BULAN SABIT

2 0 0
                                    

Mentari kembali ke kampus. Mengejar ketinggalannya di beberapa mata kuliah. Walau banyak tugas yang harus dikerjakannya tetapi gadis itu pantang menyerah. Saat ini sepertinya gadis itu baru bangun dari tidur panjangnya.
Menyadari kebodohannya, betapa Mentari tidak sadar bahwa selama ini ada Bapak, Ibu, kak Iqbal yang amat menyayanginya. Dunia Mentari tidak hanya selebar Bumi. Hidup harus terus berjalan. Gadia itu bertekat akan menyelesaikan kuliahnya dengan baik dan memberikan kebanggakan keluarganya.

Usaha Mentari tidak sia-sia. Berkat bantuan Reza, dia bisa menyelesaikan ketertinggalan tugas dan beberapa mata kuliah. Saatnya mengerjakan tugas akhir. Sudah seminggu ini Mentari menjadi penunggu perpustakaan menghabiskan waktunya mengerjakan tugas akhirnya.
"Dek, malam ini kita makan diluar ya,"  Iqbal memberikan tawaran kepada sang adik.
"Kak, aku harus edit tugas akhirku. Besok mau bimbingan lagi. Ada data outlier yang harus kuhilangkan." Tolak Mentari
"Kakak tau kamu harus mengerjakan semua itu. Tapi untuk itu kamu harus rileka dan segar dulu agar ide-ide untuk memperbaiki tugasmu muncul dengan lancar. Ayo kita refreshing dulu. Kakak sudah pesan restoran yang kamu suka" kak Iqbal berusaha membujuk Mentari.
"Nanti pulangnya pasti malam kak."
"Besok minggu Tari, kamu bimbingan Senin. Jadi ga masalah kamu tidur malam. Lagipula ada satu rahasia yang mau kakak bagi"
"Rahasia apa kak?"
"Disana ada live musik, dan malam ini tema musicnya MLTR"
"Huaaah... Mentari siap-siap dulu kak"
"Jangan lama-lama dandannya"

Iqbal menatap kepergian adiknya dengan tersenyum. Tawa dan kebahagiaan itu yang dia harapkan selalu ada pada Mentari. Kebahagiaan itu akan lebih lengkap jika Mentari bisa bersanding dengan Bumi. lelaki yang dicintai adiknya, dan lelaki yang sangat mencintai adiknya.

BUMI DAN MENTARITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang