🖤 2

6.4K 503 3
                                    


Lanjut, jangan lupa klik tanda ⭐ dan kasih komenya

Lanjut, jangan lupa klik tanda ⭐ dan kasih komenya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Lalu bagaimana sekarang. Batin Lisa sendu.

Sambil berjalan gontai menuju ruang loker, perasaan dan pikiran Lisa berkecambuk.
Bagaimana nasipnya sekarang,dia meninggalkan Jeju ke Seoul bertujuan untuk mengadu nasip dikota besar itu. Di besarkan oleh ibunya yang menjadi orang tua tunggal sejak dia kecil dan harus membesarkan sendirian dua anak gadisnya, menjadi pikiran Lisa sekarang. Beban hidup yang ditanggung ibunya sudah sedikit Lisa kurangi sejak dia bekererja. Setelah lulus dari hight school, Lisa memilih meninggalkan ibu dan adik perempuannya di Jeju ke Seoul, bukan untuk mengenyam bangku kuliah melainkan untuk bekerja.

Beruntungnya Lisa saat itu, karena dengan sekali interview dia langsung mendapat pekerjaan sebagai cleaning servis diperusahaan terbesar itu. Dia bekerja dengan tekun, tak pernah berfoya-foya dengan gajinya karena selalu dia kirimkan untuk ibu dan biaya sekolah adiknya. Lisa selalu hidup apa adanya, tinggal di flat sewaan yang sangat sederhana. Selama ini hidupnya tenang dan damai, dia jalani dengan senang hati tanpa beban dan masalah.

Tapi sekarang, saat ini hidup Lisa serasa diujung tanduk. Memikirkan kelanjutan hidup dan pekerjaanya membuat Lisa sangat bersedih.

"Tenangkan dirimu Lisa, minumlah ini" Rose, teman barunya itu berusaha menenangkan Lisa di ruang loker mereka.

"Bagaimana ini Rose, apa aku benar-benar akan kehilangan pekerjaanku?" dengan sedih Lisa berucap.

"Kita tanyakan pada bu Mina saja, siapa tau masih ada kesempatan" jawab Rose.

"Tapi bu Mina tadi sudah menyuruhku membereskan barangku dan segera pulang saja. Lagi pula, kau bilang tadi kalau tuan Kim itu sangat tegas, jika dia bilang dipecat maka berakhirlah pekerjaanku" Lisa sudah tak mampu membendung tangisnya lagi.

"Sudahlah Lis, tenangkan dirimu dulu sebelum pergi. Aku akan mencoba bicara dengan bu Mina nanti. Aku tinggal dulu ya, jam kerja akan segera berakhir dan pantry belum dibersihkan" pamit Rose sambil mengusap lembut punggung Lisa guna menenangkannya dan dibalas anggukan pelang oleh Lisa.

🖤🖤🖤

Di trotoar depan gedung perusahaan Kim yang menjulang tinggi, Lisa berdiri termenung. Dia harus memikirkan masa depannya setelah kehilangan pekerjaannya. Harus semangat mencari pekerjaan baru yang tentunya pasti sangat sulit dengan modal pendidikannya yang hanya lulusan hight school saja. Tapi Lisa bertekat tak akan menyerah begitu saja, apapun pekerjaannya Lisa akan jalani nanti selama masih pekerjaan yang baik dan benar.

Sebuah mobil McLaren Elva berhenti didepan Lisa dengan tiba-tiba.

"Masuklah" suara itu keluar ketika salah satu jendela terbuka menampakan senyum manis sorang pria yang sangat tampan.

Tuan Jimin, Lisa terheran. Ada apa asisten pribadi dari bosnya itu memintanya ikut naik mobilnya. Lisa hanya terpaku diam dengan tatapan heranya merespon Jimin.

"Hai, gadis office girl. Masuklah, sebelum aku menimbulkan kemacetan dan mendapat amukan pengendara lain" lanjut Jimin lebih lantang sambil membuka sisi lain pintu mobilnya.

Masih dengan rasa bingungnya, namun Lisa tetap menuruti seruan asisten bosnya itu. Lisa masuk kedalam mobil dan sedetik kemudian mobil sport mewah itu melaju membelah jalanan kota Seoul.

"Kita makan dulu, kau pasti belum makan malam bukan?" tanya Jimin memecah keheningan dalam mobil. Lagi-lagi Lisa pongah, hanya menganggukan kepalanya saja sebagai respon jawaban atas ucapan Jimin.

"Baiklah, kau sudah tau siapa aku kan? Jadi sekarang perkenalkan siapa dirimu. Karena terus terang aku baru melihatmu tadi siang dikantor" sambil menunggu hidangan datang, Jimin mencoba membuka obrolan.

Saat ini mereka sedang duduk dibangku meja restoran bintang lima yang mewah, awalnya Lisa menolak keras ajakan Jimin makan direstoran itu tapi sekali lagi Jimin memaksa Lisa dan meyakinkannya jika malam ini dia akan mentraktirnya untuk makan malam ini.

