Mentari tak ingin merasakan jauh dari Bumi. Perasaan itu sangat menyiksa. Mentari tak tahu apa yang terjadi dengan dirinya. Mentari ingin selalu ada di samping Bumi. Dia ingin Bumi menjadi miliknya.
"Bumi, aku mau ambil kedokteran. Nanti kita kuliah bareng aja ya", ujar Mentari suatu siang di rumah Bumi.
"Apa, kamu mau ambil kedokteran? Bukannya kamu mau kuliah di Jerman ambil Fisika?" Jawab Bumi terkejut mendengar jawaban Mentari.
"Tapi, aku ga mau jauh dari kamu. Seminggu kemarin aku tidak suka. Jauh darimu membuat nafasku sesak, kepalaku berat. Aku ga bisa jauh darimu Bumi. Kamu mau ya jadi pacarku. Atau kita menikah saja tamat SMA ini. Jadi aku bisa selalu disamping mu?" Mentari menjelaskan apa keinginannya dengan wajah penuh semangat dan keyakinan.
"Aku tidak mau punya pacar atau istri seperti kamu Tari. Manja, tidak bisa mandiri, selalu mengekor kemana aku pergi. Berasa punya pengawal pribadi. Hal ini menyeramkan buatku. Aku mqu istri yang mandiri, kuat, tidak selalu mengandalkan kami kaum pria. Yang jelas dirimu tidak termasuk dalam tipeku. Maaf saja Mentari. Jangan menghayal terlalu tinggi, nanti kalau jatuh akan sakit. Selama ini aku diam dan menuruti apa kemauanmu, itu semua demi Bunda. Bukan yang lain". Bumi menjelaskan kepada Mentari mengenai posisi dirinya. Hal ini membuat Mentari kaget dan tidak bisa berkata apa-apa. Sampai Bumi pergi meninggalkan Mentari sendiri di ruang makan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
BUMI DAN MENTARI
Romance"Kenapa sich, kamu ga pernah mau dengerin aku?" "Kenapa aku harus dengerin kamu? Emangnya kamu siapa aku? Penting gitu!" "Emangnya kamu siapa aku? Penting gitu" kalimat yang diucapkan Bumi terngiang ditelingaku. Betapa tidak ada artinya diriku dimat...