14

401 56 1
                                    

"Permisi tuan dan nona"

Sontak Kenma dan Natsu menoleh dan berdiri.

"B-bagaimana keadaannya?" Tanya Kenma.

"Syukurlah kondisi nya sudah membaik, tapi sebelum itu apa dia memiliki trauma?" Tanya dokter itu yang membuat Kenma membelalakkan matanya, ia pun langsung menoleh ke arah Natsu.

"Iya dia punya, tapi trauma nya sudah lama tidak kambuh, dan kata nii chan trauma nya sudah sembuh" kata Natsu.

"Maaf sebelumnya tapi sepertinya trauma nya kambuh kembali" kata dokter itu.

"Trauma?" Gumam Kenma.

"Kalian bisa melihat pasien, saya permisi" kata dokter itu dan meninggalkan mereka berdua.

Kenma hanya diam di tempat, ia tidak bergerak sedikit pun.

Tapi karena masih dirumah sakit ia harus tenang terlebih dahulu.

Ia melihat Natsu yang masih duduk di kursi tunggu, Kenma pun menghampiri nya.

"Kenapa tidak masuk?" Tanya Kenma yang duduk di samping Natsu.

"Aku sedang menunggu kaa san, Kenma nii san duluan saja" kata Natsu.

"Baiklah" Kata Kenma sambil mengelus puncak kepala Natsu lembut.

Ia pun memasuki ruangan yang dimana Hinata tertidur tenang dan damai.

Kenma mengambil kursi dan ia letakkan di sebelah kasur Hinata.

Kenma pun mendekat ke Hinata, ia mengelus lembut Surai jingga itu.

"Maafin Kenma ya.. harusnya Kenma ngga ninggalin sho sendirian, harus nya Kenma ngga usah nurutin sho tadi.." Kata kenma lirih.

"Cepat bangun ya, Kenma pergi dulu" kata Kenma.

Ia pun mengecup kening Hinata dan pergi keluar.

Ia pun melihat seorang wanita yang sedang berbicara dengan Natsu.

Ya, itu ibunya Hinata.

Kenma pun mendekati mereka berdua.

"Trauma nya datang lagi.." kata Natsu.

Seketika ibu Hinata menjadi lemas.

Anak lelaki satu satunya harus mengalami hal seperti ini.

"Kaa chan.." kata Kenma.

Sontak ibu Hinata dan Natsu pun menoleh.

"K-kenma?" Kata ibu Hinata.

"Maafkan aku kaa chan.. aku tidak bisa menjaga nya dengan baik.." sesal Kenma.

"Tidak apa apa ini bukan salah mu" kata ibu Hinata sambil memeluk Kenma.

"Kaa chan masuk dulu ya?" Kenma pun mengangguk dan ibu Hinata dan Natsu pergi masuk ke ruangan Hinata berada.

Kenma pun memutuskan untuk kembali pulang ke rumah nya.

Ia berjalan dengan lemas ke parkiran.

Pikiran nya kosong.

Yang hanya ia pikirkan keadaan hinata.

Saat Kenma ingin memasuki mobil tiba tiba Kuroo menelfon nya.

Drrt.. drrt..

Kenma pun merogoh sakunya dan menjawab telfon itu.

"Kenma kau sibuk?" Tanya Kuroo dari seberang telfon.

"..." Kenma tidak menjawab apa apa.

"Kenma" panggil Kuroo.

Kenma pun akhirnya sadar dari lamunan nya.

"Y-ya?" Tanya Kenma.

"Hei, ada apa dengan mu? Kau baik baik saja?" Tanya Kuroo.

"Aku.. tidak tau.." jawab Kenma.

Tiba tiba tidak ada jawaban dari Kuroo.

"Mau keluar?" Tanya Kuroo.

Sebelum Kenma menjawab ia mengingat tentang seseorang yang membuat Hinata seperti itu.

"Nanti malam?" Gumam Kenma.

"Oke, sampai ketemu nanti malam" dan sambungan terputus.

Kenma pun langsung masuk ke mobil nya, dan memberitahukan keadaan Hinata ke ibu nya (Kenma).

"Aku yang menyetir." Kata Kenma dingin.

Bodyguard yang paham akan sifat tuannya itu pun menuruti nya.

Tanda nya tuan nya sedang dalam suasana hati yang buruk.

Bukannya malah lebih buruk lagi kalau ia menyetir dengan perasaan buruk?

Jika tidak dituruti maka lebih buruk lagi, bisa bisa ia seperti Kuroo.

Karena Kenma bisa melampiaskan emosi nya dengan menyetir.

Ia menyetir mobil mewah nya dengan kecepatan di atas rata rata.

Baru kali ini Kenma terlihat sedikit mencolok hingga ada sedikit keributan.

Akhirnya Kenma sampai di mansion nya dengan perjalanan 20 menit dari rumah sakit.

Sesampai dirumah nya ia langsung memarkirkan kendaraan nya di halaman mansion nya yang luas.

Ia pun di sambut oleh beberapa pelayan.

"Selamat siang tuan muda"

"Selamat siang tuan"

Namum hanya diangguki oleh Kenma.

Ia pun langsung pergi ke ruang bawah tanah di Mansion nya.

Mansion ini Kenma hasilkan dari uang nya sendiri.

Ia berniat akan tinggal disini bersama Hinata nantinya.

Ia pun sampai di ruangan bawah tanah.

Gelap.

Sunyi.

Sampai akhirnya Kenma berhenti di suatu ruangan.

Ruangan itu dijaga oleh beberapa bodyguard dan pelayan Kenma.

"Bagaimana keadaan nya?" Tanya Kenma.

"Dia sudah bangun" Jawab salah satu bodyguard Kenma.

Kenma pun membuka ruangan itu dengan pelan dan masuk.

Dan disana duduklah seseorang dengan tangan dan kaki yang terikat.

Itu adalah seseorang yang telah memukul kepala Hinata.

Kepala nya telah di obati dan di perban.

Meskipun di telah berbuat begitu Kenma masih punya hati.

Mengingat banyak kejadian yang menimpa Hinata, ini belum ada apa apa nya.

Orang itu gemetar ketakutan.

"L-lepaskan aku!!" Kata nya.

"Santai saja aku tidak akan melukai mu jika kau memberikan ku informasi." Kata Kenma dingin.

"Tidak akan!" Kata nya.

"Jika tidak aku akan melaporkan mu" Kata Kenma sambil memegang ponsel nya.

Ia berjalan dengan santai ke kursi yang berada di depan orang itu dan duduk.

"T-tidak!!" Suara nya bergetar ketakutan.

"Jika tidak mau jawab beri tau aku siapa yang menyuruh mu, dengan begitu kau bebas." Kata Kenma.

"L-lebih baik aku mengorbankan nyawa ku!!" Kata nya.

"Bicaralah tanpa gugup dan rasa takut, dengan begitu aku percaya." Kata Kenma.

"..." Tak ada jawaban.

"Baiklah aku telah mendapatkan jawaban nya" Dengan perasaan yang tidak puas Kenma pun keluar dari ruangan itu.

.

.

.

Yey..

We'll meet again right?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang