10 - Pasar dan Pacar

259 59 11
                                    

Selamat malam, cuacanya dingin enak buat rebahan bahkan bermalas-malasan di kasur. Tapi, semoga masih ada yang terjaga ya, karena aku update hehe .. oke happy reading and sorry for typo's 💛





Terhitung sudah lama sekali Desa SMJYP tidak ada pasar malam, sekitar dua tahun lalu. Entah, apa alasannya, namun semenjak jabatan kepala desa di pegang oleh Pak Hendra, syukur acara itu boleh diadakan kembali.

Rencana diadakan selama satu minggu penuh, namun sejak hari pertama warga sudah sangat antusias.

Tak terkecuali keluarga Pak Hendra sendiri, beliau selaku kepala desa akan datang guna memberi sambutan. Kalau kata si bungsu Yuna, mereka berlebihan, mengapa pasar malam sang ayah harus memberi sambutan.

"Kamu mah ngga ngerti nduk, warga antusias banget, pihak penyelenggara juga sampai ngucapin makasih terus karena ada pasar malam lagi," Pak Hendra menanggapi putri bungsunya.

Lia yang sedang bertukar pesan dengan teman-teman grup whatsapp menoleh pada sang adik, "kamu diem aja deh, sama-sama seneng ngga usah banyak komen."

Yuna melirik kakaknya kesal, "apaan sih, mbak pasti sirik kan ngga ada pacar nanti," jahilnya meledek Lia.

"Astagfirullah, bocil udah ngerti pacaran aja. Pah, ini si Yuna masa ke pasar malem karena mau pacaran," adu Lia pada Pak Hendra.

Pak Hendra menoleh, "Nduk .. Papa ngga mau tau, nanti kamu harus sama mbakmu terus, ngga boleh sama siapa itu nama pacarmu. Kepin?"

Mendengar nama pacarnya salah disebut, Yuna mengerucutkan bibir kesal, "Kamal bukan Kepin!"

"Iya itulah sama aja, lagian masih kecil juga."

"Mama aja bolehin kok," Yuna lantas memasuki kamar sang ibu, mendapati Bu Iriana sedang mengaplikasikan make up tipis pada wajahnya.

"Mama, masa papa sama mbak Lia larang aku pacaran," adunya pada sang Ibu.

Bu Iriana tersenyum gemas, mencubit hidung mancung si bungsu, "kan kamu emang masih kecil, sayang .. nanti nunggu mbak kamu laku dulu deh ya."

Lia yang mendengar penuturan sang ibu, berteriak dari ruang tamu, "MAMA NGGA USAH NGEJEK AKU JOMBLO TERUS YA!"

"MAKANYA CARI PACAR!" Sambung Yuna, membuat Bu Iriana semakin tertawa dengan tingkah kedua putrinya.

-----

"Mas Njun aku mau naik itu!!!!" Jisung menarik tangan Renjun agar membeli tiket bianglala.

Namun Renjun menolak terus, tidak mau ambil risiko jika nanti sang adik menangis minta turun. Kan sangat tidak lucu jika sedang dipaling atas minta turun.

"Naik yang biasa aja sih dek, mas ngga mau nanti kamu tetiba nangis," bujuk Renjun, namun Jisung justru mendengus kesal.

"Tau gitu aku ikut bapak sama ibuk, ngga usah sama mas Njun. Bapak sama Ibuk aja naik itu berdua kok kita engga?"

Pertanyaan Jisung membuat Renjun bingung harus menanggapi seperti apa. Orang tuanya memang sedang naik bianglala, tapi tidak mau membawa Jisung. Dengan dalih repot jika anak itu menangis, padahal, "mereka lagi mengenang masa pacaran, dek."

"Ish, la terus mas kok ngga pacaran juga?"

"Dih, anak kecil, kok udah tau bahasa pacar-pacaran? Siapa yang ajarin?"

Jisung mengetukan jarinya di dagu, seolah berpikir keras, "si Chenle yang cerita, kalau dia punya kokoh seumuran mas, terus kalau ditanya mau kemana pasti jawabnya pacaran gitu."

Renjun menghela napas panjang, adiknya ini sudah mengetahui banyak hal, walaupun tidak memahami maknanya. "Dek, beli jagung bakar aja yuk, enak kayaknya deh."

LianaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang