9

777 94 5
                                    

Hyunjin tengah duduk santai di teras rumahnya.

Sudah sekitar satu minggu ini Hyunjin tidak berkunjung ke rumah Felix. Hyunjin merindukannya.

Bukannya tidak mau bertemu dengan pria manis itu,  tapi karena luka di lengannya yang mengalami infeksi sehingga butuh waktu lebih lama untuk menyembuhkannya.

Hyunjin memang tidak mengatakan pada Felix jika lengannya terluka. Hyunjin tidak mau membuatnya khawatir.

Hyunjin hanya bilang jika dia sedikit sibuk, jadi tidak bisa bertemu dengan Felix.

*****

"Maaf pak, itu di sana ada apa ya? Kok rame gitu?" Tanya Chan kepada salah seorang yang ada di sana.

"Saya juga kurang tau den, tapi tadi saya denger katanya ada kecelakaan tabrak lari" ucap orang itu

Chan mengangguk tak lupa berterima kasih pada orang itu.

Chan mencoba menerobos kerumunan orang itu, ia turut penasaran dengan apa yang mereka lihat sehingga membuat kerumunan yang begitu banyak.

Tadi saat Chan sedang menuju ke kantor setelah jam makan siang, dia melihat orang-orang berkerumun seperti sedang menyaksikan sesuatu. Ia sempat mengabaikan, namun akhirnya memutuskan untuk melihat karena bagaimanapun dia juga sedikit ingin tau.

"Permisi, permisi" Chan sedikit menggeser orang-orang disana agar dia bisa berjalan lebih mudah.

Setelah berhasil menerobos kerumunan itu, Chan dapat melihat seorang pemuda yang tergeletak dengan tubuh bersimbah darah.

Melihat orang-orang yang hanya diam saja, Chan berinisiatif mendekat lalu membalikan tubuh tengkurap itu guna melihat siapa yang menjadi korban tabrak lari.

Seketika itu juga, Chan syok.

Felix.

Chan berteriak marah. Bagaimana bisa orang-orang itu justru diam dan menonton? Bahkan tidak ada yang menelpon ambulance atau mencari bantuan lainnya.

"APA YANG KALIAN LIHAT!!"

"BUBAR!!"

"PERGI KALIAN SEMUA!!"

Tanpa memperdulikan orang-orang itu, Chan langsung mengangkat Felix untuk membawanya kerumah sakit.

Matanya memanas, Chan menggendong Felix sambil berlari mencari taksi. Chan memeriksa detak jantung Felix.

Dia masih hidup.

Chan terus bergumam sepanjang perjalanan. Merapalkan doa, berharap tidak terjadi sesuatu yang buruk pada Felix.

"Ku mohon bertahanlah."

***

Chan berlarian di lorong rumah sakit, berteriak memanggil suster ataupun dokter seperti orang kesetanan.

Dia tidak peduli dengan tatapan orang-orang disana. Yang terpenting baginya sekarang adalah Felix.

Felix berhasil di ambil alih oleh para suster dan langsung dilarikan ke UGD.

Chan terus mondar-mandir di depan ruang UGD. Dia sangat cemas. Bahkan dia tidak lagi memperdulikan pakaiannya yang sudah berubah merah karena terkena darah.

Tak lama kemudian Chan berhenti, dia lupa mengabari seseorang. Chan mengambil ponsel di sakunya lalu segera menelpon orang itu.

*****

Minho berlari menyusuri lorong itu, dia melihat sekeliling, mencari seseorang yang dikenalnya.

Setelah mendapat telpon dari Chan, Minho langsung menuju rumah sakit. Dia tidak memikirkan apapun lagi selain Felix, Adiknya.

About LeeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang