🔞 dah ada tandanya ya
"Jangan..... " Lisa
"Jangan apa? Aku bisa melakukan apapun yang aku inginkan" Taehyung
"Jangan..... Aku mohon hentikan" Lisa
"Kau tak memiliki tenaga yang cukup kuat untuk melawanku" Taehyung
"Tidak...... Tolong....... " Lisa
...
Adakah yang dah kangen sama tuan CEO Kim Taehyung yang paling damage and arogan? yuk dilanjut. Tapi jangan lupa klik tanda ⭐ lebih dulu and tinggalkan komennya, kalau kalian suka 😁
Happy Raeding
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sedikit malas Lisa menggeliatkan tubuhnya diatas tempat tidur, semalam ia memang sedikit kurang nyenyak dengan tidurnya. Apalagi jika bukan karena kejadian yang dia alami dengan Jimin. Dia benar-benar tak tau, dan bingung bagaimana harus bersikap pada pria itu. Perhatian yang selalu Jimin berikan membuat hatinya menghangat, namun kenyataan pahit yang membelenggunya bersama Taehyung membuatnya tak dapat berbuat apa-apa. Taehyung membuatnya bagaikan terjebak dalam sebuah kotak pandora, tak ada seorangpun yang dapat membukanya, walaupun hanya sedikit saja untuk sekedar memperlihatkan seberkas cahaya padanya. Lisa menghembuskan nafasnya pelan, kemudian bangkit dari tidurnya. Aktifitas yang akan segera dimualinya tiba-tiba berhenti karena suara dering di handphonenya. Tampak nama sang ibu ada dilayar panggilan video callnya.
"Hai ibu, maaf, aku baru saja bangun tidur"
"Kau libur bukan, hari ini? Bagaimana kabarmu, nak?"
"Aku baik, bagaiman dengan ibu dan Somi"
"Kami baik-baik saja sayang, ibu menghawatirkanmu, Lisa. Akhir-akhir ini ibu mimpi buruk tentangmu"
"Ibu tak usah khawatir, itu kan hanya mimpi,bunganya tidur. Ibu bisa lihat, aku baik-baik saja, bukan? "
"Ngomong-ngomong, sepertinya kau ada ditempat baru, nak"
"Ibu benar, aku baru saja pindah. Pemilik tempat lama yang kusewa menjual tempat tinggalnya. Jadi mau tidak mau aku harus pindah"
"Apa kau nyaman ditempat barumu?"
"Iya, bu. Tempat tinggalku sekarang jauh lebih dekat dengan tempatku bekerja dari pada tempatku yang dulu"
"Ibu sangat merindukanmu, nak. Kapan kau bisa pulang? "
"Aku juga sangat merindukan ibu dan Somi. Ibu jaga kesehatan ya, jangan terlalu lelah dan jangan terlabat makan. Nanti jika aku sudah mendapatkan cuti, pasti aku akan pulang. Lagipula aku juga sangat ingin makan masakan ibu"
"Kau jaga dirimu baik-baik disana, nanti kalau kau pulang ibu akan memasakkan makanan kesukaanmu"
"Baiklah ibu"
"Kalau begitu, ibu tutup telphonenya, ya. Ibu menyayangimu, Lisa"
"Aku juga sangat menyayangi ibu. Salam untuk Somi ya, dah ibu"
Seketika Lisa merosotkan tubuhnya dilantai, ditepi tempat tidurnya. Ekspresi yang ia pertahankan, dengan menapilkan senyum ceria disetiap kalimat yang ia lontarkan divideo callnya dengan sang ibu runtuh sudah. Tangis yang dibendungnya tak mampu ditahannya lagi. Isakan pilu yang menyayat hati memenuhi kamar itu.