12

404 59 12
                                    

Setelah mendengar pernyataan dari ibu kenma, kenma langsung menyetujui perjodohan itu.

Hinata yang mendengar itu pun terkejut dan wajah nya merona padam seperti kepiting rebus.

'A-aku.. akan menikahi kenma?!' batin Hinata.

Sekarang kenma dan Hinata berada di luar gedung.

"Sebelum pulang mau jalan jalan?" Tanya kenma.

Hinata tidak menjawab, ia masih memikirkan hal tadi.

"Shoyo?" Panggil kenma yang akhirnya membuat Hinata tersadar.

"Eh iya? M-maaf kan aku kenma aku tadi melamun.." kata Hinata.

Kenma pun mendekat ke Hinata, ia memeluk Hinata dari belakang.

Hinata yang tiba tiba mendapat perlakuan seperti itu pun sedikit terkejut.

"Apa kau tidak setuju, hm?" Tanya Kenma, ia menyandarkan kepala nya di bahu Hinata membuat mereka berdua berhenti berjalan.

"A-apa m-maksudmu kenma?" Kata Hinata dengan wajah yang kembali merona padam.

Ah ini sungguh pemandangan yang menggemaskan bagi kenma.

"Aku tau kau memikirkan tentang hal tadi kan?" Tanya kenma.

"Y-ya, aku tidak keberatan, malah aku senang mendengar itu.." kata Hinata memelan dari kata 'senang' namun masih dapat didengar oleh kenma.

"Ah ternyata begitu" kata kenma ia semakin erat memeluk Hinata dengan senyum tipis.

"D-dilihat orang-orang kenma.." kata Hinata.

"Haha baiklah maaf kan aku kitten, mau jalan jalan sebentar?" Tanya kenma sambil melepas pelukannya.

"Em.. aku mau ke supermarket untuk belanja bulanan.. kalau kenma tidak mau menemani tidak apa apa.." kata Hinata.

"Tentu saja tidak apa apa, santai saja dengan calon suami mu, sho~" goda kenma.

"Kenma!" Hinata sudah benar benar tidak kuat dengan perlakuan kenma.

'Tidak baik untuk jantung!!' batin Hinata.

"Haha sekali lagi maaf kan aku, ayo kita pergi ke supermarket" kata kenma.

Kenma pun meraih tangan Hinata dan menyelipkan jari jari nya diantara jari Hinata.

Hinata pun mengangguk, mereka berdua pun berjalan sambil berpegangan tangan menuju supermarket.

Tidak peduli dengan orang orang yang melihat mereka.

Yang mereka pikirkan adalah membuat nyaman satu sama lain.

.

.

"Makasih kenma, sudah mau menemaniku belanja" kata Hinata sambil membawa barang belanjaan di kedua tangan nya.

"Apa pun untuk mu, mau ku antar pulang? Biar aku bawa barang barang mu" kata Kenma.

"Tidak perlu Kenma, rumah ku tidak jauh dari sini, ada jalan pintas yang membuat nya dekat dengan rumah ku" kata Hinata menolak kenma secara halus.

"Apa kau yakin?" Tanya Kenma khawatir.

"Tentu Kenma, jika ada apa apa aku akan menghubungi mu, tenang saja ya" kata Hinata meyakinkan Kenma.

"Baiklah kalau begitu, hati hati ya" kata kenma mengelus Surai jingga Hinata.

"Tentu, dah kenma!" kata Hinata, ia pun pergi meninggalkan Kenma yang masih di depan supermarket melihat nya.

Kenma hanya melambaikan tangan nya.

Saat melihat Hinata telah menghilang dari pandangan nya kenma langsung kembali pulang ke rumah dengan berjalan juga.

Hari ini merupakan hari yang baik bagi Kenma.

Hari keberuntungan kenma.

'Pasti ini juga menjadi hari yang beruntung bagi Shoyo..' batin kenma sambil tersenyum tipis di balik masker nya.

.

Hinata pun sampai di jalan kecil yang menjadi jalan pintas nya, memang sedikit menakutkan, tapi ini masih sore hari.

Hinata pun memutuskan untuk membuang semua pikiran negatifnya dan langsung berjalan masuk ke tempat sempit itu.

Saat berada di perempatan jalan Hinata mendengar suara suara aneh.

Tetapi ia masih berpikir positif mungkin itu hanya kucing(?).

Hinata pun melanjutkan perjalanan nya, tapi Hinata merasakan seperti ada yang mengikuti nya.

'A-ada yang mengikuti? Siapa? Orang asing? Atau ada yang ingin mencelakai ku?' batin Hinata.

Hinata ingin melihat kebelakang, akan tetapi tubuhnya gemetar hebat.

Karena pembullyan yang pernah Hinata alami ia memiliki sedikit trauma.

Kenma masih belum mengetahui hal ini.

Itu karena Hinata masih belum ingin memberi tahu Kenma, dokter pernah bilang bahwa penyakit trauma nya akan hilang.

Tapi sepertinya trauma nya akan kembali lagi.

Karena merasa tidak aman Hinata merogoh saku nya, ia ingin menghubungi Kenma.

Dengan tangan yang gemetaran Hinata memencet nomor yang bernama 'Kenma'.

Tapi karena Hinata sudah lama menahan rasa takut nya, Hinata pun akhirnya terjatuh lemas.

'K-kenma..' batin Hinata bergetar.

Terlihat seorang pria yang benar benar tertutup bahkan yang terlihat hanya matanya saja.

Saat melihat mata itu Hinata merasa tidak asing dan sedikit tenang.

Tapi tiba tiba-

Bugh!

Bagian kepala Hinata dipukul menggunakan tongkat.

Entah apa yang akan terjadi dengan Hinata.

Siapa dia?

___________________

Oke konflik nya dimulai.

Happy birthday to Kozume Kenma.

Hari ini author up khusus untuk bayar utang 1 chapter karena ga sempet up.

Akhirnya lunas.

Besok masih up kok.

Sans dan sabar saja.

Aku yakin reader's itu orang yang selalu sabar.

Betewe mau angst ato happy ending? Terserah sih mau yang mana Babay!

Thank you for reading this book! ><

We'll meet again right?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang