3 - Perkara motor mogok

302 63 10
                                    

Selamat malam, lanjut lagi di kisah Renjun dan Liana, jangan lupa banyakin komen dan vote tentunya 💙
Sorry for typo's and happy reading 💙







Setelah susah dapat izin dari Pak Chandra yang Jisung mau ikut jemput ibuknya, akhirnya sekarang mereka berdua sudah sampai di rumah pak kades.

Disana masih ada beberapa tamu yang belum pulang, salah satunya Bu wanda. Jisung begitu lihat ibuknya langsung turun dari motor, dia lari, "ibukkkk!"

Karena teriakannya keras Bu Wanda sampai menahan malu, "teriakan mu itu loh bikin satu kampung denger."

"Ih ibuk lebay!" pasrah lagi itu Bu Wanda lihat kelakuan Jisung.

"Assalamualaikum bu," ucap Renjun lembut, sampai beberapa orang lain langsung melihatnya.

Bu Wanda yang sadar anaknya jadi pusat perhatian sedikit tidak enak, "waalaikumsalam."

Pak Sehun yang juga sedang menjemput istrinya, Bu Seulgi langsung bertanya, "loh gak Chandra yang jemput?"

Renjun menggeleng, "engga Pak, bapak baru pulang soalnya, kasihan capek. Jadi saya aja yang jemput."

"Owalah emang anak baik, gak kayak Hyunjin ya Mas, dia suruh beli garam ke warung aja minta upah," ini Bu Seulgi mulai julid. Dia ini tipikal ibu-ibu yang suka membandingkan anaknya sama anak tetangga.

Jisung merasa best friend dia disebut langsung nyaut, "tapi Mas Hyunjin baik tuh kalau sama Jisung."

"Lah kan malah ngobrol, udah malem ini loh ah, ayok Jisung buruan naik," kata Bu Wanda sambil membantu Jisung naik ke motor.

Pak Sehun sama Bu Seulgi juga sudah siap pulang, soalnya hanya tinggal mereka sekarang, "yaudah kita duluan ya Wanda, Renjun, Jisung, Assalamualaikum," pamit Bu Seulgi.

"Waalaikumsalam."

Renjun ingin menyalakan motornya, tapi ada yang aneh, "kok gak mau nyala ya bu?"

"He?"

"Ini ngga bisa nyala, coba ibuk sama Jisung turun dulu. Tak coba manual."

Sudah dicoba berkali-kali tapi tetap tidak bisa, Renjun sampai bingung.

"Gak bisa ya Njun?" tanya Bu Wanda yang lihat anaknya kesusahan menyalakan motor.

"Ngga bisa buk," jawab Renjun pasrah, "yaudah dorong aja kali ya? Tapi ibuk sama Jisung gimana? Minta bapak jemput aja?"

Bu Wanda sudah pasrah, sebenarnya kasihan jika minta jemput suaminya tapi bagaimana lagi? Beda dengan Jisung yang sudah manyun, "harusnya tadi bawa motornya bapak yang matic aja. Motor mas Njun tuh udah minta di lem biru."

"Hah? Gimana dek?"

"Lempar, beli yang baru."

Renjun jadi merasa besalah karena belum bisa beli motor layak, setidaknya yang tidak sering mogok.

Karena mereka bertiga sedikit ribut, Pak kades yakni Pak Suhendra keluar rumah penasaran, "loh bu wanda? Kenapa?"

"Ini pak kades, motornya mogok."

Pak hendra mengangguk paham, lalu sedikit berteriak memanggil anaknya, "ndukk!"

Yuna keluar, "dalem pa?"

"Bukan kamu, tapi mbakmu? Dia dimana?"

"Oh mbak lia, lagi bantuin mama cuci piring, gimana?"

Renjun yang denger nama Lia, jantungnya langsung disko, deg-degan.

"Suruh kesini ya, dicariin papa, suruh bawa kunci motor gitu," kata pak hendra ke Yuna.

Yuna langsung manggil mbak nya keluar. Renjun sudah tidak tahu lagi harus bagaimana, ia kepalang malu, pertemuan pertama tapi justru karena motor dia mogok.

LianaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang