Lesson Eighteen:
"Cahaya akan bersinar lebih terang di tengah pekatnya kegelapan!"
•
•
°
°
"Mati gue," batin Kenzie mulai ketar-ketir.
Dengan mata yang menyala marah, Tommy mendekatinya.
"Udah gila lo ya?!" Tommy menarik kemeja bagian bahu kanan Kenzie dengan kuat.
Memaksa tubuh Kenzie bangun dari tertelungkupnya.
Tidak menunggu lama satu pukulan lurus mendarat di pipi atas dekat mata kanan Kenzie.
Bugh!
Brak!
Tommy memukul lalu mendorong tubuh Kenzie sampai kembali terjatuh ke lantai.
"Jangan mentang-mentang selama ini gue enggak kasar sama lo kayak Daren terus lo pikir gue enggak bisa kayak gitu juga ya sama lo!" maki Tommy dengan emosi yang meledak marah.
Kenzie tahu itu.
Jika kejadian yang sama terjadi padanya, sudah pasti dia juga akan sangat marah seperti Tommy saat ini.
"Ma-maaf, saya enggak sengaja!" seru Kenzie sambil mencoba berdiri.
Namun, tubuh langsung diinjak oleh Tommy sampai dia terjatuh dalam posisi terlentang.
Tommy menekan dada Kenzie dengan kaki kanannya tanpa belas kasihan.
"Ugh! Tom-Tommy ...."
Kenzy meringis dengan napas yang mulai terasa berat.
Dadanya terasa sangat sesak dan lagi-lagi itu mulai berdenyut nyeri.
"Le-lepas ...," rintihannya
"Ha? Apa? Kurang?" sahut Tommy dengan menarik seringai jahat.
Kenzie menggeleng cepat.
Rasa sesak di dadanya itu sangat menyiksa.
Bahkan air matanya mulai mengalir sedikit di ekor kedua matanya.
Namun, Tommy yang seperti belum puas malah semakin mengencangkan injakannya.
"Akh! Sa-sakit ...."
Rintihan Kenzie tidak digubris sama sekali.
Kantin yang semula memang ramai pun langsung jadi semakin ribut.
"Rasain! Lo pikir dengan--"
"Ekhem!"
Satu dehaman dengan suara yang khas itu berhasil mengheningkan suasana dalam sekejap.
Kalimat Tommy pun tergantung begitu saja, tertahan di pangkal tenggorokannya.
Lalu dia berbalik ke arah datangnya suara itu.
Seperti membukakan jalan pada orang yang berdeham itu, kerumunan perlahan merenggang dan seseorang berjalan mendekat.
Daren keluar dari kerumunan dan menghampiri Tommy berikut Kenzie yang masih diinjak itu.
Daren melirik ke arah Kenzie dengan tanpa minat lalu beralih menatap Tommy.
"Kenapa Tom? Enggak biasanya lo emosian gini," tanya Daren dengan santai.
"Babi satu ini, berani-beraninya dia numpahin kuah bakso panas ke gue!" sahut Tommy masih dengan nada tinggi.
KAMU SEDANG MEMBACA
DETAK [End, Yaoi/BL, Remaja]
Novela JuvenilDemi pencitraan di sekolah barunya, Kenzie membuang sisi buruknya sampai rela di-bully habis-habisan oleh sekelompok murid yang dipimpin oleh seorang siswa berkepribadian sangat buruk di kelasnya, Daren. Namun, saat kesempatan untuk balas dendam itu...