13

367 54 4
                                    

Bugh!

"Maaf kan aku.." kata pria itu.

Ia memeriksa Hinata apa kah ia benar benar pingsan atau tidak.

Setelah dipastikan Hinata pingsan, ia merogoh saku nya dan menelpon seseorang.

"Halo?"

"Bagaimana? Sudah selesai?" Tanya orang dari seberang telfon.

"Sudah-"

Bugh!

"Hei? Kenapa berhenti-" dan sambungan pun di putus.

"N-nii Chan!" Kata Natsu panik sambil membuang ponsel itu.

Natsu kebetulan pulang dari gym agar pulang lebih cepat ia menggunakan jalan sempit yang kebetulan juga dilewati oleh Hinata.

Natsu pun mengecek orang yang ia pukul tadi, karena yakin benar pingsan ia pun segera melihat kondisi Hinata.

"S-siapa yang harus ku hubungi?" Kata Natsu.

Ia pun menyenderkan Hinata ke dinding dan melihat ke sekitar.

Dan kebetulan juga hp Hinata menyala, Natsu pun langsung mengambil hp Hinata dan tertera nama 'Kenma' disana.

'Seperti nya nii chan mau menghubungi Kenma nii san tapi tidak sempat..' batin Natsu melihat sendu ke Hinata.

Tanpa berpikir panjang Natsu pun menghubungi Kenma.

Kenma yang masih dijalan menuju rumah nya dikejutkan dengan telpon dari Hinata.

Ia pun segera mengangkat nya dengan perasaan khawatir.

"K-kenma nii san t-tolong nii chan!!" Kata Natsu panik.

"Natsu? Shoyo kenapa?" Kata kenma khawatir.

"N-nii chan tiba tiba di pukul oleh seseorang, a-aku tidak tau itu siapa tapi tolong cepat kesini!" Kata natsu.

"Kau berada dimana?" Tanya Kenma yang berusaha tenang.

"Apa kenma nii san tau supermarket di dekat gedung xxx?" Tanya Natsu.

Kenma pun terbelalak makin terkejut.

"A-aku segera kesana!" Kenma pun mematikan telpon nya dan langsung berlari menuju lokasi yang Natsu jelaskan.

'Ayo lebih cepat!' batin kenma yang berusaha berlari cepat.

Karena jarang berlari, lari kenma sedikit lambat, akan tetapi demi Hinata ia terus berusaha.

"Hahh hahh, harus nya disini- itu dia, Natsu!" Kata Kenma ia pun berlari mendekati Hinata dan Natsu.

"K-kenma nii san" kata Natsu saat melihat kenma berlari mendekati nya.

Kenma tidak sengaja melihat seseorang pria yang juga pingsan akan tetapi kepala nya berdarah.

"Shoyo.." kata kenma saat melihat Hinata.

Terlihat keringat dingin di sekujur badan Hinata dan Natsu.

"Aku akan menghubungi seseorang tenanglah, awasi dia juga" kata kenma sambil melihat pria yang menurut kenma pelaku semua ini.

"Ha'i" kenma pun menelfon salah satu anak buah nya, sedangkan Natsu mengawasi dua orang yang pingsan itu.

Tidak lama kemudian beberapa anak buah kenma datang.

"Bawa dan jaga dia jangan sampai kabur, aku akan membawa Shoyo ke rumah sakit, ayo Natsu!" Kata Kenma, ia pun menggendong Hinata ala bridal style ke dalam mobil dan diikuti oleh Natsu.

Tanpa berlama lama Kenma pun segera melesat ke rumah sakit.

Sesampainya mereka disana Hinata pun segera di bawa ke ruang pemeriksaan.

Natsu dan Kenma pun duduk di kursi tunggu.

'Shoyo, aku tidak mau kehilangan mu lagi..' batin Kenma.

Hari yang harus nya menjadi kebahagiaan antara Kenma dan Hinata terenggut.

Sudah hampir 30 menit mereka menunggu dengan perasaan gelisah dan khawatir.

Dokter pun keluar membuat Kenma dan Natsu menatap dengan tatapan bertanya.

Dokter yang mengerti pun mengatakan,

"Kondisi nya kritis, tapi tenang saja masih bisa ditangani, mohon tunggu sebentar, saya permisi" kata dokter itu dan pergi.

Kenma pun membeku, sedangkan Natsu ia terduduk lemas.

Kenma pun kembali duduk dengan perasaan yang kacau.

'Jika bisa pindahkan saja semua penyakit nya padaku, kumohon, biarkan dia hidup tenang dan bahagia..' doa kenma.

Tanpa Kenma sadari air bening jatuh dari mata nya.

Menangis dalam diam diantara ramai nya orang di rumah sakit.

Sungguh itu hal yang benar benar menyakitkan.

'Nii Chan, kumohon jika bukan untuk aku bertahan hidup lah untuk ibu dan kenma nii san.." batin Natsu yang juga ikut menangis dalam diam.

Natsu pun mengambil ponsel nya dan menghubungi ibu nya tentang keadaan Hinata.

Kenma masih terduduk diam.

Tatapan nya kosong.

Pikirannya hanya memikirkan tentang keadaan Hinata.

'Shoyo.. kenapa hidup ku seperti ini..' batin kenma.

Tiba tiba ia mendapatkan telfon dari seseorang yang merupakan anak buah nya.

"Ada apa?" Kata Kenma dingin dengan suara yang sedikit serak sehabis menangis.

"Tuan apa yang harus kami lakukan dengan dia?" Tanya anak buah nya dari seberang telfon.

"Apa dia sudah bangun?"

"Sudah"

"Tanyakan apa yang membuat ia melakukan hal itu dan siapa yang menyuruh nya." Kata Kenma.

Tanpa menunggu jawaban Kenma pun memutuskan sambungan nya.

"Hahhh.." rasanya Kenma ingin berteriak tanpa didengar oleh siapa pun.

"Permisi tuan dan nona"

.

.

HEY AUTHOR LUPA MAAPIN😭
AUTHOR ABIS VAKSIN JADI NGANTUK MULU, mana tugas author numpuk maap kan T^T.

We'll meet again right?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang