya mereka bertemu tetapi Changbin merasa seperti telah mengenalnya sejak lama.

"Woi woi.. ada si Yunho sama Seonghwa tuh." Mark menepuk-nepuk paha Hyunjin lalu menunjuk kearah dua orang yang dimaksud.

Hyunjin menghentikan game-nya, lalu mengikuti arah pandang Mark "Ngapain mereka disana?"

"Ya mana gue tau. Samperin?" Mark memberi usul

"Kalo ada mereka berdua pasti ada San sama yang lain juga. Lu mau nyari gara-gara sama mereka?" Changbin ikut membuka suara, memperingatkan Hyunjin agar tidak berurusan dengan San beserta antek-anteknya.

Bukan karena takut. Hanya saja Changbin paham betul apa yang akan terjadi jika Hyunjin bertemu dengan musuh abadinya itu.

Choi San bukanlah orang sembarangan. Dia adalah putra tunggal keluarga Choi, keluarganya merupakan orang terpandang dan mereka bisa melakukan apa saja untuk melindungi anak semata wayang mereka.

Meskipun Hyunjin juga berasal dari kalangan atas, tetap saja akan lebih baik jika mereka berdua tidak dipertemukan.

*****

Hai hai...

Gimana kabar kalian? Semoga selalu baik ya

Emm... udah vote belum? Belum? Ayo dong vote dulu

Disini masih banyak banget typo dan kata yang ngga sesuai sama EYD. Aku tau. Dan aku bakal benerin nanti pas ceritanya udah tamat.

Untuk tokoh (seperti di part-part awal) akan menyusul nanti. untuk sekarang, kalian bayangin sendiri dulu ya hehe...

Sampai jumpa lagi

Babay..

Suka part ini?

Jangan lupa vote❤

See you next part...

Tbc..

About LeeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang