16

644 79 0
                                    

Osaka, 23.49 PM

"Bagaimana?"

Pria setengah baya itu menggeleng "saya kehilangan jejak, Tuan."

"Terus cari dia sampai dapat."

"Saya akan mengerahkan semua orang-orang kita untuk mencarinya."

Yang dipanggil 'Tuan' itu menganggukkan kepalanya "Ya. Kita harus menemukannya lebih dulu sebelum para bedebah sialan itu menyadari keberadaannya."

"Baik Tuan."

Sebuah notifikasi pesan mengalihkan perhatian si 'Tuan'  itu. Dahinya berkerut saat membaca isi pesan tersebut.

"Tunggu dulu."

"Ada apa, Tuan?"

*****

"BANGUN LO ANJING!"

"BRENGSEK!"

"BAJINGAN!!"

Suara gaduh menguasai gang sempit itu. Hyunjin terus memukuli musuhnya yang sudah terkapar dibawahnya. Emosinya benar-benar meluap sekarang.

Di sudut lain, ada Changbin dan Mark yang tengah kuwalahan melawan tujuh orang. Walaupun kalah jumlah, namun mereka berdua berhasil melumpuhkan semua lawannya meski sedikit kesulitan.

Mark mengatur nafasnya setelah berhasil menjatuhkan lawan yang terakhir. Ia menengok ke arah Hyunjin untuk melihat keadaan pria itu. "Bin. Hyunjin, Bin!!"

Changbin menoleh lalu berlari ke arah Hyunjin dan langsung menarik mundur tubuh pria itu. "CUKUP JIN!! DIA BISA MATI!!"

Nafas Hyunjin tersengal, ia menatap bengis tubuh tak sadarkan diri yang berada dibawahnya itu.

"Dia emang pantes mati." Ucap Hyunjin penuh penekanan.

Orang yang dihajar oleh Hyunjin adalah San dan teman-temannya. Pemuda itu memang selalu mencari masalah dengannya.

Kesabaran Hyunjin sudah berada di ujung. Selama ini ia berusaha menghindari pria itu. Mengalah dan mencoba untuk terpancing emosi setiap dia membuat onar. Namun seakan tak pernah puas, pria sialan itu terus saja  mengusiknya.

Dan saat di cafe tadi, sepertinya Yunho menyadari keberadaan Hyunjin disana. Terbukti saat Hyunjin dan teman-temannya pulang dari cafe, San dan anak buahnya menghadang jalannya dan langsung memukul Hyunjin tanpa aba-aba. Hyunjin yang tersulut emosi pun balik menghajar sehingga terjadi perkelahian diantara mereka.

"Cabut." Mark berjalan menuju motornya disusul Changbin dan Hyunjin dibelakangnya.

Mereka bertiga mengendarai motor masing-masing dan bergegas kerumah Changbin untuk mengobati luka mereka.

Hyunjin dan Mark akan menginap dirumah Changbin malam ini. Karena tidak mungkin mereka berdua pulang kerumahnya dengan luka lebam seperti itu.

Pukul dua dini hari, ketiga remaja itu tengah bersantai di  ruang keluarga milik Changbin. Luka ketiganya sudah selesai diobati.

"Lo berdua ada rencana kuliah dimana?" Changbin membuka percakapan.

"Bokap gue nyuruh balik ke Kanada." Jawab Mark

"Kalo gue belum tau. Tapi nyokap ga ngebolehin gue keluar. Jadi kemungkinan gue kuliah disini." Hyunjin ikut menjawab.

"Lo sendiri?" Mark bertanya pada Changbin.

"Gue masih bingung mau lanjut kuliah atau enggak." Changbin menyenderkan punggungnya di sofa.

"Apa yang lo bingungin?" Kini gantian Hyunjin yang bertanya.

About LeeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang