Fajri baru sampai rumah. Sepulang sekolah Fajri langsung bermain bola basket bersama satu tim.
"Assalamualaikum," salam Fajri membuka pintu rumah.
Setelah melepas sepatu, Fajri berjalan ke arah ruang tamu. Di sana sudah ada kedua kakaknya.
Terlihat kedua kakaknya itu begitu akrab satu sama lain. Tatapan Fajri berubah sendu. Dia pun berjalan kembali menuju kamar di lantai atas.
"Kenapa jam segini baru pulang?" tanya Ricky melihat jam dinding menunjukkan angka tujuh malam.
"Maaf, Bang Rick. Aji habis main bola basket." jawab Fajri pelan.
Fajri takut jika Kakak pertama yaitu Ricky memarahinya. Dia lupa memberikan kabar, karena ponsel ya mati kehabisan baterai.
"Bagus ya. Sekarang sudah jadi anak nakal, pulang malam nggak kasih kabar." Ricky berdiri di depan Fajri menatap nya penuh amarah.
Fajri menundukan kepala, takut menatap Ricky. Tiba-tiba satu tangan melayang bebas ke pipi Fajri.
Plakk!
"Kamu mau jadi apa anak nakal, huh?! Lihat tuh Fenly, pulang selalu tepat waktu."
Perkataan Ricky membuat hati Fajri sakit, lebih menyakitkan dari tamparan tadi. Dia benci harus dibanding-bandingkan dengan Fenly, sang Kakak kedua.
"Kalau di ajak bicara tuh ngomong, jangan diam saja!" bentak Ricky.
Fajri mengangkat kepala tegak. Air mata sudah berjatuh perlahan.
"Bang Rick ... Aji ke kamar dulu," ucap Fajri pelan.
Fajri langsung meninggalkan ruang tamu. Dia menutup pintu kamar keras dan memilih untuk menyendiri di sana.
"Lihat adik kamu!" seru Ricky menatap lantai dua kesal.
"Kamu jangan seperti adik kamu ya, Fenly," ucap Ricky lembut.
Fenly memeluk abang ya erat. "Iya, Bang. Fenly janji jadi adik yang penurut."
Ricky mengelus lembut rambut Fenly penuh kasih sayang, berbeda jika sudah bersama Fajri. Setiap hari Ricky hanya marah dan memukul adiknya itu. Fajri selalu salah di matanya.
_$_$_
Di kamar Fajri...
Nuasana warna biru menjadi warna favoritnya. Beberapa poster pemain bakset idolanya tertempel di dinding kamar.
Fajri merenung. Deraian air mata terus membasahi kedua pipi hingga mengenai baju.
"Bang ... gue juga adik lo. Kenapa lo memperlakukan kita berbeda?" Fajri tak kuat menahan rasa sakit seorang diri.
Setiap hari, Fajri dan Ricky tak pernah akur. Fajri selalu menjadi pelampiasan kekesalan sang Kakak pertama.
Bagaimana dengan Fenly?
Fenly hanya diam tak berusaha melerai. Dia asyik menonton televisi sambil mengemil.
Fajri memukul keras dada, mencoba menghilangkan rasa sakit. Dia butuh kasih sayang, bukan kebencian.
"Ma ... Pa ... Andai kalian masih ada, Aji bakal berkeluh kesah kepada kalian." Fajri menatap bingkai foto di atas nakas.
Mama, Papa, Ricky, Fenly serta Fajri saling merangkul dan tersenyum bersama. Fajri kangen akan masa-masa indah itu.
Fajri menghapus air mata paksa. Lebih baik dia mandi, lalu mengistirahatkan tubuh serta hati.
Sekitar limabelas menit, Fajri telah selesai membersihkan diri. Dia duduk di atas tempat tidur.
Fajri meraih tas sekolah, lalu mengeluarkan beberapa roti dan snack serta botol-botol mineral. Dia tidak mau turun ke bawah untuk makan malam.
Toh, di rumah sebesar ini kedua Kakak nya tidak ada yang peduli dengan dirinya. Fajri hanya dianggap benalu di keluarga ini.
"Selamat makan, Ma ... Pa ...," ucap Fajri lirih.
_$_$_
Di ruang makan...
Fenly telah menyelesaikan acara memasak untuk makan malam. Berbagai macam makanan tersaji rapi di atas meja.
"Bang Rick, makan malam sudah siap," panggil Fenly cukup keras.
Ricky baru selesai mandi. Kaos oblong dan celana pendek menjadi pakaian sehari-hari ya ketika di rumah. Seharian bekerja di kantor membuat waktu bersama Adiknya berkurang.
"Wah, kamu memang pintar sekali memasak," puji Ricky mengelus rambut Fenly.
Senyum hangat di bibir Ricky menjadi bentuk kebahagiaan untuk Adiknya Fenly. Fenly senang, Abangnya selalu memuji dirinya.
"Aku sudah buatkan makanan kesukaan Abang. Semoga suka ya." Fenly duduk manis di meja makan.
Ricky pun mengambil lauk buatan Fenly. Masakan kesukaannya yaitu Rendang.
"Makanan Fenly mah selalu enak," puji Ricky kembali.
"Fenly gitu, Adik Abang paling pintar," balas Fenly percaya diri.
"Haha ... yaudah ayo makan ke buru dingin nanti."
Ricky serta Fenly makan malam dengan tenang, sesekali bersenda gurau. Dan mereka melupakan kehadiran Fajri seperti biasa.
___BERSAMBUNG___
KAMU SEDANG MEMBACA
My Brother's [END]
FanfictionHanya sebuah karya fanfiction tentang UN1TY. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat dan latar cerita. Ini hanyalah cerita fiktif belaka. Terima kasih :)