08

9.3K 400 16
                                    

Setelah pemakaman selesai,Mama dan Papa Aurel pulang ke rumah mereka.

Setelah sampai di rumah,Mama Aurel berjalan ke arah kamar putrinya yang sudah tiada dan Papa Aurel berjalan ke arah ruang kerjanya.

"Hikss...Maafin Mama,"ujarnya memeluk foto Aurel.

Mama Aurel menatap sekeliling kamar anaknya dan banyak sekali foto Aurel yang terpampang di dinding dengan lampu kemerlip.

Kamar bernuasa biru laut itu tampak sepi dan tak ada kehidupan, kamar yang meninggal sejuta kenangan.

Mama Aurel berjalan dan meninggalkan kamar anaknya dan akan menyusul suaminya yang berada di ruang kerja.

"Mas..."Panggilnya lirih dan terus berjalan.

Papa Aurel mendongak dan tersenyum kecil mendapati istrinya berjalan ke arahnya.

"Mama harus ikhlas, sekarang yang kita lakukan adalah mencari dalang di balik kematian anak kita dan orang yang sudah mengamili anak kita,"ujarnya dengan mata tajam dan tangan yang mengepal kuat.

Dadanya merasakan sakit yang amat dalam,putri satu-satunya telah meninggalkan.

"Hiks..hiks..Mama menyesal pa,"

"Kenapa di waktu terakhir Aurel,kita tetap mementingkan pekerjaan,"

Ungkap Mama Aurel yang berlinang air mata.Ia sungguh menyesal sekarang.Ia dan suaminya selalu mementingkan pekerjaan ketimbang anaknya sendiri.Ia pikir dengan kecukupan materi akan membuat anaknya bahagia.Tapi nyatanya tidak.

Uang bukan segalanya...

"Papa juga menyesal ma.."

"Andai waktu bisa di ulang,"

Mereka sama-sama saling berpelukan, menyalurkan rasa kekuatan di antaranya.

∆∆∆

"KENAPA LO NINGGALIN GUE REL...KENAPA,"pekik Sekar yang duduk di bangku deket sungai.

"Hiks...hikss...hiks..,"ia menunduk, menumpahkan segala rasa sakit di dadanya lewat air mata.

"Kenapa rel...hiks...hiks..."Ia menangis sesenggukan.

Ia menundukkan kepalanya dan menangis lagi,ia tak sanggup, sementara selama ini hanya Aurel lah yang mengerti dirinya.

Bahkan saat ia sempet di bully dan Aurel lah yang menolongnya bahkan sekarang saja Sekar menjadi gadis pemberani berkat dukungan Aurel.Aurel adalah segala-galanya bagi Sekar.

Ia masih menunduk dan menangis sesenggukan,ia memegang dadanya yang amat sakit.

Ia tidak bisa seperti ini,ia masih dendam dengan orang yang membuat Aurel hamil.

Ia mendongak dan menatap sungai yang mengalir dengan angin yang menerpa wajah menyebabkan rambutnya bertebaran.

Ia termenung di sana sampai akhirnya ia memiliki untuk pulang ke rumahnya,mungkin ia akan menenangkan pikirannya dulu.

•••••

Bug

Bug

Bug

Bunyi seseorang yang di pukul dengan membabi buta.

"Ga ngerti lagi gue,"ucapnya dengan nada ngos-ngosan.

"AUREL MENINGGAL RIS MENINGGAL,"pekiknya kencang dengan gigi yang ia gertakan di dalam mulutnya.

Brak

"BRENGSEK LO RIS,"lanjutnya lagi dengan mengebrak meja.

"GUE EMANG BRENGSEK...PUKUL GUE JO PUKUL LAGI GUE..."Teriaknya kencang dengan melihat ke arah Jo dan Abdul.

"Jalan satu-satunya..."ucap Abdul tertahan.

"Lo harus ngaku ke orang tua Aurel kalo lo yang ngehamilin Aurel dan lo yang tanpa sengaja bikin Aurel meninggal,"lanjutnya serius mentap Haris yang sudah babak belur akibat di pukuli Jo dengan membabi buta.

"Gu-gue ga bisa,"lirih Haris menundukkan kepalanya.

"Kenapa ga bisa?Lo yang ngelakuin dan lo yang harusnya tanggungjawab?Udah lo jangan jadi laki-laki brengsek yang brengseknya double,"papar Jo dengan emosi.

"Akan gue usahain,"jawab Haris mengangkat kepalanya.

"Dan gue minta tolong sama lo Jo Dul jangan sampai bunda dan ayah gue tau,mereka akan gue kasih tau tapi ga sekarang,"lanjutnya.

Mereka hanya diam dan memilih pergi dari ruangan tersebut dan sekarang tersisa Haris saja di dalam ruangan tersebut.

Ia memaklumi jika sahabatnya itu marah padanya karna memang ini murni kesalahannya dan sekarang ia sangat menyesal.

Bruk

Bruk

Bug

Bug

Bug

Bug

Haris melemparkan kursi kayu yang ada di situ sampai kursi tersebut patah berserakan dan meninju tembok sampai tangannya berdarah.

Ia merosot ke bawah dengan tembok yang ia jadian sandaran dan menjambak rambutnya sendiri,ia frustasi.

"Ini salah gue?"

Ia menyembunyikan kepalanya di lipatan tangan yang ia silangkan.

Ia menangis dalam diam.

°°°°

JANGAN LUPA PENCET TOMBOL 🌟 (POJOK BAWAH).

04 OKTOBER 2021





MOMMY AND BABY ELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang