Ricky tiba di rumah. Suasana di dalam nampak sepi dan sunyi. Ricky melihat jam di tangan menujukkan pukul 23:00 malam.
Pekerjaan dan tugas menumpuk membuat Ricky pulang larut malam. Ricky menghela napas lelah, ia memilih duduk di ruang tengah.
"Begini nasip jadi bujangan," ucap Ricky menyanyikan salah satu lirik lagu.
Besok pagi Ricky harus berangkat pagi-pagi sekali. Ada rapat dadakan bersama klien di hotel daerah Jakarta Pusat.
Baru saja Ricky memejamkan mata. Sepasang tangan memijat bahu kekarnya. Ricky pun sontak terbangun, dia sampai berdiri.
"Siapa di sana?!" tanya Ricky ketakutan.
"Ini Ovel, Bang," jawab Fenly menahan tawa.
Ricky menatap jengkel sang Adik. Bisa-bisa Fenly mengkagetkan dirinya yang di sangka hantu penghuni rumah ini.
"Kamu ini bikin Abang jantungan saja," ujar Ricky duduk kembali.
"Hehe... maaf ya, Bang. Jam segini kok baru pulang?"
Fenly sedikit berteriak. Dia berada di dalam dapur membuat teh hijau untuk sang Abang.
"Iya, Ovel. Di kantor banyak kerjaan yang harus diselesaikan secepatnya," jawab Ricky.
Fenly datang membawa secangkir teh hijau hangat serta potongan kue brownies. Dia taruh di atas meja pelan.
"Di minum dulu Bang tehnya mumpung masih hangat," ucap Fenly duduk di seberang sofa.
"Terima kasih, Ovel memang Adik Abang paling pengertian," puji Ricky.
Ricky mengambil secangkir teh hijau. Kepulan asap mengambang di udara membuat Ricky tak sabar ingin meminumnya.
Slurrpp!!
Ricky meminum teh hijau perlahan. Tenggorokan Ricky terasa hangat dan lega.
"Ahh, nikmatnya," ujar Ricky menikmati.
Setidaknya rasa lelah dan pusing sedikit menghilang. Ricky menaruh kembali cangkir teh di atas meja. Dia menatap Fenly tersenyum tipis.
"Ovel," panggil Ricky.
"Apa Bang?" tanya Fenly.
"Bagaimana Fajri? Apa dia sudah mau pulang ke rumah?" tanya balik Ricky lembut.
Degh!
Fenly terdiam. Senyuman di bibir menghilang dalam sekejap. Dia sangat membenci topik ini apalagi berhubungan dengan Fajri.
"Ovel," panggil Ricky mengoyangkan bahu Fenly pelan.
"Ehmm... Ovel sudah bicara dengan Fajri di sekolah. Katanya Fajri nggak mau balik ke rumah ini. Fajri benci dengan perlakuan Abang Iky selama ini, makanya Fajri memilih tinggal di rumah sahabatnya."
Fenly berbohong. Padahal dia tak bertanya atau membicarakan apapun tentang ini kepada Fajri. Fenly memilih cuek dan tak peduli.
Ricky menghela napas berat. Kedua tangan dia kepalkan erat. Hati serta pikiran Fenly terselimuti kemarahan.
Brak!!
Ricky memukul meja keras sehingga teh hijau tumpah dan kue brownis jatuh ke lantai. Ricky sangat tak suka mendengarkan jawaban Fajri dari Fenly.
"Aji! Lihat saja nanti! Abang akan bawa kamu pulang paksa!" seru Ricky emosi.
Fenly sedikit terkejut. Dia langsung menenangkan sang Abang dengan mengelus bahunya.
"Bang, biarin saja Aji tinggal di rumah sahabatnya. Dia pun juga tak peduli sama Abang Iky."
Fenly kembali berbohong. Dalam hati Fenly merasa bahagia, sang Abang kembali membenci Fajri. Semua kasih sayang, kepedulian dan kebersamaan ini hanya untuknya seorang.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Brother's [END]
FanfictionHanya sebuah karya fanfiction tentang UN1TY. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat dan latar cerita. Ini hanyalah cerita fiktif belaka. Terima kasih :)