SATURNUS

3 0 0
                                    


Teori yang dikemukakan Reza mengenai Bumi yang selalu memperhatikan Mentari melalui akun social media sepertinya harus direvisi. Karena yang selalu mengikuti social media untuk mencari informasi bukan hanya Bumi. Hal ini juga berlaku untuk Mentari. Setiap hari gadis itu akan membuka akun social media hanya untuk mengetahui kegiatan Bumi.

Melalui akun Instagram Bumi, Mentari tahu bahwa akan ada acara bakti social kampus melalui kegiatan sunatan masal. Kegiatan tahunan untuk memperingati dies Natalis Kampus Bumi. Sudah beberapa hari terakhir Bumi memposting story persiapan kegiatan bakti social. Bumi terlihat gagah saat mengunjungi rumah warga untuk mendata peserta khitanan masal, begitu juga dengan foto dirinya berada di tumpukan beras untuk kegiatan sembako murah. Melihat semua membuat Mentari tersenyum sendiri.

Sepulang dari kampus seperti biasa, Mentari masuk ke kamar dan tiduran di Kasur. Tak lama Mentaripun membuka ponsel untuk membuka akun Instagram dan melihat apakah ada postingan yang dibuat Bumi. Betapa terkejutnya gadis itu saat melihat akun Instagram Bumi. seseorang menandai Bumi dalam sebuah foto dimana dalam foto itu Bumi tampak berpose mesra dengan Indah. Caption yang menyertai menambah hancur hati Mentari. "Selamat kepada pasangan baru kita. Jangan lupa traktirannya". Belum lagi ada akun Indah yang juga tertera disitu. Setelah ditelusuri akun Indah, perasaan Mentari lebih hancur, disana banyak sekali foto kedekatan antara Indah dan Bumi. Saat di ruang praktikum, saat diruang kuliah, dan banyak lagi lainnya.

Malam ini Mentari tidak makan malam bersama Iqbal. Biasanya makan malam bersama merupakan hal yang ditunggu-tunggu oleh gadis itu. Tetapi tidak mala mini. Mentari beralasan masih kenyang saat Iqbal mengajaknya makan Bersama. Padahal Mentari sedang menangis dan terluka. Hingga keesokan harinya Mentari masih enggan keluar kamar. Tidak juga pergi kuliah. Iqbal hawatir dengan adiknya itu. Ketika diketuk pintu kamarnya Mentari hanya menjawab ingin tidur lebih lama karena Lelah dan tidak ingin di ganggu. Pintu kamarnya tetap terkunci. Hal ini berlangsung hingga dua hari. Pada hari ketiga Mentari keluar kamar dengan tubuh lemah, penampilan acak-acakan dan tidak bersemangat dengan muka bengkak karena terlalu banyak menangis.

Iqbal sedih melihat keadaan adik semata wayangnya itu. Setiap ditanya Mentari selalu menghindar dan beralasan lelah dan ingin tidur. Makin hari kondisi fisik Mentari mulai menurun hingga akhirnya gadis itu mengalami demam dan muntah-muntah hebat. Sang kakak panik bukan main, lalu membawanya ke rumah sakit.

Melihat kondisi adiknya demikian, Iqbal menghubunngi Reza untuk mencari tau apa yang terjadi dengan Mentari.

"Halo, Reza... ", sapa Iqbal saat panggilan telponnya diangkat oleh Reza.

"Halo, ia kak, ada apa?" jawab Reza.

"apakah kamu sedang sibuk? Kakak ingin berbicara hal serius. Bisakah kamu datang ke rumah sakit sekarang? Mentari dirawat" Iqbal meminta Reza ke rumah sakit agar dapat membicarakan kondisi Mentari lebih jelas.

"Mentari sakit kak? Reza ke rumah sakit sekarang, kebetulan kuliah sudah selesai hari ini" Reza menyetujui permintaan Iqbal.

Sesampainya di kamar rawat inap Mentari, Reza terkejut melihat kondisi Mentari. Gadis itu terkulai lemah, dengan muka pucat dan badan yang kurus. Seminggu Mentari tidak ke kempus dan mereka tidak bertemu, banyak perubahan yang terjadi pada fisik gadis itu.

"Kenapa Mentari bisa seperti itu kak?" tanya Reza membuka percakapan.

"Kakak juga tidak tau, sejak pulang kuliah seminggu yang lalu, Mentari hanya mengunci diri di kamar dan menangis. Kakak tidak tau apa yang terjadi. Setiap ditanya jawabannya hanya lelah dan ingin tidur. Makan juga malas, hanya minum segelas susu saat sarapan. Selebihnya menngurung diri di kamar. Hingga akhirnya dia muntah-muntah dan demam tinggi. Lalu kakak bawa ke rumah sakit. Apakah kamu tau, kenapa Mentari seperti itu?" Iqbal menjelaskan kondisi Mentari sebelum dibawa ke rumah sakit.

"kalau pastinya kenapa, Reza tidak tau kak. Terakhir bertemu di kampus dia masih biasa saja, memang terlihat lebih pendiam dari biasanya." Reza menjelaskan kondisi Mentari yang dia tau.

