"Hyunjin!! Menyingkirlah dari tubuhku!"
"Kau sangat berat!"
"Sebenarnya apa yang kau makan, badanmu berat sekali"
"Hyunjin, aku bisa mati jika kau terus menindihku seperti ini"
Felix terus melakukan berbagai cara untuk mengusir makhluk besar yang menindihnya. Tapi hasilnya nihil, sang empu bahkan tidak bergerak sama sekali dan malah asik memainkan rambutnya.
"Hyun, aku lapar"
Akhirnya Hyunjin mau beranjak dari tubuh kecil Felix, segera Felix mengganti posisinya menjadi duduk. Berjaga-jaga jika tiba-tiba Hyunjin hendak memeluknya, setidaknya Felix bisa menendang Hyunjin lebih mudah bukan?
"Kau lapar?" Hyunjin melihat jam ditangannya. Pantas saja, sekarang sudah jam satu siang dan Felix belum makan sejak pagi.
"Um" Felix mengangguk.
"Mau masak sendiri atau aku yang memasak?"
"Memangnya kamu bisa masak? Menggoreng satu telur saja bisa sampai menghancurkan dapurku."
Felix ingat, saat itu dirinya sedang tidak enak badan dan kebetulan Hyunjin sedang bersamanya. Hyunjin berinisiatif untuk memasak agar Felix tidak kelaparan dan Felix mengiyakan saja, karena dia pikir Hyunjin bisa memasak.
Tapi yang terjadi justru Hyunjin menghancurkan dapurnya, barang-barang berserakan dimana-mana, semua bumbu dapur sudah berpindah tempat, lantai yang berminyak, dan saat Felix melihat kearah kompor yang masih menyala, terdapat satu telur mata sapi yang sudah berubah berwarna menjadi hitam.
Mendengar penuturan Felix, Hyunjin hanya tertawa renyah. Karena apa yang dikatakan Felix itu benar. Dia memang payah dalam hal memasak.
"Kalau begitu aku akan menemanimu memasak saja"
Felix menatap orang di depannya dengan tatapan malas, kemudian ia beranjak menuju dapur. Hyunjin pun segera menyusul Felix dan mengekor di belakangnya.
Setelah hampir tiga puluh menit berkutat dengan alat-alat dapur, akhirnya masakannya selesai juga. Felix hanya memasak masakan sederhana, ada tempe, tahu, dan ikan yang goreng, Serta capcay juga tumis kangkung.
Felix makan lebih dulu, sedangkan Hyunjin masih sibuk dengan game diponselnya. Menunggu Hyunjin hanya akan membuat dirinya semakin kelaparan.
☆☆☆☆☆Netra tajam itu terus menatap sekitar, membuat siapa saja yang melihatnya akan langsung menundukkan pandangannya.
Seorang pria setengah baya terlihat sedang berjalan ditengah ramainya ibu kota. Entah apa yang ia cari, namun kepalanya tak henti-hentinya melihat sekeliling seakan ada sesuatu yang harus segera ia temukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
About Lee
Fanfiction"Apa aku telah melakukan kesalahan besar?" "Kenapa harus dia?" Pemuda berparas tampan tersebut menatap kosong kearah gedung-gedung pencakar langit dihadapannya, pikirannya melayang entah kemana. Ini terlalu cepat, dia belum siap menerima semuanya [A...