14 - Hujan itu..

202 52 17
                                    

Hallo, ada yang kangen? Hehe, canda. Baru beberapa hari engga update soalnya. Tapi bagi yang alhamdulillah nunggu, aku update nih, yok lah ramein komen.

Happy reading and sorry for typo's 💛💛💛








Jisung mulai hari ini akan pulang bersama Chenle, Lia jadi bingung, apa sebenarnya alasannya.

Saat jam pulang anak kelas dua, Lia dengan tergesa menghampiri mobil Chenle, "permisi bu."

"Eh bu guru, gimana bu?" tanya Victoria, ibu Chenle.

"Maaf kalau saya lancang, tapi boleh tidak untuk hari ini Jisung pulangnya masih bareng saya?"

Jisung yang sudah masuk mobil dengan Chenle, lantas menoleh, "ibuk guru mau pulang bareng icung? Ayok!" pekik Jisung membuat beberapa lainnya tergelak.

"Engga sekarang, sung .. tapi nanti kayak jam biasa kamu pulang sama bu guru," jelas Lia.

Mama Chenle jadi bingung, ia di beri amanat oleh Pak Chandra, agar pulang bersama Jisung. Tapi disisi lain, "maaf bu guru, saya sih ngga masalah sebenarnya, cuman ngga enak sama Pak Chandra Bu Wanda."

Benar juga, tapi Lia tidak menyerah, "kalau masalah itu, nanti saya yang jelasin alasannya ke mereka bu. Nanti misal ditanya, jawab aja Jisung pulang bareng saya."

Melihat ke arah Jisung, mama Chenle seperti minta persetujuan, "kamu pulang sama bu guru Lia engga papa?"

Jisung mau saja, toh yang penting ada kendaraan, anak itu tidak suka jalan kaki. "Aku engga apa-apa kok."

—————

Renjun belum sembuh, bahkan ia absen mengajar hari ini. Dia kalau sakit memang sedikit lama, "Jam berapa bu?"

"Hampir jam sebelas, Njun. Kenapa?" tanya Bu Wanda sambil menata belanjaan.

"Jisung jadinya pulang sama siapa?" tanya Renjun penasaran, karena tadi malam ia telah menghubungi Lia perihal tidak usah mengantar adiknya pulang lagi.

"Sama Chenle, tapi aneh juga sih kok belum balik itu mereka."

Ini yang jadi pikiran Renjun sekarang, seharusnya jika pulang bersama Chenle, ya sudah sampai rumah. "Apa pulang sama Lia lagi ya buk?"

Bu Wanda mengeryit, bukannya tidak suka tapi beliau ingin meminimalisir kemungkinan sang putra jatuh cinta dengan Lia. "Mereka kan orang kaya, paling mampir kemana gitu dulu."

Renjun terpaksa mengangguk setuju, karena feeling-nya mengatakan Jisung pulang bersama Lia.

—————

"Ayo ayo turun Sung, nanti malah basah semua!" ujar Lia pada Jisung saat akan turun dari motor.

Ini jam satu siang, tapi sudah hujan, sungguh cuaca tidak bisa ditebak.

"Ibu minta maaf ya kamu jadi basah," kata Lia tak enak pada Jisung, pasalnya bocah itu jadi sedikit basah. Syukur, tadi masih gerimis.

"Engga basah banget juga kok buk."

"Hujan juga mendadak banget, terus gede lagi," ucap Lia.

Jisung mengeryit, ia tak setuju akan perkataan gurunya itu, "engga gede, bu."

Lia menunduk, menatap Jisung penuh tanya, lalu beralih mendongak, "ini gede Jisung."

Yang lebih kecil masih tidak mau mengalah, "bukan bu guru, ish gimana sih udah besar tapi engga tau. Kata Bu Jihyo hujan itu deras bukan gede."

Lia speechless.

"Loh Bu guru?"

Bu Wanda yang mendengar keributan, segera keluar, namun ia justru mendapati bungsunya bersama dengan Lia.

LianaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang