Tahun ketiga di SMA, Mentari dan Bumi mulai fokus menghadapi Ujian Nasional dan persiapan masuk perguruan tinggi. Bumi ingin melanjutkan kuliah di Kedokteran UI, menemani Indah yang ingin kuliah disana. Mentari tidak masuk dalam rencana Bumi. Mentari ingin berada tak jauh dari Bumi, tapi orang tuanya ingin dia kuliah di Zurich, Swiss mengikuti jejak sang kakak. Swiss Federal Institute of Technology menjadi pilihan orang tuanya. Mentari memilih jurusan Fisika, sesuai dengan pelajaran favorit Bumi.
Ujian akhir bisa dilalui dengan baik. Bumi dan Indah diterima di Kedokteran UI. Bumi larut dalam kegembiraannya, tidak menyadari wajah kecewa mentari.
"Aku selalu mendapatkan apa yang aku mau, Tari. Bukankah aku manusia paling beruntung"
"Benarkah kamu beruntung? Apa benar semua yang kamu dapatkan adalah keinginanmu? Apa hanya memuaskan egomu saja Bumi?"
"Lelaki dan egonya tidak bisa dilepaskan Tari, sudah bawaan lahir"
"Apa kamu yakin ingin ambil Kedokteran? Tidak banyak ilmu fisika disana, kamu akan bosan nanti"
"Tidak ada kata bosan. Dikampus pasti banyak kegiatan, belum lagi ada Indah yang menemani. Dunia terasa lebih berwarna"
"Ya ya ya....semoga ini yang terbaik untukmu. Akan ada Indah yang akan menemanimu. Semoga kalian bahagia"
"Pasti kami akan bahagia, tidak sepertimu jomblo abadi"
"Kalau aku tidak ada disampingmu, apakah kau akan merindukanku Bumi?"
"Untuk apa aku merindukanmu Mentari? Ada Indah disisiku. Bukankah kamu ada disebelah rumah, kalau aku perlu kamu tinggal buka jendela atau telpon saja"
"Tidak bisa Bumi, jendela kamarku akan jauh dari jendela kamarmu, telponku akan susah dihubungi. Biasakan rutinitasmu tanpa aku. Hati-hati dengan makan siangmu, makanan di kantin semua mengandung vetsin dan siapkan obat alergimu. Bawa bekal selalu. Jaket selalu siapkan dimobil, kalau hujan dan dingin kamu tidak bingung. Materi kuliahmu nanti banyak, buatlah ringkasan materi setiap hari, aku tidak bisa lagi melakukannya."
"Tari...Mentari, pesanmu itu seperti Babysitter. Aku sudah dewasa, dan aku lebih paham kondisi tubuhku. Ga usah kamu ingatkan segala macam"
Bumi berlalu meninggalkan Mentari diteras rumah. Bumi tidak tau bahwa itu adalah saat terakhir dia bisa melihat mentari. Mentari akan bersinar dibelahan bumi yang lain. Akankah Bumi kehilangan cahaya Mentari?
KAMU SEDANG MEMBACA
BUMI DAN MENTARI
Romance"Kenapa sich, kamu ga pernah mau dengerin aku?" "Kenapa aku harus dengerin kamu? Emangnya kamu siapa aku? Penting gitu!" "Emangnya kamu siapa aku? Penting gitu" kalimat yang diucapkan Bumi terngiang ditelingaku. Betapa tidak ada artinya diriku dimat...