2 - Hajatan rumah Pak Kades

335 68 3
                                    

Selamat hari minggu 💙💙💙
Sorry for typo's and happy reading






Jam tiga sore, Renjun pulang dari kebun, karena ada jadwal mengajar anak-anak TPQ, dia yang sedang ingin mandi tiba-tiba sudah tersalip oleh Bu Wanda.

"Ibuk dulu ya Njun, buru-buru ini," kata Bu Wanda, langsung masuk kamar mandi.

Padahal Renjun juga buru-buru, terlebih dia belum sholat asar, nanti harus ke TPQ juga sebelum jam empat, "ibuk jangan lama-lama tapi mandinya, lagian keburu mau kemana?"

Dari dalam kamar mandi, Bu wanda menjawab, "iya ini mandi badan doang, mau ke rumah Pak Kades."

"Ngapain?"

"Ah kamu nanti aja deh nanyanya, lagi mandi juga."

Jisung yang sedang asyik bermain karet, tiba-tiba menyahut, "Pak Kades hajatan."

Oh iya, Renjun baru ingat, kata Pak Surya tadi Pak kades pesan siomay banyak, jadi was-was takutnya Liana benar lamaran. Jadi terkesan kalah sebelum berjuang.

Padahal mereka sudah jarang interaksi semenjak masuk SMP, Renjun di pesantren, Liana sekolah umum, tapi tanpa diduga ternyata Renjun suka, "hajatan dalam rangka apa dek?"

Jisung berpikir sebentar, "Bu Liana nikah kali," jawabnya asal. Tapi justru membuat hati Renjun seperti teriris, sakit.

"Masa sih? Jangan bohong kamu, gak baik, dosa."

"Apa dosa-dosa?" Bu Wanda yang sudah selesai mandi pun bertanya, bukannya menjawab Jisung malah pasang muka julid, "ibuk mandi bebek ya? Sebentar banget."

"Astagfirullah, ngarang kamu. Ini kan buru-buru. Udah sana Njun mandi! Kamu juga jangan mainan karet terus, buat dijual itu, bukan bahan kamu mainan, Jisung."

"Iya ini lagi mau sholat kok, Mas Njun aku wudhu dulu," kata Jisung, lalu memberikan karetnya ke Bu Wanda dan langsung masuk kamar mandi.

Renjun pasrah saja, dia jadi penasaran sesuatu, "buk, kata Jisung ini hajatan soalnya anaknya Pak Kades mau nikah?"

Bu Wanda yang sedang membereskan bekas mainan Jisung langsung menoleh kaget, "ngawur dia, itu loh syukuran bukan hajatan. Beliau baru aja selesai proyek apa gitu ibuk ngga tau."

Dan jawaban Bu wanda seketika buat hati Renjun lega.

———————

Disisi lain, suasana rumah Pak Kades benar-benar ramai. Banyak ibu-ibu yang sudah mulai datang. Padahal acaranya setelah magrib.

Liana sampai bingung sendiri, "Ma, ini tuh acara habis magrib apa abis asar? Kok udah pada dateng?"

Bu Iriana yang sedang memakai pashmina langsung menoleh, "habis magrib nduk, jelas banget ibu ngasih pengumuman di grup whatsapp jam 18.30 WIB."

"La tapi udah pada dateng gitu? Kenapa? Kan malu kitanya belum terlalu siap," Liana ini bingung, di rumah kan persiapan belum selesai tapi tamu sudah datang.

"Yaudah kamu temuin dulu aja, nanti bilangin mama lagi siap-siap gitu," kata Bu Iriana sambil mendorong pelan Liana keluar untuk menyapa tamu.

Liana pasrah saja, dia mengambil pashmina pink salem, memakainya asal tapi damagenya luar biasa, sampai banyak ibu-ibu memperhatikan dia. Kan Liana malu.

"Assalamualaikum, buk Ibuk, ayo masuk dulu jangan diluar," kata Liana sopan.

Dari arah barat ada Ibu-ibu asal menyahut, "Waalaikumsalam, calon mantu."

Dan itu sukses buat Liana malu, tapi orang-orang justru menggodanya, "hehe, monggo buk, mama saya masih siap-siap. Kita ngobrol di dalam aja," kata Liana, suaranya ini lembut sekali.

LianaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang