Lesson #15

2.3K 213 18
                                    

Lesson Fifteen:

"Semua uang punya dua sisi gambar yang berbeda!"

°

°


"Kenzie, kamu yakin enggak apa-apa? Kenapa kamu nyuruh anak buah ayah pulang sih? Kalau mereka di sana kan kamu enggak bakal sampai kayak gitu!" ucap ayah Kenzie pada anaknya itu.

"Enggak apa-apa kok Yah, biarin aja. Percaya deh sama aku, aku bakal baik-baik aja," sahut Kenzie mencoba meyakinkan ayahnya meski dia sendiri kurang yakin akan hal itu.

Perbuatan Daren padanya kemarin itu terbilang parah sampai membuatnya harus istirahat total seharian.

Kemarin dia langsung dilarikan ke rumah sakit, beruntung keadaan tubuh dan mentalnya kini sudah stabil.

Dan hari ini Kenzie pun terpaksa harus izin tidak berangkat sekolah karena bengkak di tubuh bahkan wajahnya belum sembuh sepenuhnya karena alerginya.

"Ya udah, kamu jangan banyak gerak dulu ya? Ayah harus berangkat sekarang," ucap ayahnya.

Kenzie mengangguk patuh sambil tersenyum hangat.

Ayahnya memberikan satu kecupan kecil di dahinya sebelum benar-benar keluar dari kamarnya dan pergi untuk bekerja.

"Ah, Daren bajingan. Kalau aja gue bisa bales dendam tanpa melibatkan orang lain atau pihak sekolah," ucap Kenzie setengah merenung.

Dia benar-benar tidak mau mencemari hari-hari baru di sekolah barunya itu.

Jika tiba-tiba dia muncul dengan sosok dirinya yang lain itu akan mengacaukan segalanya meski dia punya kekuatan untuk melawan.

Di tengah renungan itu tiba-tiba perut Kenzie berbunyi beberapa kali karena lapar, tapi rasanya sangat malas untuk makan.

Bibirnya juga bengkak, selain pecah kemarin.

Dan itu terasa sangat menggangu.

Dia hanya bisa minum jus dengan sedotan jika tidak mau merasakan perih di sana.

"Ah! Menderitanya gue!" seru Kenzie kesal sendiri.

"Awas aja lo Daren! Karma pasti datang! Walau gue juga enggak tahu itu kapan dan gimana," teriak Kenzie meluapkan kekesalannya.

Melihat dia seperti itu sepertinya memang tidak apa-apa.

Syukurlah tidak terjadi hal yang sangat buruk padanya.

Masih di waktu yang sama, tapi di tempat lain jauh dari rumah Kenzie ....

"Hatchi!"

Syut!

Srak!

Anak panah yang Daren lepaskan meleset jauh dari sasaran lalu menancap di tahan berumput lapangan.

"Ah! Jangan sakitlah!" seru Daren sambil mengusap hidungnya yang tiba-tiba saja terasa gatal.

Rasanya akhir-akhir ini dia jadi sering tiba-tiba bersin.

Sekarang dia tengah melakukan latihan pagi bersama beberapa teman ektrakurikulernya yang juga akan ikut lomba nantinya.

"Lo enggak apa-apa Ren?" tanya salah satu teman ekstrakurikulernya, terdengar agak ragu mungkin karena tidak terbiasa berinteraksi dengan Daren atau agak takut sebenarnya.

DETAK [End, Yaoi/BL, Remaja]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang