Hallo, dah lama kayaknya ngga update. Sorry, soalnya kehidupan weekdays lagi sedikit sibuk. But karena ini weekend, aku bakalan sempatin buat update.
Oh iya, semoga masih ada yang stay 💛
Happy reading and sorry for typo's 💛
"Tumbenan mau pergi bareng?"
Bu Seulgi melempar tanya pada kedua anak kembarnya, Hyunjin dan Yeji. Pasalnya, mereka terlihat berpakaian rapi malam ini, dan yang ajaib adalah keduanya bilang akan pergi bersama.
Yeji melirik sang kembaran sekilas, "engga berdua doang kok buk, ngga mau aku mah, nanti aku di jemput Jeno terus si kang kopi ini jemput ceweknya."
Hyunjin yang sedang menyisir rambut gondrongnya lantas berdecak, "pemilik kafe estetik ini dibilang kang kopi? Terus kamu yang kerjanya nari-nari gitu disebut apa?"
"Malah berantem, udah deh sana kalau mau jalan, tapi ingat jangan kemalaman pulangnya, bahaya. Kita ini masih tinggal di desa, pulang malam nanti dijulidin tetangga. Terus kamu juga Jin, ngga baik misal anterin Siyeon sampai kemalaman," titah Bu Seulgi panjang.
Keduanya mengangguk, "siapp bu negara. Bapak masih di masjid belum balik?" tanya Yeji.
"Belum, nanti aja ibuk yang bilang ke bapak."
Setelah itu, keduanya pamit, bukan langsung jalan-jalan, namun lebih dulu menemui Jeno. Dimana Jeno? Tidak jadi jemput?
Jadi. Tapi Jeno berangkat dari rumah Renjun.
—————
"Renjun? Gimana? Jadi keluar tidak?
Dari tadi, Jeno membujuk lelaki maret itu, ceritanya ingin mengajak Renjun jalan-jalan, mumpung ramai.
Renjun melirik kamar sang ibu, "bingung, nanti kalau tidak dikasih izin gimana?"
"Dikasih, Jun. Kamu belum bilang tapi udah pesimis," Jeno menghela napas pelan, berbarengan dengan keluarnya Bu Wanda dari kamar.
"Sama siapa aja keluarnya?"
"Loh, ibuk udah tau?" heran Renjun.
Mengambil duduk di sebelah sang putra, Bu Wanda mengangguk, "kedengeran loh kalian ngobrol tuh, masa ibuk engga tau sih.."
"Sama saya, Hyunjin, Yeji, Siyeon si anak komplek, terus.." Jeno menjeda ucapannya, melirik Renjun sekilas, "..Liana."
Sudah Bu Wanda tebak, mereka akan pergi bersama, "kemana?"
"Cuma ke kafe milik keluarga Siyeon kok Bu Wanda, tempatnya juga engga terlalu jauh dari sini," jawab Jeno lagi.
"Bapak belum pulang, kalau emang mau pergi, coba tanya bapak dulu, boleh apa engga, mumpung adekmu juga udah tidur."
Renjun tersenyum senang, ia menunjukkan riwayat chat dengan Pak Chandra, "maaf bu Njun ngga bilang, tapi alhamdulillah tadi bapak udah kasih izin. Tinggal keputusan ibuk aja."
"Oh, yaudah kalau gitu, tapi jangan kemalaman pulangnya, nanti jadi omongan warga lagi."
Renjun mengangguk, "siap buk."
—————
"Kita cuma mau makan malem, tapi kenapa kafenya kamu kosongin, Yeon?"
Lia mendadak bingung, biasanya ketika mereka berkunjung ke kafe milik keluarga Siyeon ini, tidak akan ada perlakuan spesial, namun malam ini berbeda.
Kafe sengaja di kosongkan.
Siyeon yang tengah sibuk dengan ponselnya, bingung akan menjawab apa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Liana
FanfictionRenjun cuma warga biasa yang punya cita-cita mempersunting putri kaya raya Kepala Desa. #1 in Renlia [13/11/2021] #1 in Renlia [06-25/09/2022] #1 in Renlia [01-13/12/2022] #1 in Renlia [25-26/01/2023] #1 in Renlia [28/03-04/04/2023] #1 in exovelvet...