09

8.6K 359 3
                                    

Haris pulang dengan keadaan sudut bibir sobek dan wajahnya tidak bisa di katakan baik-baik saja,Ia menatap pintu masuk rumahnya dengan pandangan kosong.

Ia menghela nafas lalu berjalan dengan langkah gontai membuka pintu rumahnya.

Pertama kali yang ia lihat, Ayahnya duduk di sofa ruang tamu dengan ponsel yang ada di genggamnya dan tangan yang mengepal kuat sampai memperlihatkan otot-otot tangannya.Bundanya duduk di seberang ayahnya dengan pandangan mendongkak menatap Haris yang baru muncul dari balik pintu.

Haris berjalan dengan hati-hati menuju ke dua orang tuanya,pandangan Ayahnya seketika melihat Haris saat langkah kaki Haris menimbulkan suara.

"Jelasin!"Satu kata yang muncul dari bibir Ayahnya membuat Haris bungkam,bahkan sekarang jantungnya sedang berpacu dengan hebat.

Bunda Haris menghela nafas kemudian bangkit dari duduknya dan menghampiri Haris yang sedari tadi diam tidak bersuara.

"Anak bunda kenapa jadi begini?"Tanya Bunda Haris dengan mata berkaca-kaca,lalu ia mengandeng anaknya untuk duduk di sebelahnya.

"Apakah ayah mengajarkan kamu untuk jadi laki-laki brengsek?"Tanya Ayah Haris nada dingin seketika aura ruangan tersebut menjadi sangat mencengkram.

Haris masih bungkam seribu bahasa,dalam hati ia membatin dari mana ayahnya tau semua ini.Apakah Jo dan Abdul yang melaporkanya?

"Bukan Jo dan Abdul yang melaporkan kejadian ini kepada ayah,"tiba-tiba Ayah Haris berucap seakan tau apa yang ada di benak Haris.

Haris masih tetap diam dengan kepala yang menunduk takut sementara bundanya berada di sebelah Ayah Haris dan mengusap lengan suaminya supaya tidak kalut dalam emosi.

"Masih diam?"

"Jelasin Haris!"

Tiba-tiba Ayah Haris mencengkram baju Haris dan melayangkan pukulan kepada wajah anaknya yang sudah babak belur.

Bug

Bug

"Bangun kamu,"

Bug

"Ya Allah ayah udah..."lerai bunda Haris saat ayahnya melayang pukulan dengan membabi buta.

Haris sudah tepar di lantai dengan luka yang nambah banyak di wajahnya.

"KAMU NGEHAMILIN ANAK ORANG HARIS...DAN PARAHNYA KAMU YANG TANPA SENGAJA BUNUH DIA DAN ANAKNYA."Emosi Ayah Haris yang sudah kembali duduk di sofa dan menundukkan kepalanya.

Bunda Haris sudah menangis sesenggukan dan menolong Haris supaya duduk di sofa.

"Hiks..hikss..Haris gapapa..Sini bunda obatin,"ucapnya akan berlalu mengambil obat sebelum di cegah oleh Haris.

"Bunda jangan nangis,ini semua emang salah Haris,"ujar Haris dengan kepala menunduk.

"Jelasin sama Ayah semuanya!"Gertak Ayah Haris yang sekarang menatap anaknya.

Haris mendongkak dan langsung berhadapan dengan ayahnya,seketika perasaan bersalah dan menyesal kembali menyerang dirinya.Ia kemudian menjelaskan dari awal kejadian sampai Aurel bisa meninggal.Tak ada yang ia lebihkan dan kurangkan, semua yang ia ceritan murni kejadian itu sendiri.

Bunda Haris membulatkan matanya kaget dengan kejadian yang di ceritakan oleh anaknya.

Jangan tanyakan ayah Haris yang sudah nahan emosi sedari tadi.Ia mengepalkan tangannya dengan sangat erat,bahkan wajahnya kini sudah memerah menahan amarah..

"Maafin Haris yah bund,"ucap Haris dengan nada lemah dan menggenggam tangan bundanya yang menangis.

Haris menundukkan kepalanya,"ini emang kesalahan Haris!Andai waktu itu Haris tanggung jawab dan ga bilang gitu sama Aurel mungkin ini ga akan terjadi hiks..hiks.."Gumam Haris menyesal.

Ayah Haris menghela nafas dan berjalan menuju Haris ia memeluk anaknya.

"Ayah minta maaf udah mukulin kamu,"ucapnya dengan masih memeluk Haris.

Haris melepas pelukannya dan menatap ayahnya"Ini bukan salah ayah,wajar kalo ayah begitu,"

"Huh...kita harus ke ruang Aurel dan kamu harus bertanggung jawab,kalo kamu di penjara ayah ga masalah dan kamu harus mau jika itu terjadi."Ujarnya dengan lirih seketika bunda Haris memelototkan matanya kaget.

"Engga...engga... Haris ga boleh di penjara ga boleh,"Pekik bunda Haris kencang dan menggebu-nggebu.

"Hiks..hiks..hikss pokoknya anak bunda ga boleh di penjara,"

"Ayah bisa kan menyewa pengacara yang handal...bisa kan yah,"ucapnya dengan memegang lengan suaminya.

Ia tidak terima jika anaknya harus di penjara, membayangkan saja membuatnya kasihan.

Ayah Haris menghela nafas lagi dan berkata,"Bunda ga boleh egois,biarin Haris jadi laki-laki yang bertanggung jawab,"

Bunda Haris semakin menangis dan memeluk anaknya dengan sangat erat.

Haris menundukkan kepalanya memikirkan ucapan Ayahnya.Apakah ia harus di penjara?

Ia menyesal dan andai saat itu ia menerima anaknya dan Aurel pasti ini tidak akan terjadi.

Tapi semua hanya..

Andai...

Andai...

Andai...

Penyesalannya sudah tidak ada artinya lagi,ia harus rela bertanggung jawab dan menebus kesalahannya.Ia juga sadar kesalahannya sudah sangat besar dan sulit untuk di maafkan.

∆∆∆

TBC


Jangan lupa pencet tombol 🌟 (pojok bawah).

05 OKTOBER 2021


MOMMY AND BABY ELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang