Felix mengerjapkan matanya perlahan. Ia terbangun lantaran merasakan ada sesuatu yang melingkar di perutnya.
Dengan hati-hati ia membalikkan badannya untuk melihat siapa pelakunya.
Ah, ternyata itu Minho, kakaknya. Felix sedikit mendongakkan kepalanya untuk menatap wajah Minho yang sedang tertidur.
"Lucu." - batin Felix.
Mungkin karena terlalu lelah, Minho tidak merasa terganggu dengan gerakan-gerakan kecil yang ditimbulkan oleh Felix.
Semalam Minho memang berpamitan pada Felix untuk bertemu dengan seseorang. Felix berniat menunggu sampai kakaknya itu pulang. Namun, hingga Felix tertidur, Minho belum juga menampakkan batang hidungnya.
Dan lihat sekarang, saat Felix terbangun, Minho justru tengah terlelap sambil memeluknya erat.
"Kak." Felix memanggil dengan suara khas orang bangun tidur.
"Kak Minho, Felix mau ke kamar mandi. Lepasin dulu tangannya." Felix berusaha mengangkat tangan Minho yang melingkar di perutnya.
"Hmm." Bukannya menyingkirkan tangannya, Minho justru semakin mengeratkan pelukannya.
Felix yang sudah tidak tahan ingin ke kamar mandi pun memukul-mukul lengan Minho agar pria itu segera melepas pelukannya. "Kak, nanti Felix ngompol."
Minho merasa sedikit terusik karena pukulan-pukulan yang diberikan oleh Felix. Ia pun sedikit merenggangkan pelukannya, dengan cepat Felix menyingkirkan tangan Minho dari perutnya dan langsung bergegas ke kamar mandi.
Perlu diketahui, Felix masih berada di rumah sakit. Kondisinya sudah membaik dan dia sudah lepas dari semua alat-alat medis yang sempat menempel di tubuhnya. Meski begitu, para dokter maupun suster masih sering keluar masuk untuk sekedar mengecek atau memberinya obat untuk Felix hingga ia benar-benar pulih dan diperbolehkan untuk pulang.
Setelah kurang lebih 20 menit, Felix keluar dari kamar mandi dengan rambut setengah basah dan sudah berganti pakaian. Dia sudah mandi.
Ia berjalan ke arah ranjang miliknya. Di sana masih ada Minho yang tertidur lelap.
Felix berniat menjahili kakaknya. Tidak apa kan sesekali menjadi adik durhaka, itulah yang ada di pikiran Felix.
Sejak Felix sadar dari koma, sifat Minho tiba-tiba saja berubah. Dia menjadi seseorang yang lebih lembut dan secara terang-terangan menunjukkan kasih sayangnya pada Felix. Awalnya Felix juga merasa bingung dengan sikap kakaknya, namun tak dapat dipungkiri jika Felix juga senang dengan sikap kakaknya yang sekarang. Tidak sedingin dulu dan lebih sering tersenyum padanya.
Felix meniup-niup muka Minho yang masih tertidur. Merasa tidak ada respon, Felix mencoba mencondongkan mukanya ke arah Minho, menyentuh wajahnya dan meniupnya lebih keras. Sapuan dingin dari tangan dan nafas Felix berhasil mengusik tidur Minho.
*jadi posisinya tuh Felix duduk di pinggir ranjang dan Minho tidur miring mengadap Felix. Paham kan?
Minho perlahan membuka matanya. Objek pertama yang di lihatnya adalah wajah manis adiknya yang tersenyum kearahnya. "Felix." Suara Minho yang serak terdengar sangat seksi hingga membuat Felix merinding.
"Selamat pagi, Kak Minho." Ucap Felix sedikit berbisik.
Minho tidak menjawab. Ia justru menarik Felix agar berbaring disebelahnya dan kembali memeluk adik kecilnya itu.
Felix yang terkejut dengan tarikan kakaknya itu tak sempat mengelak. Dah sekarang Felix tidak bisa bergerak karena tangan dan kaki Minho yang bertengger diatas tubuh mungilnya. Minho sengaja mengeratkan pelukannya, membuat tubuh keduanya kian rapat.
"Kak.. lepasin."
"Felix udah mandi, Kak Minho belum mandi, bau." Felix tidak serius dengan ucapannya. Mana mungkin kakaknya itu bau. Bahkan kalaupun Kakaknya tidak mandi selama dua hari, Felix yakin jika badan kakaknya masih tetap wangi.
"Kak..."
Minho mengabaikan segala rengekan Felix. Ia masih terus melanjutkan mimpinya yang tadi sempat tertunda.
"Kalo nggak mau lepasin, Felix cium nih."
Minho melirik sekilas lalu memejamkan matanya lagi. "Cium aja."
Felix merutuki mulutnya yang tidak bisa di rem. Bisa-bisanya dia berkata seperti itu tadi. Memalukan.
Merasakan hening dan tidak ada pergerakan dari Felix, Minho membuka matanya lalu menatap kearah pria mungil itu.
"Kok diem? Nggak jadi nih morning kissnya?" Minho mencoba menggoda Felix.
"Apaan sih kak!" Felix malu. Dia memilih bersembunyi di dada bidang Minho, menyembunyikan wajahnya yang sudah memerah seperti tomat.
Minho diam-diam tersenyum geli. Melihat adiknya yang malu-malu seperti ini membuatnya gemas sendiri. Pengen nerkam tau nggak.
Minho menjauhkan tubuh Felix dari tubuhnya, ia ingin melihat wajah Felix yang memerah menahan malu.
Demi tuhan Minho ingin berteriak sekarang juga. Melihat wajah manis nan menggemaskan milik adiknya dengan rona merah di pipi serta freckless yang mebuat Felix semakin terlihat cantik. Minho bahkan harus menggigit pipi bagian dalamnya karena pemandangan di depannya ini. Ini adalah pemandangan terbaik bagi Minho.
Sepertinya Minho sudah tidak tahan lagi melihat wajah menggemaskan adiknya.
Felix yang masih nenunduk terkejut saat tiba-tiba saja Minho menggigit pipi gembulnya dengan kuat karna saking gemasnya.
"Kak Minho!!"
Minho melepaskan gigitannya setelah Felix berteriak sangat keras. Minho lalu mengusap bekas kemerahan di pipi Felix akibat ulahnya.
"Makanya jadi adek gak usah gemesin."
"Awas ih!" Felix menyingkirkan tangan Minho dari pipinya. Dia kesal karena ulah kakaknya. Padahal tadinya Felix yang ingin menjahili kakaknya tapi malah dia sendiri yang kena.
"Nggak mau. Cium dulu sini."
Oke, sepertinya ada yang salah dengan Kakaknya. Mungkin syaraf di otaknya ada yang tidak berfungsi? Mulai sekarang Felix harus lebih waspada.
-
Tebak siapa yang belum muncul sampai part ini?
Kalian tim mana nih
Changlix?
Hyunlix?
Atau Minlix?
Suka part ini?
Jangan lupa vote❤
See you next part...
Tbc...
KAMU SEDANG MEMBACA
About Lee
Fanfiction"Apa aku telah melakukan kesalahan besar?" "Kenapa harus dia?" Pemuda berparas tampan tersebut menatap kosong kearah gedung-gedung pencakar langit dihadapannya, pikirannya melayang entah kemana. Ini terlalu cepat, dia belum siap menerima semuanya [A...