"Nama saya Lisa, Kwon Lisa. Sebenarnya saya sudah dua tahun bekerja di perusahaan Kim, tapi memang baru hari ini saya ditempatkan dipantry lantai atas" terang Lisa.

"Jadi begitu,sudah lama juga kamu bekerja disana"

"Kamu tak perlu kuatir, besok kau bisa tetap bekerja seperti biasa. Untuk ucapan Taehyung tadi, jangan kau hiraukan" lanjut Jimin santai.

"Tapi pak, tuan Kim sudah jelas-jelas memecat saya" Lisa menjawab dengan sendu.

"Tenang saja, asal kau tak menampakkan wajahmu didepan Taehyung dia tak akan tau kau masih bekerja disana. Aku akan bicara pada supervisormu besok" terang Jimin menenagkan Lisa.

Lisa masih diam menanggapi ucapan Jimin, entah apa yang akan Lisa putuskan sekarang. Dia benar-benar bingung.

"Sebenarnya,sedikit banyak aku merasa bertanggung jawab atas kejadian tadi. Memang mood Taehyung sedang kurang baik tadi gara-gara aku, jadi emosinya langsung meledak saat kau melakukan kesalahan. Kau menjadi pemicu ledakan bom yang sebelumnya sudah aktif lebih dulu" lanjut Jimin dengan semyuman manisnya, sangat manis malah.

"Jadi, kau tak perlu khawatir lagi. Besok pagi kau tetap bekerjalah seperti biasa. OK" Jimin makin meyakinkan Lisa.

Siapa yang tak luluh dengan ucapan ceria dan menyenangkan hati seorang Park Jimin, ditambah lagi senyuman manis pria itu. Tanpa sadar Lisa pun tersenyum cerah membalasnya dengan disertai anggukan. Hatinya menghangat, dia tak perlu khawatir lagi tentang pekerjaannya. Tak perlu susah-susah mencari pekerjaan baru karena asisten pribadi CEO nya telah meyakinkannya untuk tetap tinggal dan bekerja disana seperti sedia kala.

🖤🖤🖤

Dengan langkah tegapnya, Taehyung memasuki apartemen mewah berlantai dua miliknya. Dia memilih tinggal sendirian disana, meninggalkan kedua orang tuanya yang tinggal di mansion mewah dengan segala fasilitas lengkapnya. Sejak usia legalnya, Taehyung memilih tinggal sendiri untuk menjauhi orang tuanya. Terutama ibunya, yang tak lebih dari seorang jalang dimata Taehyung.

Ruangan yang gelap, hanya dengan pencahayaan bulan yang menerobos masuk dari jendela kaca diruang tengah apartemen itu. Taehyung sungguh menikmati suasana yang seperti itu. Ada pekerja khusus tukang bersih-bersih rumah dan seorang koki yang melayani di apartement Taehyung. Tapi itu hanya dipagi hari dan sampai dengan sore hari saja. Karena Taehyung tak ingin ada orang lain tinggal diapartement bersamanya. Dia suka keheningan, susanya sunyi dan temaram. Sungguh itu sangat menenangkan hatinya.

Setelah melempar jas nya dengan sembarang di sova ruang tengahnya, Taehyung menuju meja mini bar di sudut ruangan dekat tangga di apartement itu. Sambil menggulung hem putih lengan panjangnya sampai kesiku, Taehyung mencari red wine favoritnya. Dituangkan cairan merah kehitaman itu dalam gelas bening kemudian digoyangkan pelan cairan itu sebelum akhirnya disesapi dengan nikmat oleh Taehyung.

Dari pagi perasaannya sudah sangat buruk gara-gara Jimin,ditambah lagi office girl ceroboh yang menambahi hancurnya mood Taehyung. Meskipun hasil meeting siang tadi sangat memuaskan, dan dia juga sempat having sex dengan Mina juga, tapi itu sungguh tak membuat mood Taehyung membaik sama sekali. Merasakan tubuh Mina sudah sangat membosankan buat Taehyung. Tadi pagi Taehyung benar-benar ingin meledak saat menerima pesan Jimin yang mengatakan akan terlambat datang meeting dan belum menyiapkan materi apapun, mau tak mau Mina yang ada didepannya seketika menjadi pelampiasaanya. Tapi semua tak membuatnya membaik sama sekali. Pergi keluar sekarang untuk mencari jalangpun Taehyung sudah malas. Apalagi untuk memanggil jalang ke tempatnya,  Taehyung paling anti. Tak pernah ada sekalipun teman perempuan atau jalang yang Taehyung bawa ketempatnya untuk having sex. Semua Taehyung lakukan dihotel,kantor atau tempat wanita itu sendiri.

Jadi keputusan akhirnya adalah Taehyung hanya akan menikmati red wine favoritnya malam ini. Berharap hatinya akan membaik esok hari.


Tbc



Trapped The CEO ( TAELICE) TamatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang