18 [warning!]

381 43 14
                                    

"Baiklah, lalu dengan sidik jarinya?" Tanya Kenma.

"Sidik jari nya mirip dengan sidik jari tuan Kuroo."

Mendengar itu Kenma pun terbelalak.

.

"Apa? Apa maksudmu? Jadi yang menculik shoyou itu Kuroo?!" Emosi kenma mulai terpancing.

"Tolong tuan tenang dulu, ini hanya sidik jadi pada secarik kertas, bisa jadi ada seseorang yang ingin memfitnah Kuroo san."

Brak!

Kenma memukul meja kerja nya membuat maid dan bodyguard disana terkejut.

'Jika itu benar kau, aku tidak akan memaafkan mu...

Kuroo.'

.

Hinata terbangun.

'Ugh, badan ku sakit semua.. eh? Kok? Aku tidak bisa bergerak?' Hinata pun melihat ke badan nya.

'Terikat?! Tunggu.. ini dimana?!' Hinata yang tersadar bahwa dirinya tidak di rumah sakit pun langsung terkena panic attack.

Hinata sekarang berada di salah satu ruang bawah tanah.

"Hey, lihat lah, tuan kecil ini sudah terbangun- hey.. jangan menangis~" Kata Kuroo sambil mengelus lembut pipi Hinata yang mulai basah karena menangis.

"Tenanglah aku tidak akan membuat mu terluka, jika aku membuat mu terluka bisa saja Kenma tidak akan memaafkan ku dan rencana ku menjadi gagal." Kata Kuroo yang awal nya menggunakan nada yang lembut saat berbicara, sekarang menggunakan nada yang tajam dan tegas.

"K-ke-kenapa?" Tanya Hinata gagap.

"Hm? Kenapa aku menculik mu?" Tanya Kuroo.

"Tentu saja agar Kenma mencari mu, dan dia kesini.. lalu aku akan memanipulasi nya." Kata Kuroo dengan smirk.

"Dengar, kau tidak akan mendapatkan bisa mendapatkan Kenma, Hinata.." kata Kuroo lagi dengan mencengkram dagu Hinata kuat.

"A-aku.. t-ti-tidak.. akan.. m-membiarkan-"

Plak!

Hinata ditampar keras oleh Kuroo dan langsung terjatuh bersama dengan kursi nya.

"Diamlah, aku tidak suka mendengar suara mu itu, aku akan tetap berusaha mendapatkan Kenma bagaimana pun caranya." Kata Kuroo, lalu ia meninggalkan Hinata yang terjatuh dengan kursi dan terikat.

Hinata menangis pelan, siapa pun pasti tidak akan menyadari nya.

Hinata tidak bisa kembali duduk sempurna karena tubuh nya terikat.

Tamparan tadi membuat Hinata mengeluarkan sedikit darah dari mulut nya, pipi nya menjadi agak biru ke ungu ungu-an.

Tak lama kemudian Hinata pingsan karena kelelahan.

.

"Brrhh.. dingin.." gumam Hinata yang sudah terbangun dari pingsan nya.

Masih di kondisi yang sama.

Terikat di kursi yang jatuh.

Dan tidak ada yang membantu membenarkan kondisinya.

Cklek!

"Hohoo.. seperti nya Chibi Chan kedinginan~" siapa lagi jika itu bukan Kuroo.

Namun, dia tidak sendirian.

Dia datang bersama 2 anak buah nya(?)

Hinata hanya diam.

"Hmm, bantu dia." Perintah Kuroo kepada anak buah nya.

Kedua anak buah nya pun langsung menuruti perintah Kuroo.

Membenarkan posisi Hinata.

"Beri dia selimut." Kemudian salah satu anak buah nya pergi mengambil selimut.

2 menit berlalu, anak buah Kuroo kembali dengan membawa selimut, lalu dia memakai kan nya pada Hinata.

"Tinggalkan kami berdua." Kedua anak buah Kuroo pun meninggalkan Kuroo dan Hinata berdua.

"Lepaskan.. aku.." kata Hinata pelan karena lemas.

"Ahh, aku lupa kau pasti belum makan dari kemarin, tunggu sebentar." Kata Kuroo, 5 menit kemudian dia kembali membawa semangkuk bubur dan segelas air.

"Aku bawakan ini untuk mu.."

Kesal, Hinata ingin marah, apakah Kuroo tidak tau jika dia sedang terikat?

Tapi suara Hinata habis, dia tidak punya tenaga untuk marah.

"Hmm, hehe, aku lupa kau sedang terikat~" kata Kuroo.

"Ahh!! Panas!!" Siapa sangka jika air yang dibawa Kuroo adalah air panas.

"Ups, maaf, aku tadi berniat membantu mu minum, aku malah mengacaukan nya.." Kata Kuroo.

Bohong.

1 kata yang menggambarkan sikap Kuroo pada Hinata saat ini.

Karena air panas tadi, membuat kulit Hinata yang terkena air memerah.

"Lihat lah wajah lucu mu ini.." kata Kuroo memegang dagu Hinata.

Plak!

"Kenapa bisa Kenma lebih peduli padamu?" Kata Kuroo mengelus pipi Hinata.

Bruk! Plak! Bugh!

Karena siksaan kuroo Hinata tersungkur.

Hanya menangis tanpa suara, karena belum makan berhari hari, bahkan minum tidak diberikan.

"Kenapa? Kenapa? Kenapa?!" Kata Kuroo sambil menyiksa Hinata.

"Padahal aku yang lebih dulu mendekati nya, aku yang lebih dulu menyatakan perasaan, tapi kenapa dia tidak menganggap ku serius!!" Teriakan Kuroo menggema di ruangan itu.

"Bahkan aku selalu ada saat dia membutuhkan ku! Kenapa harus kau, Hinata Shoyo!!"

Kuroo pun mengambil cambuk yang berada tepat di sebelah nya.

Dan mulai mencambuk Hinata.

"Kuroo-san! Sakit! Kumohon! Lepaskan aku! Maaf kan aku! Aku tidak tau! Maaf kan aku!!" Mohon Hinata dengan tenaga yang tersisa.

Kuroo hanya diam.

Dia tetap mencambuk Hinata sampai Hinata pingsan.

Bahkan kursi yang digunakan untuk mengikat Hinata rusak.

Hasil cambukan di tubuh Hinata mengeluarkan darah.

"Aku berharap kau segera mati." Kata Kuroo, lalu ia meninggalkan Hinata dalam kondisi yang mengenaskan.

.

.

Bersambung!

Okay..?

Sejauh itu ya..?

Bagaimana pendapat kalian dengan chapter yang satu ini?

Kira kira bagaimana keadaan Hinata ya..?

Mati? Atau.. masih selamat?

Apa yang akan dilakukan Kenma jika tau keadaan Hinata sekarang ya?

Hehe, tidak ada yang tau.

We'll meet again right?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang