"Aji!"
Seorang Pemuda bertubuh kekar berjalan tergesa-gesa mencari keberadaan sang Adik. Tadi pagi Pemuda itu mendapat kabar bahwa sang Adik masuk ke rumah sakit.
"Aji!"
Raut wajah khawatir dan sedih terpantul jelas. Pemuda itu tak menggubris pandangan sinis yang ditunjukkan kepadanya.
Prioritas utama ya sekarang ialah keberadaan serta kesembuhan sang Adik. "Aji...," ucapnya lirih.
Ricky sudah berada tepat di depan pintu tempat Fajri di rawat. Terlihat dari kaca Fajri tengah ditangani pihak medis.
"Aji... kamu kenapa bisa begini?"
Ricky bersadar lemah di dinding dengan perasaan tak karuan. Kedua netra ya sudah tak bisa menahan gumpalan air mata di kelopak mata.
Suara langkah kaki mendekati sosok Ricky yang tengah terpuruk. Raka serta Zweitson menatap Ricky iba.
"Rick, lo harus sabar ya," ucap Raka mencoba menenangkan.
Ricky melihat Zweitson lalu Raka bergantian. Tubuh Ricky langsung ambruk di dekapan Raka. Suara tangis pun pecah. Kedua bahu Ricky naik turun.
"Bang... Aji kenapa Bang?" tanya Ricky lirih.
Tak ada jawaban. Ricky semakin terisak di dekapan Raka, Kakak sepupunya. Zweitson terdiam. Dia bisa merasakan perasaan Ricky saat ini.
"Aji... dalam kondisi kritis, Rick," jawab Raka berat.
"Apa? Aji! Nggak! Nggak mungkin!" sanggah Ricky histeris.
Ricky berusaha melepaskan dekapan, lalu mencoba untuk masuk ke dalam tempat Fajri tengah ditangani. Raka langsung menahan tubuh kekar Ricky.
"Son, tolong bantuin gue!" seru Raka mulai kewalahan.
Zweitson bingung. Tubuh kecilnya mana mungkin mampu menahan tubuh besar Ricky.
"Son!"
"Ah, iya, Bang!"
Zweitson menghela napas pasrah. Dia menahan tubuh belakang Ricky. Hal itu membuat mereka cukup kesulitan menahan hingga pintu ruangan Fajri terbuka.
_$_$_
Seorang Dokter baru saja keliar dan sudah melihat keributan di luar. Raka dan Zweitson reflek menolehkan kepala membuat mereka tak fokus.
Ricky langsung melepaskan diri, lalu berlari kecil menuju ke arah sang Dokter.
"Dok, bagaimana keadaan Adik saya?!"
Sang Dokter terdiam sejenak. Tatapan Dokter membuat perasaan Ricky menjadi tak enak. Berbagai pikiran negatif muncul di benak.
"Dokter! Tolong jelaskan kondisi Adik saya!" Ricky menuntut. Dia sampai memegang kedua bahu dokter keras.
Bibir dokter terbuka pelahan. Kata demi kata keluar langsung dari bibir sang Dokter. Ricky mencerna semua perkataan orang di depannya dengan perasaan kacau.
"Aji!"
Ricky berlari masuk ke dalam ruang Fajri berada. Ricky menatap nanar kondisi tubuh Fajri di atas brankar. Wajah Fajri begitu pucat dan lemah.
"Ji! Abang Iky sudah ada di sini! Ayo buka mata Aji ya.
Aji kan sudah janji nggak bakal ninggalin Abang lagi.
Sekarang Abang Iky mau Aji menetapi janji itu.
Aji..."
Ricky tetap berusaha membangunkan Fajri dengan menggoyangkan tubuhnya. Sekuat tenaga Ricky berusaha, kelopak mata Fajri tak terbuka sama sekali.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Brother's [END]
FanficHanya sebuah karya fanfiction tentang UN1TY. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat dan latar cerita. Ini hanyalah cerita fiktif belaka. Terima kasih :)