Sejak tadi siang Felix terus memandangi ponselnya. Berharap seseorang yang ia tunggu menelfon atau mengirim pesan untuknya. Namun tak ada satupun notifikasi dari orang yang dimaksud.
"Kemana sih!" entah mengapa Felix jadi kesal sendiri. Hyunjin, orang yang ditunggunya menghilang sejak tadi siang dan tidak mengabari Felix jika memang dia sedang ada urusan.
Jangan salahkan Felix, selama mengenal Hyunjin, pria itu selalu memanjakan dirinya. Felix yang sudah mulai terbiasa dan nyaman dengan kehadiran Hyunjin tentu saja ia akan uring-uringan jika pria yang dimaksud hilang tanpa kabar.
Karena sudah sangat kesal, Felix akhirnya membuang gengsinya dan menelfon Hyunjin.
"Ish, lama banget ngangkat telpon doang!" Moodnya benar-benar buruk sekarang.
"Hal--"
"Kenapa lama sekali mengangkatnya huh!" Sebenarnya Hyunjin tidak telat mengangkat telpon darinya, hanya saja Felix masih kesal karena Hyunjin tidak mengabarinya seharian ini
Terdengar suara kekehan dari seberang telepon "maafkan aku, kenapa nelpon malam-malam begini?"
"Memangnya tidak boleh?"
"Tentu saja boleh, apapun untuk pria manisku" entah mengapa Felix jadi senyum sendiri. Hyunjin benar-benar bisa merubah moodnya menjadi lebih baik.
"Berhenti memanggilku pria manis! Aku bukan kekasihmu tau!" Bohong. Sebenarny Felix menyukai panggilan tersebut, tapi dia tidak mau mengakuinya.
"Hm.. jadi kau mau menjadi kekasihku?"
"T-tidak. Siapa yang bilang begitu. Hyun, sepertinya kak Minho memanggilku, aku tutup dulu. Babay"
Felix memutuskan panggilan sepihak. Wajahnya terlihat memerah menahan malu.
"Bodoh, bodoh, bodoh. Kenapa aku berkata seperti itu"
"Memalukan sekali"
"Aaaaaaa" Felix menutupi wajahnya menggunakan bantal, ia sangat malu.
☆☆☆☆☆
Sinar matahari sudah semakin tinggi, pria manis yang masih meringkuk di bawah selimut perlahan membuka matanya. Dia sudah bangun, tapi tidak beranjak sama sekali.
Badannya terasa sangat lemas, ia mengingat apa yang terjadi semalam. Ah, ia ingat, semalam saat sedang belajar tiba-tiba hidungnya mengeluarkan banyak sekali darah, ya, Felix mimisan.
Felix masih terdiam di tempatnya, tak berniat beranjak sama sekali. Ia berniat menghabiskan waktu hari ini untuk rebahan.
Suara ketukan pintu membuyarkan lamunannya.
Tok.. tok.. tok..
"Masuk" Felix mempersilahkan orang di seberang pintu untuk masuk. Mungkin itu kakaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
About Lee
Fanfiction"Apa aku telah melakukan kesalahan besar?" "Kenapa harus dia?" Pemuda berparas tampan tersebut menatap kosong kearah gedung-gedung pencakar langit dihadapannya, pikirannya melayang entah kemana. Ini terlalu cepat, dia belum siap menerima semuanya [A...