"menurutmu kenapa bisa seperti ini ya?"

"hanya satu orang yang bisa mempengaruhi dan menjungkir balikkan kehidupan Mentari. Bumi kak. Sebentar kak, saya lihat dulu Instagram Bumi", Reza mengeluarkan ponselnya dan mulai mencari akun Bumi.

"Ya, Bumi. Pasti ada sesuatu dengan lelaki itu"

"Nah kak benar dugaan saya"

"Ada apa?"
"intagram Bumi ditandai dalam sebuah foto yang memuat Bumi dan seorang cewek. Caption nya membuat Mentari sedih. Kakak lihat sendiri?"

"Indah dan Bumi. Apa hal ini yang membuat Mentari seperti ini? Terimakasih Reza. Kakak akan menghubungi Bapak dan Ibu. Mereka harus tau kondisi Mentari. Hal ini harus segera diatasi. Kasian dia."

Mendapat kabar dari Iqbal, Pak Wilaga dan Ibu Sari langsung terbang ke Zurich. Mereka hawatir dengan kondisi Mentari saat ini.

"bagaimana kondisi adikmu kak, Mentari tidak apa-apa kan? Kenapa Mentari bisa tidak makan? Kamu kemana saja, kenapa bisa begini? Mengurus adik satu saja tidak bisa. Kenapa kamu tidak paksa dia makan? Kalau ada apa-apa dengan Mentari gimana?" Ibu Sari langsung memberondong Iqbal dengan rentetan pertanyaan saat mereka bertemu.

"kondisi Mentari sudah stabil Bu. Dia semam karena dehidrasi, tubuhnya lemah karena tidak makan dengan baik. Memang benar Mentari tidak makan beberapa hari, tapi dia masih mau minum susu setiap sarapan. Maafkan kakak Bu, lalai menjaga Tari." Iqbal menjelaskan kepada Ibu. Kejadian ini membuatnya gagal sebagai seorang kakak sehingga adiknya menjadi seperti ini.

"Kenapa adikmu bisa seperti itu? Ada masalah apa?" Bapak Wilaga bertanya sembari merapihkan selimut Mentari.

"Sepertinya dia melihat postingan di Instagram mengenai kedekatan Bumi dengan Indah Pak."

"Adikmu itu jika sudah berhubungan dengan Bumi segalanya menjadi sulit dan rumit. Tetapi tidak bisa dipungkiri karena Bumi juga Mentari jadi memiliki keinginan untuk mandiri dan meraih apa yang diinginkannya. Kalau bukan Bumi yang memaksa Mentari keluar dari sosok gadis manja dan cengeng. Mentari tidak akan sampai disini." Ujar Bapak Wilaga sambil memandang putrinya yang tergolek lemas dibawah pengaruh obat tidur.

"Kita harus membangkitkan lagi rasa percaya diri Mentari. Bisa jadi Mentari berfikir bahwa Bumi dan Indah memiliki hubungan serius sehingga dia tidak memiliki kesempatan lagi. Anak kita sudah merasa kalah Pak. Karena selama ini dia selalu bergantung dengan Bumi dan ingin menjadi istri Bumi. Putri kita terlalu kecewa harapannya kandas", bu Sari membelai rambut anaknya, sesekali mencium kepala dan pipi gadis itu.

"Benar bu, Mentari terlampau kecewa"

Sore itu Mentari sudah sadar dari pengaruh obat tidur yang diberikan dokter. Tubunya telah dibersihkan dan pakaiannya sudah diganti yang baru. Ibu menyuapi Mentari bubur.
"Ayo sayang, buburnya dihabiskan pelan-pelan, sedikit-sedikit. Biar cepet sembuh", rayu bu Sari
"Mentari kenyang bu", Mentari menolak untuk makan

"Dipaksakan sedikit demi sedikit nak, perutmu harus ada isinya. Bagaimana kamu bisa sembuh kalau tidak mau makan?"

"tidak nafsu makan bu?"

"Nak, apapun masalah yang tengah berkecamuk di dalam kepala cantikmu itu. Pikirkan mengenai kesehatanmu. Karena apapun yang terjadi padamu sayang, orang yang akan paling kehilangan adalah kami. Orang tua dan kakak mu. Bumi hanya butuh waktu untuk melupakanmu dan mendapatkan pengganti. Sedangkan kami, tidak akan ada penggantimu, kami akan bersedih seumur hidup. Jadi tolong nak, demi Ibu, Bapak dan kakak, makan ya, sembuh. Kembali menjadi putri tercinta kami." Ibu membujuk Mentari agar mau makan. Mendengar apa yang diucapkan sang Ibu, Mentari tersadar dan dia menangis memeluk ibunya.

"Maafkan Mentari bu, maaf. Tari sayang Ibu, Tari mau sembuh, Tari mau makan. Maaf bu... maaf." Mentari menangis di pelukan ibunya.

BUMI DAN MENTARITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang