16. FIGHT!

17 8 0
                                    

Menyebalkan ...?

"Keluarga yang terdiri dari suami, istri, dan beberapa anak. Cih, ramai. Untuk apa seorang suami harus menikahi seorang istri dan mendapatkan anak? Yang menanggung beban hidup mereka pun para suami, akan kumusnahkan mereka," lanjut Anthony.

"Bukankah Anda juga menikah? Bukankah Trifid itu anak kandung Anda? Apakah Anda juga ingin menyingkirkannya?" Pertanyaan Nebula cukup membuat Anthony terdiam, sorot mata pria itu dingin sekali, seperti tidak ada niat untuk hidup.

Ah, Nebula jadi ingat, sorot mata itulah yang mencerminkan dirinya dulu. Seseorang yang belum menemukan sesuatu yang dapat mengubah hidupnya. Sudah cukup. Nebula menggelengkan kepalanya kuat setelah sadar kalau dia pun ikut melamun, matanya lincah melihat ke arah atap ruangan.

Terlihat sebuah ventilasi yang cukup besar, mungkin kalau keajaiban memang ada, dia berharap salah seorang dari teman-temannya akan datang dari sana. Tidak mungkin mereka bisa masuk lewat pintu yang Anthony lewati tadi.

"Trifid ...." Anthony bersuara, dia menarik kembali seluruh kesadaran Nebula yang hanyut dalam pikirannya.

Ucapan yang tergantung di udara, Anthony menatap gadis di depannya sangat datar. "Ya, saya juga akan membunuhnya nanti," jawab pria itu lantang.

"Kenapa?!"

"Karena kehadirannya bukan keinginan saya, menikah itu bukan keinginan saya. Keluarganya yang memaksa saya menikah! Benar-benar sialan."

Nebula hanya dapat berdiri dengan tubuhnya yang membatu, membiarkan Anthony berpindah dari sebelah Darius ke arah jendela kecil di dinding ruangan. Membuka kacanya lebar sehingga membuat angin malam masuk menyambut kulit, entah bagaimana bisa, tetapi tubuh Nebula dan kedua adiknya pun ikut merasakan tusukan dingin tersebut. Pasti ada celah di antara pembatas kaca yang besar di depannya.

Tidak melepas penjagaannya, Nebula diam-diam mengambil ancang-ancang untuk menendang. Tidak tahu setebal apa kaca itu, selagi dia bisa memecahkannya tentu tidak akan menjadi masalah. Sewaktu-waktu Anthony bergerak, dia bisa langsung beraksi walaupun hanya sendirian.

Ah, akhirnya rencana ini berujung pertarungan solo.

Rico, Anthro, Pedro, dan Trifid yang telah membuat regu entah menghilang ke mana. Menyebalkan. Penjagaan gadis itu kembali menajam saat melihat Anthony mengangkat mulut pistol yang digenggamnya diarahkan ke kepala Darius.

Nebula berteriak, "Masalah pribadi Anda, tidak ada urusannya dengan keluarga-keluarga karyawan yang tidak bersalah!"

Suaranya mulai serak, ditambah jeritan Zafran dan Dan, mustahil Anthony mendengarnya dengan jelas. Namun, dia tidak menyerah. Tanpa mempedulikan tangannya yang sudah memerah, dia terus menggedor kaca besar.

Bak ditutup pendengarannya, sorot mata Anthony berubah menjadi gelap. Tatapan mata mati. Tatapan di mana seseorang tidak lagi menatap sesuatu dengan semangat, apa yang dia lihat menjadi apa yang dia benci dan dinilai membosankan.

"Anthony!!" teriak Nebula lagi, kali ini gedorannya lebih keras.

Tidak merespon. Pria tua itu hanya terus menatap sampai akhirnya mengeluarkan sebuah embusan napas kecil dan segurat senyum menghina. Dia pun menarik pelatuk pistol tersebut.

"ANTHONY JANGAN!!"

*Bang!

~✓~

Setengah jam berlalu, Rico dan Anthro masih berputar-putar mencari Nebula. Berkali-kali bertemu dengan penjaga yang lewat, mereka tidak ada pilihan lain selain bersembunyi atau melawan mereka. Tanpa disangka-sangka, Rico tidak sengaja membentur bahu seorang pria yang juga sama berlari pada arah yang berlawanan. Rambut silver dengan dua netra berwarna emas, ya, beruntung sekali mereka bertemu dengannya. Pedro dan Trifid terengah-engah usai berlari.

Dua Centang Biru [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang