01

10.2K 488 8
                                    

Sudah sekitar satu minggu,setelah kejadian di mana membuat hari-hari Aurel menjadi mati.

Saat itu juga Aurel kerap menyendiri,diam diri saat istirahat dan suka melamun.Kadang sahabat Aurel menanyakan apa yang membuat Aurel seperti ini dan pasti jawabannya ada kebohongan.

Aurel masih belum berani menceritakan kejadian yang sesungguhnya,ia takut mengingat sahabatnya adalah gadis tempramen yang akan berbuat apa saja untuk sahabatnya.

Ia juga akhir-akhir ini sering lemas,tak bertenaga.Ia tidak tau pasti penyebabnya apa?Ia percaya bahwa ia sedang masuk angin.

Sering muntah-muntah dan yang keluar hanya cairan berwarna bening.

"Huek huek,"tengkuk Aurel di pijat oleh Sekar-sahabat Aurel.Setelag makan bakso tadi tiba-tiba perutnya menolak dan eneg.

"Lo gapapa kan rel,lo sakit, ayo ke rumah sakit aja,"ajak Sekar yang di beri penolakan pastinya oleh Aurel.

"Gue gapapa kok,ga usah khawatir gitu,"ucap Aurel yang memegang perutnya dan bersandar di westafel kamar mandi.

"Besok ga usah sekolah aja ya,"ucap Sekar menuntun Aurel untuk kembali ke kamar.

"Mana bisa! besok ada ulangan,"balas Aurel yang sudah duduk di kasur queen size nya.

"No..no..gue izin in besok,jadi lo ga usah masuk,"ucap Sekar yang menggoyangkan jari telunjuk ke kanan dan ke kiri.

"Tapi kar--,"

"No..ga ada tapi-tapi,muka lo juga pucet.Terus gue mau nanya.. akhir-akhir ini lo kenapa sering ngelamun,"ujar Sekar lalu duduk berhadapan dengan Aurel.

"Hiks hiks hiks hiks,"tiba-tiba Aurel menangis sesenggukan lalu memeluk erat Sekar.

"Loh..loh..kok nangis,kalo lo belum siap cerita gapapa,asal jangan sampe karna masalah lo ini lo ngelukain diri lo sendiri,"ucap Sekar membalas pelukan Aurel dan mengusap rambut Aurel dengan lembut.

Sebenarnya Sekar itu adalah sahabat satu-satunya milik Aurel, Sekar juga kasian sama Aurel karena orang tua Aurel selalu mementingkan pekerjaannya ketimbang anaknya sendiri.

Ibu Sekar selalu menganggap Aurel sebagai anaknya dan Aurel sangat senang akan hal itu.

Aurel kurang kasih sayang dari ke dua orang tuanya.Ia bahkan di tinggal di rumah sendiri dengan bibinya.

Bahkan bibinya lah yang mengurus Aurel sedari ia masih bayi sampai menginjak umur 17 tahun.

"Makasih karno lo udah selalu ada buat gue dan maaf karna gue belum berani cerita sama lo, tapi suatu saat kalo gue udah bisa menerima ini semua gue akan cerita sama lo,"lirih Aurel di dalam pelukan Sekar.

"Iya,"

"Udah lo istirahat aja,nanti gue suruh bibi bawain bubur,"ujar Sekar lalu merebahkan tubuh Aurel untuk berbaring di kasur queen size nya.

Sekar berjalan turun ke lantai bawah ini untuk menyuruh bibi membuatkan bubur untuk Aurel.

∆∆∆∆

Pagi pun tiba dan Aurel masih meringkuk di dalam selimut tebalnya,ia tidak sekolah hari ini.Tubuhnya juga tiba-tiba sangat lemas.

Ia sebenarnya sudah bangun tetapi masih mager untuk sekedar berjalan ke kamar mandi.

'tok tok tok'

"Non,bini non,"

"Masuk aja bi,"

"Ini sarapannya, cepet di makan ya non supaya cepet sembuh,"ujar bi jauti-asisten di rumah aurel.

"Makasih ya bi,"ucao Aurel lalu mengambil bubur buatan bi jauti.

Saat ingin memakan bubur tersebut tiba-tiba perutnya sangat eneg dan ia segera berlari ke kamar mandi memuntahkan isi di dalam perutnya.Lagi-lagi hanya cairan bening yang keluar.

"Eh..eh..non,"ujar bi Jauti lalu berlari masuk ke kamar mandi melihat majikannya yang muntah-muntah.

"Non gapapa,"tanya bi jauti lalu memijat tengkuk Aurel.

"Udah bi, Aurel gapapa,mungkin masuk angin aja,"ucap Aurel dengan wajah pucat, tubuh yang tidak bertenaga dan ia merosok ke bawah.

Bi Jauti ikut jongkok dan memegang pundak Aurel.

"Ayo ke kamar aja non,nanti kalo lesehan gini tambah masuk angin,"ujar bi Jauti memapah Aurel.

"Makasih ya bi,bibi boleh kerja lagi, Aurel mau istirahat aja,"ucap Aurel saat dirinya sudah rebahan di kasur.

"Iya non,kalo gitu bibi tinggal,"ucap bi Jauti lalu berjalan meninggalkan kamar Aurel.

Sepeninggalan bi Jauti Aurel meneteskan air matanya,dalam benaknya ia berpikir apakah ia sedang hamil, jika itu benar ia harus segera menghubungi kakak kelasnya tersebut meminta pertanggungjawaban.

Setelah lama menangis ia kembali terlelap dengan perut yang belum di isi,karena jika di isi ia akan merasa mual dan berakhir muntah-muntah.

∆∆∆∆

Jangan lupa pencet tombol 🌟 (Di pojok bawah).

Terimakasih saya ucapkan, semoga kalian suka dengan part ini...

[Mungkin kalian akan merasa bosan dengan part permulaan tapi saat akan menuju pertengahan saya usahakan untuk mendapatkan momen yang bagus].

30 September 2021







MOMMY AND BABY ELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang