11

380 63 4
                                    

Setelah 15 menit berlalu, akhirnya kuro berhenti mengamuk.

Dia pun terduduk lemas dengan darah disekujur tubuh kuro dan dengan kondisi sekelilingnya yang berantakan.

Dia menangis dalam diam.

'Kenma..' kuro pun berdiri menuju kamar nya dan para pelayan dengan otomatis mulai membersihkan kekacauan yang dibuat oleh tuan mereka.

.

.

Keesokan nya.

Kenma mengajak Hinata bertemu di sebuah cafe, dan kebetulan juga Hinata sedang libur.

"Kenma, apa kau menunggu lama?" Tanya Hinata yang baru datang.

"Tidak, aku juga barusan sampai" jawab Kenma.

"Tapi kau sudah menghabiskan 1 gelas minuman mu.." kata Hinata sambil menunjuk gelas minuman Kenma.

Kenma pun terkejut.

Dia pun melihat minuman nya yang ternyata sudah habis.

"A-aku hanya datang lebih cepat dari yang di jadwal kan, kau tidak telat kok" kata kenma sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Hehe, baiklah, jadi kita mau kemana?" Tanya Hinata.

"Ikuti saja aku" kata Kenma dengan senyum tipis.

Hinata pun hanya mengikuti kenma.

Mereka berjalan beriringan sambil tertawa dan bercanda bersama.

Akhirnya setelah lama berjalan mereka berdua pun sampai di suatu gedung perkantoran.

"Kenapa kita kesini?" Tanya Hinata.

"Untuk menemui ibuku" jawab Kenma.

"Ouh- EH?? u-untuk apa??" Kaget Hinata.

"Liat saja nanti" kenma pun mengajak Hinata menuju ruangan dimana ibu nya bekerja.

Dan sampai lah mereka didepan pintu kayu berwarna putih dan sederhana.

Kenma pun mengetuk pintu itu, dan terdengarlah suara ibu kenma menyuruh untuk masuk.

Kenma pun membuka pintu sambil memegang tangan Hinata, tanpa kenma ketahui hal itu membuat Hinata merona padam.

"Ibu?" Panggil kenma.

Sontak ibu kenma yang sedari tadi fokus bergulat dengan kertas kertas terkejut dengan kedatangan Kenma.

"Kenma? Ada apa? Tidak biasa kamu datang ke kantor ibu?" Tanya ibu Kenma.

"Boleh aku masuk?" Tanya Kenma di ambang pintu.

"Tentu saja mengapa tidak, ayo masuk" Jawab ibu kenma.

"Baiklah" kenma pun membuka pintu dengan lebar memperlihatkan pemuda bersurai jingga di belakang Kenma.

"Eh? Nak Shoyo?" Tanya ibu Kenma.

"Hehe, hai bibi.." Kata Hinata tersenyum canggung.

"Eh? Ibu masih ingat Shoyo?" Tanya Kenma.

"Tentu saja.. ayo duduk" jawab ibu Kenma.

Mereka berdua dan ibu kenma pun duduk di sofa di ruangan itu.

"Jadi ada apa? Kamu seperti nya mau membicarakan sesuatu" kata ibu kenma.

"Jadi.. ini masalah perjodohan." Kata kenma sambil memainkan jari nya.

'eh? Kenma? Dijodohkan?! Dengan siapa?!' batin Hinata terkejut.

"Ah, iya kenapa?" Tanya ibu Kenma.

"Aku tidak ingin menerima perjodohan itu.." kata Kenma ragu.

Pasalnya ia takut ibunya sakit hati dengan jawaban nya.

Hening.

Ruangan bernuansa putih dan penuh dengan kertas-kertas dan buku itu tiba-tiba menegang.

Kenma tidak berani menatap ibu nya, ia takut melihat wajah kecewa ibunya.

"Sebelum itu kamu mau lihat siapa dia? Kamu belum melihat dia loh" kata ibu kenma sambil tersenyum hangat membuat ruangan itu tidak terlalu menegang.

Hinata hanya melihat dan mendengarkan apa yang Kenma dan ibunya bicarakan, tapi-

'Apa gunanya aku disini?' batin Hinata penasaran.

Kenma pun menoleh ke Hinata saat mendengar itu.

Hinata yang mengerti maksud Kenma pun mengangguk.

Kenma pun tersenyum tipis.

"Baiklah" jawab Kenma.

Ibu kenma hanya tersenyum dan menunjuk jari tersebut ke seseorang.

Di sebelah Kenma.

Kenma pun menoleh.

"Shoyo?!" Kata Kenma terkejut.

"Eh? Aku ada apa?" Tanya Hinata terkejut karena tadi ia bermain dengan pikiran nya sendiri.

"Ibu apa maksudnya? A-aku tidak paham.." kata Kenma terkejut.

"Tenanglah.. ya? Tenang dulu.." kata Ibu Kenma.

Setelah beberapa menit akhirnya Kenma pun kembali tenang.

"Jadi.. bisa ibu jelaskan?" Tanya Kenma.

"Ya benar, jodoh mu nanti adalah Shoyo, yakin kamu mau menolak nya?" Tanya ibu Kenma sekali lagi memastikan.

"Tidak tidak aku tidak mau menolak nya, aku menerima nya!" Kata Kenma.

"T-tunggu dulu berarti aku dijodohkan dengan Kenma?!" Tanya Hinata yang juga terkejut mendengarnya.

Ibu Kenma hanya mengangguk dan tersenyum.

"Kenapa ibu tidak bilang dari lama, ibu tau aku terus memikirkan jawaban itu.." kata Kenma sedikit kesal dengan ibu nya.

"Bukan kah kamu dulu pernah bertanya" kata ibu kenma.

"Dulu?" Bingung Kenma.

"Apakah kamu ingat hari pertama kamu bertemu Shoyo? Yang dimana kamu bertanya kenapa ibu bisa mengenal Shoyo?" Tanya ibu Kenma.

Kenma pun terdiam.

Ia akhirnya kembali mengingat kejadian itu.

Flashback.

"Jadi kamu dan Shoyo itu jodoh" kata ibu kenma dengan tersenyum.

"Jodoh?" Tanya Kenma dan Hinata bersamaan.

"Ya, pasangan hidup, yang dimana kalian akan hidup bersama selamanya, menjalani susah dan senang bersama" jawab ibu Kenma.

"Woahh, aku mau jadi jodoh nya Kenma!!" Kata Hinata sambil tersenyum lebar.

"A-aku juga mau.." kata Kenma sambil malu.

Ibu Kenma pun senang mendengar itu.

Flashback end.

.

.

MAAP UP SENIN :'<

We'll meet again right?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang