Hi guys! I'm back!
Ini book pertamaku, jadi harap dimaklumi kalo tulisannya masih berantakan
Udah vote belum? Kalo belum vote dulu ya
Tinggal pencet doang kok, gratis pulaHappy reading
Langit mulai mendung, pertanda hujan akan segera tiba. Cuaca semakin dingin dengan banyaknya angin yang berhembus. Felix berjalan ke arah jendela, membiarkan dinginnya udara menerpa tubuhnya. Ia melihat Figura digenggamannya, terlihat Foto sepasang suami istri yang sedang tersenyum bahagia. Itu adalah Ayah dan Ibunya.
Felix terdiam menatap objek itu, dia merindukan orangtuanya. Kenapa takdir begitu kejam hingga memisahkannya dengan dua orang yang sangat dicintainya.
Hujan mulai turun diikuti suara gemuruh petir yang menyambar. Udara semakin dingin namun tak membuat Felix beranjak dari tempatnya. Ia sedang membayangkan jika ibunya berada disana, memeluknya dengan erat, membacakan dongeng kesukaannya hingga ia terlelap.
"Sayang, udahan dulu ya mainnya. Ayo makan"
"Pinter banget sih anaknya ibu."
"Anak ibu yang paling ganteng lagi ngapain nih?"
Suara ibunya terus bergema ditelinganya. Membuat Felix semakin mengeratkan pelukannya pada figura tersebut.
"Felix hari ini mau makan apa hm? Nanti biar ibu masakin yang banyak"
Wanita itu mendekap anak bungsunya yang terlihat ketakutan "Jagoan ibu takut petir ya?"
"Husstt.. ibu ada disini sayang"
"Felix harus bahagia ya nak"
"Ibu nggak akan pernah ninggalin jagoan kesayangan ibu"
"Kalau udah besar nanti Felix harus jadi anak yang baik, nggak boleh jadi anak nakal, oke?"
Isakan kecil berhasil lolos dari bibir mungilnya. Salahkah jika ia menyalahkan tadkir tuhan atas semua ini? Takdir yang dengan teganya memisahkan seorang anak dengan dua orang yang paling berarti baginya.
Felix semakin terisak, ia sangat merindukan ibunya "ibu, disini ada petir. Felix takut"
"Felix mau dipeluk sama ibu"
"Felix mau dibacain dongeng lagi sama ibu"
"Felix kangen masakan ibu"
"Felix--" Nafasnya tercekat, suara Felix terdengar semakin parau, tubuhnya merosot ke bawah. Membuat kaki jenjangnya bersentuhan langsung dengan dinginnya lantai.
Andai saja saat itu dirinya tidak memaksa untuk pergi jalan-jalan, andai saja saat itu dia menurut dengan ucapan ayahnya, pasti sekarang ibunya sedang berada disebelahnya dan memeluknya erat.
KAMU SEDANG MEMBACA
About Lee
Fanfiction"Apa aku telah melakukan kesalahan besar?" "Kenapa harus dia?" Pemuda berparas tampan tersebut menatap kosong kearah gedung-gedung pencakar langit dihadapannya, pikirannya melayang entah kemana. Ini terlalu cepat, dia belum siap menerima semuanya [A...